Philippe Leclerc de Hauteclocque: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 34:
Jerman dan Italia mengirim pesawat tempur untuk menembaki Prancis. Pada pertengahan Januari 1943, kekuasaan Jerman di Afrika Utara mulai merosot. Kemenangan Inggris di El Alamein pada bulan Oktober telah membawa keberuntungan bagi Prancis menguasai semua wilayah Libya Selatan. Pada 26 Januari, pasukan Prancis memasuki Tripoli di Pantai Mediterania. Ketika Philippe tiba, dia dipanggil untuk bertemu dengan Jenderal Bernard Montgomery, komandan Angkatan Darat Ke-8 Inggris. Philippe muncul dengan seragamnya yang compang-camping dan tipis, ditutupi debu dan lumpur dari Libya. Kedua pria tersebut langsung akrab, dan Inggris melihat kebutuhan pasokan Philippe seperti menyediakan truk baru, seragam, senjata, dan sepatu bot baru untuk menggantikan sepatu yang sobek dan terbelah atau sandal karet ban. Montgomery secara pribadi menawarkan Philippe seragam perang, beberapa kemeja, dan sepasang sepatu perang<ref name=":1" />.
 
== Pasukan L dan Perang Tunisia ==
 
Dalam pertempuran untuk Tunisia, Philippe ditugaskan untuk bertarung di sisi kiri Angkatan Darat Ke-8. Pasukan miliknya diperkuat dengan pasukan dari Yunani dan Inggris. Pasukan gabungan tersebut dikenal dengan nama Pasukan L. Erwin Rommel bersiasat untuk menyembunyikan pasukannya di belakang ''Mareth Line'', garis bunker dan parit buatan Prancis yang mulanya digunakan untuk menangkis pasukan Italia pada tahun 1930-an. Pasukan L ditugaskan untuk menjaga beberapa lintasan gunung yang dikenal sebagai ''Ksar Rhilane'' untuk mencegah Jermanm dalam mengapit posisi Inggris. Saat pertempuran berlangsung, Rommel mengirim Philippe tank menuju wadah berisikan 600 senjata antitank dan 400 tank. Namun perbuatan Rommel tersebut ditolak. Setelah itu Rommel berkeingin berputar ke utara, tetapi [[Adolf Hitler|Hitler]] tidak peduli dan memanggil Rommel ke Berlin.Komandan baru Jerman, Jenderal Jurgen von Arnim, juga ingin mengapit posisi Inggris. Untuk itu dia harus melibatkan Pasukan L lagi. Montgomery dan Philippe sudah tahu tentang rencana Jenderal baru berkat kecerdasan mereka sendiri. Montgomery memerintahkan Philippe untuk mundur 50 mil ke tempat yang aman, namum Philippe menolak untuk meninggalkan posisinya. Philippe membujuk orang-orang Jerman hingga tiga kali untuk pergi ke tempat persembunyian senjata. Ketika mereka akhirnya mundur karena kalah, Philippe mengirim pesan ke Montgomery bahwa dia telah menghancurkan 60 kendaraan musuh dan 10 senjata. Upaya yang gagal tersebut adalah serangan terakhir dari Jerman di Afrika. Pertempuran [[Tunisia]] berakhir ketika Sekutu mendekati Kota [[Tunis]] yang dijajah terakhir oleh Jerman. Ketika Jerman mengevakuasi benua tersebut (Afrika), sekitar 250.000 tahanan Axis diambil, jumlah yang lebih besar daripada tahanan di Stalingrad<ref name=":1" />.