Yerusalem: Perbedaan antara revisi

[revisi terperiksa][revisi terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Bot: Mengganti EastJerusalemMap.svg dengan EastJerusalemMap-es.svg
k bentuk baku
Baris 105:
{{main|Garis waktu Yerusalem|Sejarah Yerusalem}}
 
Mengingat posisi sentral kota Yerusalem di tengah nasionalisme Yahudi ([[Zionisme]]) dan [[nasionalisme Palestina]], selektivitas yang diperlukan untuk merangkum lebih dari 5000 tahun sejarah permukimannya seringkalisering kali dipengaruhi oleh latar belakang atau bias ideologis (lih. [[Historiografi dan nasionalisme]]).<ref name="bishara">{{cite web|url=http://uprootedpalestinians.blogspot.com/2010/04/brief-note-on-jerusalem-by-azmi-bishara.html|title=A brief note on Jerusalem|author=[[Azmi Bishara]]|accessdate=22 September 2010}}</ref> Era kedaulatan Yahudi dalam sejarah Yerusalem dipandang penting oleh nasionalis Israel (Zionis), yang mengklaim hak atas kota ini berdasarkan garis keturunan Yahudi dari Kerajaan Yehuda bangsa Israel, di mana Yerusalem adalah ibu kotanya.<ref>"Tidak ada kota di dunia ini, bahkan tidak Athena ataupun Roma, yang pernah memainkan peran sedemikian besar dalam kehidupan suatu bangsa untuk waktu yang begitu lama seperti yang telah diperankan Yerusalem dalam kehidupan orang-orang Yahudi." [[David Ben-Gurion]], 1947</ref><ref>“Selama tiga ribu tahun, Yerusalem telah menjadi pusat kerinduan dan harapan Yahudi. Tidak ada kota lain yang telah memainkan peran sedemikian dominan dalam sejarah, budaya, agama, dan kesadaran suatu bangsa sebagaimana dimiliki Yerusalem dalam kehidupan Yahudi dan Yudaisme. Sepanjang abad-abad pembuangan, Yerusalem tetap hidup dalam hati orang-orang Yahudi di mana-mana sebagai titik fokus sejarah Yahudi, simbol kejayaan kuno, pemenuhan spiritual, dan pembaruan modern. Hati dan jiwa orang-orang Yahudi ini menimbulkan pemikiran bahwa jika Anda ingin satu kata sederhana untuk melambangkan semua sejarah Yahudi, kata itu hendaknya 'Yerusalem'." [[Teddy Kollek]] (DC: Washington Institute For Near East Policy, 1990), pp. 19–20.</ref> Era Islam, Kristen dan berbagai era non-Yahudi lainnya dalam sejarah Yerusalem dipandang penting bagi nasionalis Palestina, yang mana mengklaim hak atas kota ini berdasarkan garis keturunan [[Bangsa Palestina|Palestina]] modern dari beragam bangsa berbeda yang telah tinggal di wilayah ini.<ref>Ali Hussein Qleibo, [http://www.asafas.kyoto-u.ac.jp/kias/1st_period/contents/pdf/kb3_1/04qleibo.pdf 'Canaanites, Christians, and the Palestinian Agricultural Calendar,'] Kyoto Bulletin of Islamic Area Studies, Vol.3 No.1 July 2009 pp.9-20, pp.15-16:"Orang Kanaan Kuno pernah menempa hubungan spiritual terlebih dulu dengan Palestina. Persepsi awal mereka tentang geografi Palestina: beragam batuan, gua, mata air, dan pepohonan telah mengilhami tanah suci tersebut dengan mitosnya. Interaksi, intuisi, dan persepsi mereka dengan lingkungan alam, menyusun dan mengkondisikan warisan spiritual, keagamaan, dan sistem sosio-ekonomi yang unik sehingga aneka ragam etnis Semit dan non-Semit yang kemudian menjadi pemukim itu melakukan adaptasi diri. Proses dinamis adaptasi ekologi menuju suatu lingkungan yang selalu berubah, keragaman budaya yang darinya negara-kota Kanaanit yang baru lahir itu tersusun, dan pengaruh dari berbagai bangsa dengan siapa bangsa Palestina bersentuhan, tidak pernah berhenti. Ekosistem yang ringkih dengan ketergantungan pada hujan, yang mana rentan terhadap dramatisnya perubahan iklim, telah secara dinamis mendorong suatu proses adaptasi yang terus berubah. Masyarakat ini tak terhitung banyaknya dan termasuk orang Amori, Yebus, Kanaan, Ibrani, Edom, Aram, dan Arab. Orang-orang non-Semit kuno terdiri dari beragam orang Yunani dari Kreta, Ionia, Laut Hitam, Anatolia, dan Lydia, lalu diikuti orang Yunani Helenik, legiun Romawi, Persia, Bizantin, Tentara Salib, Kurdi, Turki. Dalam sejarah modern, orang Mesir, Britania, Yordania, dan Israel memainkan peran yang terus meningkat dalam melakukan reorganisasi sistem ekologi, memperluas sumber daya kami dalam arah yang baru, dan membentuk kembali identitas modern Palestina. Sebagai pewaris semua budaya dan bangsa ini, orang-orang Palestina tidak dapat mengklaim kemurnian genetik ras ataupun homogenitas budaya ontologis."</ref><ref>"(Dengan merujuk pada orang Palestina dalam zaman [[Kekaisaran Ottoman|Ottoman]]) Meskipun bangga akan garis keturunan dan warisan [[bangsa Arab|Arab]] mereka, [[orang Palestina]] menganggap diri mereka tidak hanya sebagai keturunan kaum Arab penakluk dari abad ke-7 tetapi juga dari [[penduduk asli]] yang pernah tinggal di negara tersebut sejak zaman dahulu kala, termasuk [[orang Ibrani]] kuno dan orang [[Kanaan]] sebelum mereka. Karena sadar akan kekhasan sejarah Palestina, orang Palestina memandang diri mereka sebagai pewaris dari ragam asosiasi yang kaya itu." [[Walid Khalidi]], 1984, ''Before Their Diaspora: A Photographic History of the Palestinians, 1876–1948''. Institute for Palestine Studies</ref> Akibatnya kedua belah pihak mengklaim bahwa sejarah Yerusalem telah dipolitisir oleh kalangan lain untuk memperkuat klaim relatif mereka atas kota ini,<ref name="bishara"/><ref>{{cite web|url=http://hnn.us/articles/7257.html|title=How Jews and Arabs Use (and Misuse) the History of Jerusalem to Score Points|author=[[Eric H. Cline]]|accessdate=22 September 2010}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.mythsandfacts.com/conflict/3/jerusalem.pdf|title=One Nation’s Capital Throughout History|author=Eli E. Hertz|accessdate=22 September 2010}}</ref> dan bahwa hal ini dikonfirmasi oleh fokus-fokus berbeda yang dibuat beragam penulis pada berbagai peristiwa dan era dalam sejarah kota ini.
 
