Salya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
SilvonenBot (bicara | kontrib) k bot Menambah: su:Salya |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 10:
}}
'''Salya''' ([[Sansekerta]]: '''शल्य'''; ''Shalya'') adalah
Dalam [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]], Salya sering pula disebut dengan nama '''Prabu Salyapati''', sedangkan negeri yang ia pimpin disebut dengan nama [[Kerajaan Mandaraka]].
== Asal-Usul ==
Menurut versi ''[[Mahabharata]]'', raja Kerajaan Madra semula bernama Artayana, yang memiliki dua orang anak bernama Salya dan [[Madri]]. Setelah Artayana meninggal, Salya menggantikannya sebagai raja, sedangkan Madri menjadi istri kedua [[Pandu]] raja [[Hastinapura]],
== Silsilah Keluarga ==
Versi ''[[Mahabharata]]'' menyebut Salya memiliki dua orang putra bernama Rukmarata dan Rukmanggada. Namun siapa nama istrinya atau ibu dari kedua anak tersebut tidak diketahui dengan jelas.
Versi ''[[Bharatayuddha]]'', yaitu sebuah naskah berbahasa [[bahasa Jawa Kuna|Jawa Kuno]] menyebut nama istri Salya adalah
Versi [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]] menyebut
Tokoh Burisrawa dalam ''Mahabharata'' dan ''Bharatayuddha''
== Kisah Perkawinan ==
Kisah perkawinan Salya dan Setyawati terdapat dalam versi [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]]. Salya yang sewaktu muda bernama Narasoma pergi berkelana karena menolak dijodohkan oleh ayahnya. Di tengah jalan ia bertemu seorang [[brahmana]] [[raksasa]] bernama [[Resi Bagaspati]] yang ingin menjadikannya sebagai menantu.
Bagaspati mengaku memiliki putri cantik bernama Pujawati yang mimpi bertemu Narasoma dan jatuh hati kepadanya. Narasoma menolak lamaran Bagaspati karena yakin Pujawati pasti juga berparas raksasa. Keduanya pun bertarung. Narasoma kalah dan dibawa Bagaspati ke tempat tinggalnya di Pertapaan Argabelah.
== Ilmu Candabirawa ==
Narasoma yang sombong merasa jijik memiliki mertua seorang raksasa. Pujawati yang lugu menyampaikan hal itu kepada Bagaspati. Bagaspati menyuruh putrinya itu memilih antara ayah atau suami. Ternyata Pujawati memilih suami. Bagaspati bangga mendengarnya dan mengganti nama Pujawati menjadi Setyawati.
Setyawati menyampaikan kepada Narasoma bahwa ayahnya siap mati daripada mengganggu keharmonisan rumah tangga mereka. Bagaspati rela dibunuh asalkan Setyawati jangan sampai dimadu. Narasoma bersedia. Ia kemudian menusuk Bagaspati namun tidak mempan. Bagaspati sadar kalau memiliki ilmu kesaktian bernama ''Candabirawa''. Ia pun mewariskan ilmu tersebut kepada Narasoma terlebih dulu.
Narasoma kemudian menusuk siku Bagaspati, yaitu tempat titik kelemahannya. Kali ini Bagaspati tewas seketika. Narasoma kemudian membawa Setyawati pulang ke Mandaraka.
== Dikalahkan Pandu ==
Mandrapati menyambut kedatangan Narasoma dan Setyawati dengan gembira. Namun ia
Narasoma dan Madrim tiba di [[Kerajaan Mandura]] di mana sedang diadakan sayembara untuk mendapatkan putri negeri tersebut yang bernama [[Kunti]]. Dengan mengerahkan Candabirawa, Salya berhasil mengalahkan semua pelamar dan memenangkan Kunti.
[[Pandu]] pangeran dari [[Hastina]] datang terlambat dan memutuskan untuk pulang. Narasoma mencegah dan menantangnya. Namun Pandu tidak mau melayani tantangan itu karena Narasoma sudah ditetapkan sebagai pemenang. Narasoma yang sombong terus memaksa, bahkan menyerahkan Kunti dan Madrim sekaligus jika Pandu
Pandu terpaksa melayani tantangan Narasoma. Narasoma pun mengerahkan ilmu Candabirawa. Dari jarinya muncul raksasa kerdil tapi ganas, yang jika dilukai jumlahnya justru bertambah banyak. Pandu sempat terdesak. Atas nasihat pembantunya yang bernama [[Semar]], ia pun mengheningkan cipta menyerahkan diri kepada [[Tuhan]]. Anehnya, dengan cara tersebut Candabirawa justru lumpuh dengan sendirinya.
