Deklarasi Balfour: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 23:
Mendekati akhir tahun 1917, menjelang pencanangan Deklarasi Balfour, Perang Dunia I telah sampai ke tahap [[remis (catur)|buntu]]. Amerika Serikat dan Rusia, dua negara sekutu Inggris, tidak sepenuhnya melibatkan diri. Amerika Serikat belum ditimpa kerugian akibat perang, sementara Rusia tengah diguncang [[revolusi Oktober|kudeta]] [[Bolshevik|kaum Bolsyewik]]. [[Kebuntuan di Palestina Selatan|Situasi buntu di kawasan selatan Palestina]] dipecahkan oleh [[Pertempuran Bersyeba]] pada tanggal 31 Oktober 1917. Pada tanggal yang sama, rapat kabinet Inggris Raya memutuskan untuk merilis rumusan akhir deklarasi dukungan. Rapat-rapat kabinet yang digelar sebelumnya telah mengkaji manfaat-manfaat propaganda yang bakal diperoleh dari komunitas Yahudi sedunia bagi perjuangan [[Blok Sekutu dalam Perang Dunia I|Blok Sekutu]].
 
Kalimat pembuka Deklarasi Balfour merupakan ungkapan dukungan terbuka pertama dari sebuah kekuatan politik utama dunia kepada gerakan Sionisme. Istilah "kediaman nasional" ({{lang-en|national home}}) belum pernah muncul di ranah hukum internasional, dan sengaja diciptakan agar bermakna kabur sehingga tidak dapat dipastikan bahwa yang dimaksud dengan istilah ini adalah sebuah [[negara Yahudi]]. Tapal batas wilayah yang disebut "Palestina" tidak ditetapkan. Kemudian hari pemerintah Inggris Raya menegaskan bahwa frasa "di Palestina" berarti kediaman nasional orang Yahudi tidak bakal mencakup seantero wilayah Palestina. Bagian kedua dari isi Deklarasi Balfour sengaja ditambahkan untuk menenangkan para penentang kebijakan ini, yakni pihak-pihak yang khawatir kebijakan ini malah akan berdampak buruk terhadap posisi populasi lokal Palestina, dan akan mengobarkan sentimen [[antisemitisme|antisemit]] di seluruh dunia karena "menyifatkan orang Yahudi sebagai kaum pendatang di tanah leluhur mereka". Deklarasi Balfour mengamanatkan perlindungan hak-hak sipil dan keagamaan [[bangsa Palestina|orang Arab Palestina]], yang merupakan [[sejarah demografi Palestina (wilayah)|warga mayoritas di Palestina]], maupun hak-hak dan status politik komunitas-komunitas Yahudi di luar Palestina. Pada tahun 1939, pemerintah Inggris Raya mengakui bahwa pandangan-pandangan populasi lokal semestinya turut pula dijadikan bahan pertimbangan., dan Padapada tahun 2017, pemerintah Inggris Raya mengakui bahwa Deklarasi Balfour semestinya juga mengamanatkan pula perlindungan hak-hak politik orang Arab Palestina.
 
Deklarasi Balfour memunculkan berbagai konsekuensi jangka panjang. Deklarasi ini membuat dukungan terhadap gerakan Sionisme mengalami peningkatan pesat di kalangan komunitas Yahudi sedunia, dan menjadi komponen pokok dalam penyusunan [[Mandat Britania untuk Palestina (instrumen hukum)|Memorandum Penyerahan Mandat atas Palestina kepada Inggris Raya]], yakni dokumen yang mendasari pembentukan [[Mandat Britania atas Palestina|Wilayah Mandat Palestina]], cikal bakal dari wilayah [[Israel]] dan [[Teritorial Palestina|Palestina]] sekarang ini. Oleh karena itu, Deklarasi Balfour dianggap sebagai sebab utama berlarut-larutnya [[konflik Israel–Palestina]], yang kerap disebut sebagai konflik paling alot di muka bumi. Beberapa hal terkait deklarasi ini masih menjadi kontroversi, misalnya soal bertentangan tidaknya deklarasi ini dengan janji-janji awal pemerintah Inggris Raya kepada [[Syarif Husain|Syarif Mekah]] yang disampaikan melalui [[Korespondensi McMahon–Hussein|surat-menyurat antara Sir Henry McMahon dan Syarif Husain bin Ali Alhasyimi]].