=== Ikhtisar periode sejarah Yerusalem ===
Baris 226:
[[Berkas:Mandelbaum Gate Jerusalem.jpg|jmpl|Dua polisi Israel berjumpa dengan seorang [[Legiun Arab|Legiuner Yordania]] di dekat [[Gerbang Mandelbaum]] ({{circa}} 1950).]]
 
Perang tahun 1948 mengakibatkan pembagian wilayah Yerusalem, sehingga [[Kota Lama Yerusalem|kota lama yang bertembok tersebut]] sepenuhnya terletak di sisi Yordania dari [[Garis Hijau (Israel)|perbatasan]]. Wilayah tanpa pemilik di antara Yerusalem Barat dan Timur menjadi jelas keberadaannya pada bulan November 1948. [[Moshe Dayan]], komandan pasukan Israel di Yerusalem, bertemu dengan [[Abdullah el Tell]] mitranya dari Yordania di sebuah rumah kosong di Lingkungan [[Musrara, Yerusalem]], dan menandai posisi mereka masing-masing dalam peta: posisi Israel berwarna merah dan Yordania berwarna hijau. Peta kasar ini tidak dimaksudkan sebagai suatu peta resmi, dan menjadi [[Garis Hijau (Israel)|garis perbatasan]] final dalam [[Perjanjian Gencatan Senjata 1949]] yang mana membagi kota ini dan menjadikan [[Gunung Scopus]] sebagai [[daerah kantong]] Israel di [[Yerusalem Timur]].<ref>{{cite web|url=http://www.jposttravel.com/jerusalem_tours/FormerIsrael1008.html|title=No Man's Land|publisher=Jposttravel.com|accessdate=11 September 2010}}</ref> Kawat berduri dan pagar beton dipasang di tengah-tengah kota, melewati dekat [[Gerbang Yafo]] di sebelah barat [[Kota Lama Yerusalem|Kota Lama]], dan suatu titik persimpangan didirikan di [[Gerbang Mandelbaum]] —sedikit ke utara Kota Lama. Pertempuran-pertempuran militer skala kecil seringkalisering kali mengancam gencatan senjata tersebut.
 