Narasoma menyerah kalah. Tujuannya ikut sayembara bukan karena
== Sebagai Raja Mandaraka ==
Narasoma kemudian kembali ke Mandaraka dan dikejutkan oleh kematian ayahnya yang serba mendadak. Konon, Mandrapati sangat sedih atas kematian Bagaspati yang tewas dibunuh Narasoma. Ia merasa telah gagal menjadi ayah yang baik dan memutuskan untuk bunuh diri menyusul sahabatnya itu. Narasoma kemudian menggantikan kedudukan Mandrapati sebagai [[raja]], bergelar Salya. Pemerintahannya didampingi Tuhayata sebagai [[patih]].
Meskipun sudah menjadi raja,
Menurut perjanjian, seharusnya Erawati diserahkan kepada Baladewa. Namun hal itu ditunda-tunda karena Salya lebih suka memiliki menantu seorang raja. Baru
Salya kembali menerima lamaran Duryudana untuk Surtikanti. Namun putri
== Tipu Muslihat Korawa ==
''[[Mahabharata]]'' bagian kelima atau ''[[Udyogaparwa]]'' mengisahkan Salya membawa pasukan besar menuju Upaplawya untuk menyatakan dukungan terhadap [[Pandawa]] menjelang meletusnya [[perang di Kurukshetra|perang besar di Kurukshetra]] atau [[Baratayuda]]. Di tengah jalan rombongannya singgah beristirahat dalam sebuah perkemahan lengkap dengan segala jenis hidangan.
Salya menikmati
Salya kemudian menemui para keponakannya, yaitu Pandawa Lima untuk memberi tahu bahwa dalam perang kelak, dirinya
== Baratayuda Hari Pertama ==
Pada hari yang telah ditentukan, perang [[Baratayuda]] pun meletus. ''[[Mahabharata]]'' bagian keenam atau ''[[Bhismaparwa]]'' mengisahkan Salya bertempur di pihak [[Korawa]] dengan gagah berani. Pada hari pertama ia menewaskan [[
Saudara
== Menjadi Kusir Karna ==
''[[Mahabharata]]'' bagian kedelapan atau ''[[Karnaparwa]]'' mengisahkan [[Karna]] diangkat sebagai panglima
Salya memenuhi permintaan Karna namun diam-diam ia juga membantu Arjuna. Ketika Karna membidik leher Arjuna dengan panah pusakanya, Salya memberi isyarat kepada Kresna
== Kisah Kematian ==
Setelah [[Karna]] tewas di tangan [[Arjuna]] pada hari ke-17, Salya pun diangkat sebagai panglima baru pihak [[Korawa]]. Kisah kematiannya terdapat dalam ''[[Mahabharata]]'' bagian kesembilan atau ''[[Salyaparwa]]''. Ia dikisahkan mati di tangan pemimpin para [[Pandawa]], yaitu [[Yudistira]].
Kematian Salya diuraikan pula dalam ''[[Kakawin Bharatayuddha]]''. Ketika ia diangkat sebagai panglima, [[Aswatama]] yang menjadi saksi kematian [[Karna]]
Salya maju perang menggunakan senjata Rudrarohastra. Muncul raksasa-raksasa kerdil namun sangat ganas yang jika dilukai justru bertambah banyak. [[Kresna]] mengutus [[Nakula]] supaya meminta dibunuh Salya saat itu juga. Nakula pun berangkat dan akhirnya tiba di hadapan Salya. Tentu saja Salya tidak tega membunuh keponakannya
Dalam versi [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]], Rudrarohastra disebut dengan nama Candabirawa. Ilmu ini bisa dilumpuhkan oleh Yudistira dengan cara mengheningkan cipta. Bahkan, sejak itu Candabirawa justru berbalik mengabdi kepada Yudistira, yang merupakan [[reinkarnasi]] dari [[Resi Bagaspati]], pemilik sebenarnya.
Yudistira kemudian melepaskan pusaka [[Jamus Kalimasada]] yang berhasil menewaskan Salya.
Baik versi ''Bharatayuddha'' ataupun versi pewayangan Jawa
== Lihat pula ==
* [[Salyaparwa]]
* ''[[Kakawin Bharatayuddha]]''
* [[Mpu Sedah]]
|