Rāhula: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Baris 42:
==== Tradisi lainnya ====
Teks-teks mengartikan ''rāhu'' secara berbeda. Contohnya, kitab Pāli ''[[Apadana|Apadāna]]'', serta catatan lain yang ditemukan dalam teks-teks [[vinaya|disiplin monastik]] tradisi Mūlasarvāstivāda, ''rāhu'' diartikan berasal dari gerhana bulan, yang secara tradisional dipandang disebabkan oleh [[asura (Buddhisme)|asura]] (iblis) [[Rāhu]].{{sfn |Gnoli |1977 |page = 119}}{{sfn |Malalasekera |1960 |loc=[http://www.palikanon.com/english/pali_names/r/raahula.htm Rāhula]}} The ''Apadāna'' menyatakan bahwa seperti halnya bulan dihalangi pemandangannya oleh Rāhu, Pangeran Siddhārtha dihalangi oleh kelahiran Rāhula.{{sfn |Malalasekera |1960 |loc=[http://www.palikanon.com/english/pali_names/r/raahula.htm Rāhula]}}{{sfn |Crosby |2013 |p=105}} Namun, tradisi Mūlasarvāstivāda menyatakan bahwa Rāhula dikandung pada sore penarikan Pangeran Siddhārtha, dan lahir enam tahun kemudian, pada hari dimana ayahnya mencapai pencerahan,{{sfn |Buswell |Lopez |2013 |loc=Rāhula}} yang terjadi pada gerhana bulan.{{sfn |Strong |1997 |p=119}}{{sfn |Crosby |2013 |p=105}} Penjelasan lebih lanjut ditujukan kepada teori astrologi dari nama Rāhula dengan pengamatan bahwa para putra [[Daftar Buddha|Buddha sebelumnya]] diberikan nama serupa, berkaitan dengan rasi-rasi bintang.{{sfn |Rahula |1978 |p=136}}
 
Mūlasarvāstivāda dan teks-teks Tionghoa pada masa berikutnya seperti ''[[Dharmaguptaka#Sūtra Abhiniṣkramaṇa|Sūtra Abhiniṣkramaṇa]]'' memberikan dua jenis penjelasan untuk periode kandungan jangka panjang.{{sfn |Meeks |2016 |pp=139{{en dash}}40}}{{sfn |Sasson |Law |2008 |p=69}} Jenis pertama melibatkan [[karma (Buddhisme)|karma]] dari Putri Yaśodharā dan Rāhula itu sendiri.<!--139-40--> Menurut penafsiran tersebut, Yaśodharā mengalami kesakitan saat mengandung anaknya dalam janinnya selama enam tahun, karena pada kehidupan sebelumnya sebagai penggembala sapi enggan menolong ibunya membawa segentong susu dan membiarkan ibunya membawa gentong tambahan sepanjang enam ''[[yojana]]''.{{sfn |Meeks |2016 |pp=139{{en dash}}40}}{{sfn |Sasson |Law |2008 |pp=69{{en dash}}70}} Sementara untuk Rāhula, karmanya adalah bahwa pada kehidupan sebelumnya sebagai raja, ia membiarkan orang bijak menunggu selama enam hari.{{sfn |Meeks |2016 |p=140}}{{sfn |Ohnuma |2012 |p=143}} Pada kehidupan tersebut, ia merupakan seorang raja bernama Sūrya dan saudaranya, [[Bodhisattva#Buddhisme awal dan Theravāda|kehidupan Buddha pada masa sebelumnya]],{{sfn |Rahula |1978 |p=136}} merupakan seorang [[rishi|eremit]] bernama Candra atau Likhita yang mengambil sumpah bahwa ia hanya hidup dari apa yang diberikan oleh masyarakat. Pada suatu hari, saudaranya melanggar sumpahnya untuk mengambil beberapa air, dan merasa bersalah, meminta raja untuk menghukumnya.{{refn |group=note |Dalam teks-teks tradisi Mūlasarvāstivāda, saudaranya adalah eremit yang lain, bukan raja, namun ia mengirim saudaranya untuk melihat raja menghukumnya.{{sfn |Péri |1918 |p=8}}}} Raja enggan memberikan hukuman hanya karena masalah sepele semacam itu, namun suadaranya menunggui keputusan akhirnya dan bertahan di taman istana. Setelah enam hari, raja mendadak menyadari bahwa ia melupakan perihal eremit tersebut dan langsung berniat membebaskannya, yang termasuk permintaan maaf dan hadiah-hadiah. Akibatnya, Rāhula menunggu selama enam tahun sebelum lahir.{{refn |Lihat {{harvtxt |Sasson |Law |2008 |p=69}} dan {{harvtxt |Strong |1997 |p=117}}. Untuk nama dua bersaudara tersebut, lihat {{harvtxt |Deeg |2010 |pp=59, 62}}.}} Dalam beberapa versi, raja tak mengijinkan orang bijak untuk memasuki kerajaannya dan mendapatkan karma buruk yang sama yakni masa kandungan yang panjang.{{sfn |Shirane |2013 |pp=168{{en dash}}9}} Karya komentar Mahāyāna pada masa berikutnya ''[[Mahāprajñāpāramitāupadeśa]]'' ({{zh|t=大智度論|p=Dazhidulun}}) tak menghiraukan karma Yaśodharā untuk masa kandungan selama enam tahun, namun tak menyebut karma Rāhula yang sama sebagai raja. Namun, dalam teks devosional Jepang abad ke-13 ''Raun Kōshiki'', kelahiran Rāhula dipandang sebagai bukti mukjizat, ketimbang buah karma.{{sfn |Meeks |2016 |p=141}}{{sfn |Sergeevna |2019 |p=81}}{{refn |group=note |Dalam teks-teks Pāli, tidak disebutkan periode kandungan yang lama dari Rāhula, namun motif serupa muncul dalam cerita Suppāvāsā, dengan karya serupa pada kehidupan masa lampau.{{sfn |Rahula |1978 |p=136}}}}
 
== Catatan ==