Setelah pendirian negara Israel, Yerusalem dideklarasikan sebagai ibu kotanya.<ref>{{cite book|editor1-last=Breger|editor1-first=Marshall J.|editor1-link=Marshall Jordan Breger|editor2-last=Ahimeir|editor2-first=Ora|last=Klein|first=Menachem|title=Jerusalem: A City and Its Future|year=2002|publisher=[[Jerusalem Institute for Israel Studies]], [[Syracuse University Press]]|isbn=0-8156-2912-5|url={{Google books|id=FGOY5oDGGLUC|page=145|plainurl=Yes }}|accessdate=14 October 2012|page=145|chapter=Chapter 5: Rule and Role in Jerusalem|quote=Pada tanggal 5 Desember 1948, Perdana Menteri Ben-Gurion mengklaim Yerusalem sebagai bagian dari Israel dan delapan hari kemudian Knesset Israel mendeklarasikannya sebagai ibu kota Israel.}}</ref> Yordania secara resmi meng[[aneksasi]] Yerusalem Timur pada tahun 1950, memberlakukan hukum Yordania di wilayah itu, dan mendeklarasikannya sebagai "ibu kota kedua" Yordania pada tahun 1953.<ref name="lapidoth">{{cite web
Baris 333:
 
Dua olahraga yang paling populer adalah [[sepak bola]] dan [[bola basket|basket]].<ref>{{Cite book|title=Culture and Customs of Israel|last=Torstrick|first=Rebecca L.|isbn=0-313-32091-8|date=30 June 2004|publisher=Greenwood Press|page=141|quote=
Dua olahraga tontonan yang paling populer di Israel adalah sepak bola dan basket.}}</ref> [[Beitar Jerusalem F.C.]] adalah salah satu klub sepak bola yang paling terkenal di Israel. Para penggemarnya termasuk figur-figur politik yang seringkalisering kali menghadiri pertandingannya.<ref>{{Cite news|url=http://www.israel-mfa.gov.il/MFA/Israel%20beyond%20the%20conflict/Betar%20Jerusalem-%20A%20Local%20Sports%20Legend%20Exports%20Tal|archiveurl=https://web.archive.org/web/20071231081639/http://www.israel-mfa.gov.il/MFA/Israel+beyond+the+conflict/Betar+Jerusalem-+A+Local+Sports+Legend+Exports+Tal|archivedate=31 December 2007|publisher=Israel Magazine via the Israel Ministry of Foreign Affairs|last=Griver|first=Simon|date=October 1997|accessdate=7 March 2007|title=Betar Jerusalem: A Local Sports Legend Exports Talent to Europe's Top Leagues}}</ref> Tim sepak bola utama lainnya di Yerusalem, dan salah satu rival utama Beitar, adalah [[Hapoel Jerusalem F.C.]] Beitar telah tujuh kali menjadi juara [[Piala Negara Israel]],<ref>{{cite web|url=http://bjerusalem.co.il/|title=בית"ר ירושלים האתר הרשמי – דף הבית|publisher=Bjerusalem.co.il|accessdate=11 September 2010}}</ref> sementara Hapoel hanya pernah sekali menjadi juaranya. Beitar telah enam kali memenangi liga utama, sedangkan Hapoel belum pernah berhasil. Beitar bermain di [[Ligat ha'Al]] yang lebih bergengsi, sementara Hapoel berada di divisi dua [[Liga Leumit]]. Sejak dibukanya pada tahun 1992, [[Stadion Teddy|Stadion Teddy Kollek]] menjadi stadion sepak bola utama di Yerusalem dengan kapasitas 21.600 penonton.<ref>{{cite web|url=http://www.mfa.gov.il/mfa/mfaarchive/2000_2009/2001/12/focus%20on%20israel-%20jerusalem%20-%20architecture%20since%2019|publisher=Israeli Ministry of Foreign Affairs|date=1 December 2001|accessdate=7 March 2007|last=Eldar|first=Yishai|title=Jerusalem: Architecture Since 1948}}</ref> Klub sepak bola Palestina yang paling populer adalah [[Jabal Al-Mukaber Club]] (sejak tahun 1976) yang bermain di [[Liga Utama Tepi Barat]]. Klub ini berasal dari [[Gunung Scopus]] di Yerusalem, bagian dari [[Konfederasi Sepak Bola Asia]], dan bermain di [[Stadion Internasional Faisal Al-Husseini]] di [[Ar-Ram]], dekat [[Tembok Pemisah Israel]].<ref name="pfa">{{cite web|url=http://www.pfa.ps/clubdetails.aspx?clubid=13 |title=Palestinian Football Association, Jabal Al-Mokaber |publisher=Pfa.ps |accessdate=17 October 2011 |deadurl=yes |archiveurl=https://web.archive.org/20110502075101/http://www.pfa.ps:80/clubdetails.aspx?clubid=13 |archivedate=2 May 2011 }}</ref><ref name="James Montague, CNN">[http://edition.cnn.com/2010/SPORT/football/09/14/football.israel.palestine.beitar/index.html Football and the wall: The divided soccer community of Jerusalem], by James Montague, [[CNN]] 17 September 2010</ref>
 
