Kerajaan Galuh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k jaman --> zaman
HsfBot (bicara | kontrib)
k replaced: komoditi → komoditas (2)
Baris 18:
|image_map = Sunda Kingdom_id.svg
|image_map_caption = Wilayah Kerajaan Bersatu Sunda dan Galuh
|capital = <small> [[Karangkamulyan, Cijeungjing, Ciamis]] ([[612]]-[[702]]) <ref>http://akibalangantrang.blogspot.co.id/2008/09/raja-raja-galuh-1.html</ref> <ref>http://galoehsalaka.blogspot.co.id/p/sejarah-kerajaan-galuh-ciamis.html</ref> <ref>https://1000000inspirasi.wordpress.com/2012/02/07/kawali-ibukota-kerajaan-galuh-buyut-prabu-siliwangi/</ref> <br> Saunggalah ([[669]]-[[1311]])<br>[[Kawali]] ([[1311]]-[[1482]])</small>
|common_languages = [[Bahasa Sunda]], [[Bahasa Banyumasan]]
|government_type = Monarki
Baris 122:
* Dalem Adipati Singacala (1643-1718 M) putra Adidempul Cicit pangeran Bangsit, menikahi Nyi Anjungsari putri Pangeran Usman.<ref>http://ikerosmiati.blogspot.co.id/2012/10/situs-astana-gede-kawali.html</ref>
 
Sementara di wilayah Galuh lain yaitu '''Galuh Pangauban''' (Ciamis Selatan). Nama Galuh muncul lagi yang ingin menjadi Ratu Galuh yang menguasai kerajaan kecil (semacam kandaga lante) tempat Pangauban (perlindungan). Terletak antara Cipamali dan Cisanggarung lalu ke daearah aliran Sungai Citanduy. Kerajaan Galuh yang dirancang oleh Pucuk Umum (Pangauban) dibangun oleh Kamalarang dibantu oleh masyarakat Pakidulan yang tempatnya di tengah hutan berjarak dari laut sepenyirihan (kurang lebih 5 &nbsp;km) luasnya kurang lebih 100 depa persegi (sekitar 1,2 m).<ref>http://kumpulan-puisi-cinta-terbaru.blogspot.com/2013/02/sejarah-cijulang-dalam-konteks-makro.html</ref>
 
Sekelilingnya dipagar tanaman Haur Kuning yang berduri, sebelah Utara dibuat alun-alun yang luasnya 50 depa persegi, di sebelah Selatan ada tanah kosong seluas 50 deupa persegi. Bangunan keratonnya sangat sederhana tenggaranya didirikan tujuh rumah untuk para menteri dan pegawai negara yang penting. Di sekitar rumpun haur dikelilingi oleh perumahan rakyat yang setia sebanyak 100 orang ditambah oleh rakyat Bagolo serta Kamulyan Maratama, Maradua, dan Maratiga yang setia kepada Prabu Haur Kuning dalam membangun pusat Galuh Pangauban.<ref>abc Djadja Sukardja, 1999: 1-2</ref>
Baris 136:
Kangjeng Prabu sebagai bupati Galuh yang keenambelas ini paling ternama. Ia mempunyai ilmu yang tinggi dan merupakan bupati pertama di wilayah itu yang bisa membaca huruf latin. Memerintah dengan adil disertai dengan kecintaannya pada rakyat. Empat puluh tujuh tahun lamanya Raden Adipati Aria Kusumadiningrat memimpin Galuh Ciamis ([[1839]]-[[1886]]).
 
Pemerintah kolonial saat itu sedang menjalankan [[Tanam Paksa]]. Sebetulnya di tatar Priangan sejak tahun [[1677]] sudah dilaksanakan juga apa yang disebut ''Preangerstelsel'' atau sistem Priangan yang berkaitan dengan komoditikomoditas kopi. Sampai sekarang terabadikan dalam lagu yang berurai air mata yang bunyinya ''"Dengkleung dengdek, buah kopi raranggeuyan. Ingkeun saderek, ulah rek dihareureuyan"'', gambaran seorang wanita yang sedih berkepanjangan karena ditinggal pujaan hati bekerja dalam tanam paksa. Dari ''Preangerstelsel'', di tempat lain dimekarkan menjadi ''Culturstelsel''. Jelas di Kabupaten Galuh ini bukan cuma komoditikomoditas kopi yang dipaksa harus ditanam olah rakyat, tetapi juga nila. Proyek nila ini menimbulkan [[insiden]] [[Pieter Herbert van Lawick van Pabst|Van Pabst]] yang menyebabkan Bupati Ibanagara dicopot dari jabatannya.
 
=== Awal Mula adanya Perkebunan Kelapa di Galuh ===