Motinggo Boesje: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 28:
Setelah tamat SMA di Bukittinggi, Motinggo melanjutkan pendidikannya ke [[Universitas Gadjah Mada|Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada]], tetapi tidak selesai.
 
Tahun 1952 ia mengisi acara sandiwara radio RRI studio Bukittinggi.<ref>Sinematek Indonesia & Badan Penelitian dan Pengembangan, Penerangan, Departemen Penerangan RI. (1979). Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. hlm. 319</ref> Ia sempat menjadi redaktur kepala Penerbitan Nusantara ([[1961]]-[[1964]]) dan Ketua II Koperasi Seniman Indonesia.
 
Awal kariernya dalam dunia tulis-menulis dimulai ketika [[Tomoyuki Yamashita]] datang ke rumahnya memberi [[mesin ketik]]. Mesin itu akhirnya menjadi sahabatnya untuk mencurahkan ide-idenya. Semenjak tekun membaca buku-buku sastra [[Balai Pustaka]], minatnya tumbuh untuk terjun di dunia sastra. Dramanya, ''Malam Jahanam'' ([[1958]]), mendapat hadiah pertama sayembara penulisan drama dari [[Departemen Pendidikan dan Kebudayaan]] bagian kesenian pada tahun 1958. Cerpennya, "Nasihat Buat Anakku", mendapat hadiah majalah ''Sastra'' pada tahun [[1962]].
 
Ia memasuki dunia film sejak tahun 1960 ketika ceritanya, "Si Pendek dan Sri Panggung" difilmkan sutradara Alam Suawidjaja dan dia menjadi pembantunya.<ref>Sinematek Indonesia & Badan Penelitian dan Pengembangan, Penerangan, Departemen Penerangan RI. (1979). Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. hlm. 319</ref>
 
Selain terlibat dalam dunia sastra, drama, dan film, ia juga menyukai [[seni lukis]]. Ia belajar melukis bersama Delsy Syamsumar pada Wakidi. Ia turut mendirikan Himpunan Seniman Muda Indonesia Sumatra Utara dan menjadi pemimpin majalah kebudayaan organisasi itu.<ref>Sinematek Indonesia & Badan Penelitian dan Pengembangan, Penerangan, Departemen Penerangan RI. (1979). Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. hlm. 319</ref> Pada tahun 1954 sebuah pameran lukisan di [[Padang]] menampilkan 15 lukisan karyanya.
 
== Tanggapan atas karya Motinggo ==
Novelnya, ''Bibi Marsiti'' (1964) yang menjadi titik awal peralihannya ke penulisan yang lebih populer, mendapat serangan dari Lekra. Ketika berceramah tentang karyanya di TIM pada tahun 1969 ia mendapat kritik tajam dari kalangan sastra.
 
Novel-novelnya banyak difilmkan, di antaranya ''Di Balik PIntu Dosa'' (1970), ''Tiada Maaf Bagimu'' (1971), dan ''Insan Kesepian'' (1971).<ref>Sinematek Indonesia & Badan Penelitian dan Pengembangan, Penerangan, Departemen Penerangan RI. (1979). Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. hlm. 319</ref>
 
Sepanjang hidupnya Motinggo telah menulis lebih dari 200 karya yang sampai saat ini masih tersimpan di Perpustakaan Kongres di [[Washington, D. C.]]. Di taman kota [[Seoul]], [[Korea Selatan]], namanya terpahat di antara 1.000 sastrawan dunia. Karya-karyanya banyak diterjemahkan ke bahasa asing, antara lain [[bahasa Ceko]], [[Bahasa Inggris|Inggris]], [[Bahasa Belanda|Belanda]], [[Bahasa Prancis|Prancis]], [[Bahasa Jerman|Jerman]], [[Bahasa Korea|Korea]], [[Bahasa Jepang|Jepang]], dan [[Bahasa Mandarin|Mandarin]].<ref>Sinematek Indonesia & Badan Penelitian dan Pengembangan, Penerangan, Departemen Penerangan RI. (1979). Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. hlm. 319</ref>
 
== Karya ==
=== Novel ===
 
* ''Malam Jahanam'' (1962).
* ''Tidak Menyerah'' (1963).
* ''Hari Ini Tak Ada Cinta'' (1963).
* ''Perempuan Itu Bernama Barabah'' (1963).
* ''Dosa Kita Semua'' (1963).
* ''Tiada Belas Kasihan'' (1963).
* ''Sejuta Matahari'' (1963).
* ''Penerobosan di Bawah Laut'' (1964).
* ''Titian Dosa di Atasnya'' (1964).
* ''Cross Mama'' (1966).
* ''Tante Maryati'' (1967).
* ''Sri Ayati'' (1968).
* ''Retno Lestari'' (1968).
* ''Dia Musuh Keluarga'' (1968).
* ''Sanu, Infita Kembar'' (1985).
* ''Madu Prahara'' (1985).
* ''Dosa Kita Semua'' (1986).
* ''Tujuh Manusia Harimau'' (1987).
* ''Dua Tengkorak Kepala'' (1999).
* ''Fatimah Chen Chen'' (1999).
 
=== Drama ===
 
* Badai Sampai Sore (1962).
* Nyonya dan Nyonya (1963).
* Malam Pengantin di Bukit Kera (1963).
 
=== Legenda ===
 
* Buang Tonjam (1963).
* Ahim-Ha (1963).
* Batu Serampok (1963).
 
=== Film ===
=== Film<ref>Sinematek Indonesia & Badan Penelitian dan Pengembangan, Penerangan, Departemen Penerangan RI. (1979). Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. hlm. 319</ref> ===
* ''Biarkan Musim Berganti'' (1971).
* ''Tjintaku Djauh Dipulau'' (1971).
* ''Takkan Kulepaskan'' (1972).
* ''Si Rano'' (1973).
* ''Sebelum Usia 17'' (1974).
* ''One Way Ticket'' (1976).
* ''Sejuta Duka Ibu'' (1977).
* ''Raja Singa'' (1978).
 
== Referensi ==