Dalam olahraga basket, [[Hapoel Jerusalem B.C.|Hapoel Jerusalem]] bermain di [[Liga Utama Bola Basket Israel|divisi utama]]. Klub ini telah memenangi [[Piala Negara Bola Basket Israel|Piala Negara]] sebanyak tiga kali, dan [[Eurocup Basketball|ULEB Cup]] pada tahun 2004.<ref>{{cite web|url=http://www.hapoel.co.il/hapoel.asp|archiveurl=https://web.archive.org/web/20080102043627/http://www.hapoel.co.il/hapoel.asp|archivedate=2 January 2008|publisher=Hapoel Migdal Jerusalem|title=Home|accessdate=7 March 2007|language=he}} (The listing of championship wins are located at the bottom after the completion of the Flash intro.)</ref>
Baris 408:
|-
|style="text-align:right; vertical-align:top;"|vii.&nbsp;&nbsp;
|{{note|pal-pos}}Negara Palestina (menurut Hukum Dasar Palestina, Judul Satu: Artikel 3) menganggap Yerusalem sebagai ibu kotanya.<ref name=BasicLawPal-T1A3/> Tetapi dokumen-dokumen Departemen Urusan Negosiasi (NAD) dari [[PLO]] seringkalisering kali menyebut [[Yerusalem Timur]] (bukan seluruh Yerusalem) sebagai ibu kota masa depannya, dan terkadang menyebutnya sebagai ibu kotanya saat ini. Salah satu dokumennya dari tahun 2010, dideskripsikan sebagai "hanya untuk keperluan diskusi", mengatakan bahwa Palestina memiliki suatu '"visi"' untuk masa depan di mana "Yerusalem Timur ... akan menjadi ibu kota Palestina, dan Yerusalem Barat akan menjadi ibu kota Israel",<ref name=PLO-NAD-2010>PLO-NAD, June 2010, [http://www.nad-plo.org/userfiles/file/Non-Peper/Jerusalem%20Non-Paper-%20Final%20%20June%202010.pdf ''Jerusalem Non-Paper''] on [http://www.nad-plo.org/etemplate.php?id=59 ''Statements and Speeches''], nad-plo.org; accessed 25 November 2014. Extracts from page 2:"This paper is '''for discussion purposes only'''. Nothing is agreed until everything is agreed.<br><br>Palestinian '''vision''' for Jerusalem<br>...<br>Pursuant to our '''vision''', '''East Jerusalem''', as defined by its pre-1967 occupation municipal borders, '''shall be the capital of Palestine, and West Jerusalem shall be the capital of Israel''', with each state enjoying full sovereignty over its respective part of the city."</ref> dan salah satu dokumennya dari tahun 2013 menyebut "ibu kota Palestina, Yerusalem Timur", serta menyatakan bahwa "Yerusalem Timur yang diduduki merupakan pusat politik dan sosial ekonomi alamiah bagi negara Palestina di masa depan", sambil menyatakan juga bahwa "Yerusalem selalu dan tetap menjadi jantung politik, pemerintahan dan spiritual Palestina" dan bahwa "Penerimaan Palestina atas perbatasan tahun 1967, yang mana meliputi Yerusalem Timur, adalah suatu kompromi yang menyakitkan".<ref name=PLO-NAD-2013>PLO-Negotiations Affairs Department (NAD), August 2013, [http://www.nad-plo.org/userfiles/file/Factsheet%202013/EJ%20TODAY_FINAL%20REPORT_II.pdf ''East Jerusalem today – Palestine's Capital: The 1967 border in Jerusalem and Israel's illegal policies on the ground''], nad-plo.org; accessed 25 November 2014, Quotes:" ... Palestine’s capital, East Jerusalem ... The Palestinian acceptance of the 1967 border, which includes East Jerusalem, is a painful compromise: ... Jerusalem has always been and remains the political, administrative and spiritual heart of Palestine. Occupied East Jerusalem is the natural socio-economic and political center for the future Palestinian state."</ref>
|-
|style="text-align:right; vertical-align:top;"|viii.&nbsp;&nbsp;