Sakuntala: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
M. Adiputra (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
| Devanagari = शकुन्‍तला
| Ejaan_Sansekerta = Shākuntalā
| Kitab = ''[[Mahabharata]], [[Purana]]''
| Keluarga = Keluarga
| Tempat = Asrama Resi Kanwa, lalu pindah ke [[Hastinapura]]
| Anak = [[Bharata (raja)|Bharata]]
| Orangtua = [[Menaka]] dan [[Wiswamitra]]
| Pasangan = [[Duswanta]]
}}
[[Berkas:Ravi Varma-Shakuntala.jpg|right|thumb|200px|Sakuntala putus asa.<br />(Lukisan karya [[Raja Ravi Varma]]).]]
 
'''Sakuntala''' ([[bahasa SansekertaSanskerta|SansekertaSanskerta]]: शकुन्‍तला; ''Shākuntalā'') adalah nama permaisuri Raja [[Duswanta]], leluhur [[Pandawa]] dan [[Korawa]] dalam kisah epik[[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]''. Ia merupakan Ibu dari Raja [[Bharata (raja)|Bharata]] yang menurunkan keluarga Bharata. Ia juga merupakan anak angkat [[Bagawan Kanwa]]. Konon Ibu kandungnya adalah [[bidadari]] [[Menaka]] dari [[kahyangan]].
[[Berkas:Shakuntala RRV.jpg|right|thumb|200px|Shakuntala menulis surat kepada Duswanta.<br />(Lukisan karya [[Raja Ravi Varma]])]]
 
'''Sakuntala''' ([[bahasa Sansekerta|Sansekerta]]: शकुन्‍तला; ''Shākuntalā'') adalah nama permaisuri Raja [[Duswanta]], leluhur [[Pandawa]] dan [[Korawa]] dalam kisah epik [[Mahabharata]]. Ia merupakan Ibu dari Raja [[Bharata (raja)|Bharata]] yang menurunkan keluarga Bharata. Ia juga merupakan anak angkat [[Bagawan Kanwa]]. Konon Ibu kandungnya adalah [[bidadari]] [[Menaka]] dari [[kahyangan]].
 
== Asal-usul ==
 
Riwayat Sakuntala muncul sekilas dalam kitab ''[[Adiparwa]]''. Dikisahkan ada seorang pertapa bernama [[Wiswamitra]], dulu merupakan seorang [[monarki|Raja]] namun kemudian meninggalkan kehidupan istananya karena ingin mendapatkan kejayaan seperti Bagawan [[Wasistha]]. Tapanya sangat khusuk, tak tergoyahkan. Melihat hal tersebut, Dewa [[Indra]] mengutus [[bidadari]] [[Menaka]] agar menguji tapa Sang [[Wiswamitra]]. Bidadari Menaka terbang ke tempat Wiswamitra bertapa, diiringi Dewa [[Bayu]] dan [[Kamadewa|Semara]].
 
Ketika sampai di tujuan, [[bidadari]] [[Menaka]] menjalankan tugasnya. Bidadari tersebut menggoda Sang [[Wiswamitra]] sehingga nafsu birahinya muncul. Bidadari Menaka kemudian dihamili oleh Sang Wiswamitra. Setelah merasa tugasnya telah diselesaikan dengan baik, bidadari Menaka terbang kembali ke [[kahyangan]] sementara Sang Wiswamitra pergi meninggalkan tempat pertapaannya karena gagal. Di tepi [[sungai Malini]], Sang bidadari melahirkan bayi perempuan. Bayi tersebut ditinggalkan seorang diri di sana sementara ibunya terbang ke [[kahyangan]] tanpa cinta kasih. Kemudian sang bayi dirawat oleh burung ÇakuniSakuni.
 
Bagawan [[Kanwa]] yang sedang mencari kembang di sekitar sungai Malini terkejut melihat seorang bayi tergeletak, dirawat oleh burung ÇakuniSakuni. Lalu bayi itu dipungut, diberkahi, dipelihara, dan diberi nama Sakuntala karena dirawat oleh burung ÇakuniSakuni.
 
== Sakuntala dan Raja Duswanta ==
Baris 32 ⟶ 35:
=== Kelahiran Sang Bharata ===
 
Dari hasil hubungannya dengan Raja Duswanta, lahirlah seorang putera rupawan, diberi nama [[Bharata (raja)|Sarwadamana]]. Tanda-tanda ia merupakan calon seorang penguasa dunia tampak dari gambar [[cakra]] di telapak tangannya. Setelah anaknya lahir, Sakuntala dengan setia menunggu kedatangan Raja [[Duswanta]]. Namun Sang Raja tak kunjung datang. Hati Sakuntala menjadi semakin sedih memikirkan masa depan anaknya yang tak kunjung dijemput sang ayah sebagai pewaris kerajaan. Meliha hal tersebut, Bagawan [[Kanwa]] menyuruh [[Duswanta]] beserta anaknya agar pergi menghadap Sang Raja di ibukota.
 
=== Penolakan Sang Raja ===
[[Berkas:Shakuntala RRV.jpg|right|thumb|200px|Shakuntala menulis surat kepada Duswanta.<br />(Lukisan karya [[Raja Ravi Varma]]).]]
 
Karena ingin agar anaknya menjadi Raja, Sakuntala rela pergi ke ibukota. Setelah sampai di ibukota, Sakuntala menghadap Sang Raja yang sedang bersidang di istana kerajaan. Di depan umum, Sakuntala menjelaskan maksud kedatangannya bahwa ia hendak menyerahkan puteranya, [[Sarwadamana]], sebagai putera mahkota karena janji Sang Raja. Mendengar pengakuan tersebut, Raja Duswanta menolak kebenaran perkataan Sakuntala. Bahkan ia menolak telah menikah dan memiliki anak dari Sakuntala. Ia juga menghina dan mencela Sakuntala di muka umum. Sakuntala menangis karena dipermalukan. Bagaimana pun penjelasannya agar Sang Raja mau mengakui Sarwadamana sebagai putera, Sang Raja selalu mengelak.
 
Tiba-tiba terdengar suara dari langit yang membenarkan perkataan Sakuntala. Raja tak bisa mengelak lagi lalu ia menyongsong dan memeluk Sakuntala beserta anaknya. Kemudian ia menagis karena bahagia sambil berkata, "Duhai Sakuntala, sebenarnya aku sangat gembira akan kedatanganmu. Namun aku terhalang karena kedudukanku sebagai Raja. Apa kata dunia bila akau menikahimu yang tidak dikira sebagai istriku? Kini kesangsian itu tak ada lagi, karena semuanya telah mendengar sabda dari langit yang membenarkan ucapanmu. Karena itu, engkau adalah istriku dan Sarwadamana adalah puteraku. Ia akan kuangkat sebagai Raja menggantikan kekuasaanku. Namanya kuganti menjadi Bharata karena berdasarkan sabda dari langit".
 
Setelah Raja Duswanta berkata demikian, ia menyerahkan tahta kepada Sarwadamana yang berganti nama menjadi [[Bharata]]. Kemudian Bharata menaklukkan daratan India Kuno ([[Bharatawarsha]]) dan menurunkan [[Kuru (Mahabharataraja)|Kuru]], yang menurunkan Wangsa [[Kaurawa]] (Korawa).
 
== Silsilah ==