Serangan bunuh diri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Membatalkan 1 suntingan oleh Vlnmaulia (bicara): Suntingan uji coba (TW)
Tag: Pembatalan
k →‎top: bentuk baku
Baris 3:
'''Serangan bunuh diri''' adalah suatu serangan yang dilakukan (para) penyerangnya dengan maksud untuk membunuh orang (atau orang-orang) lain dan bermaksud untuk turut mati dalam proses serangannya (lihat [[bunuh diri]]), misalnya dengan sebuah ledakan bom atau tabrakan yang dilakukan oleh si penyerang. Istilah ini kadang-kadang digunakan secara bebas untuk sebuah kejadian yang maksud si penyerang tidak cukup jelas meskipun ia hampir pasti akan mati karena pembelaan diri atau pembalasan dari pihak yang diserang.
 
Di zaman modern, serangan seperti itu seringkalisering kali dilakukan dengan bantuan kendaraan atau [[bahan peledak]] seperti [[bom]] (''bom bunuh diri'') atau keduanya (mis. kendaraan yang dimuati dengan bahan peledak). Bila semua rencana berjalan mulus, si penyerang akan terbunuh dalam tabrakan atau peledakan.
 
Serangan bunuh diri adalah sejenis [[taktik militer|taktik]], yang direncanakan dan diorganisir oleh kelompok militer atau [[paramiliter]] yang berkomitmen tinggi. Menurut Robert Pape, direktur Proyek Chicago tentang terorisme bunuh diri dan pakar tentang bom bunuh diri, 95% dari serangan-serangan itu di waktu-waktu belakangan ini mempunyai tujuan strategis spesifik yang sama: memaksa negara yang menduduki untuk menarik pasukan-pasukannya dari sebuah wilayah yang diperebutkan. Pape mencatat bahwa dalam beberapa dasawarsa terakhir serangan-serangan bunuh diri sebagai taktik politik digunakan untuk melawan negara-negara demokratis di mana opini publik memainkan peranan dalam menentukan kebijakan.
 
Sebagai taktik militer yang dimaksudkan untuk menimbulkan kerugian materi dalam perang, serangan bunuh diri menjadi terkenal pada masa [[Perang Dunia II]] di Pasifik ketika kapal-kapal [[Sekutu Perang Dunia II|Sekutu]] diserang oleh pilot-pilot [[kamikaze]] [[Jepang]] dengan menerbangkan [[pesawat terbang]] mereka yang dimuati dengan bahan peledak ke sasaran-sasaran militer. Sejak [[1980-an]], biaya yang dianggap murah dan daya rusak yang hebat dari taktik ini mungkin menjadi alasan mengapa ia makin banyak dipergunakan oleh gerakan-gerakan perlawanan, termasuk para [[perang gerilya|gerilyawan]] dan kelompok-kelompok pemberontak -- yangpemberontak—yang distilahkan sebagai "[[terorisme|kelompok-kelompok teroris]] oleh pemerintah yang menjadi sasaran. Yang paling menonjol taktik ini telah digunakan di [[Timur Tengah]] dan [[Sri Lanka]].
 
== Catatan ==