Pan Arabisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Vedolique (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{tidak dirapikan|d=1|m=1|i=1|y=2023}}[[Berkas:Arab world.png|jmpl|ka|250px|Peta Dunia berbudaya Arab]]Pan Arabisme bukanlah ide Rifa’ah yang orsinil karena yang memperkenalkan konsep Pan Arabisme (kesatuan bangsa Arab) adalah T.E Lawrence yang tujuannya adalah membangunkan semangat nasionalisme dikalangan Arab sebagai ideologi pembebasan negara-negara Arab atas kekuasaan ''Ottoman[[Kesultanan empireUtsmaniyah]]'' yang membelenggunya.[[<ref>June Cahyaningtyas, ''Saddam The Untold Story'' (Bandung: Hikmah, 2007), 42.|[1]]]</ref> Selepasnya negara-negara Arab dari penguasaan ''OttomanKesultanan empireUtsmaniyah'', negara-negara Arab kemudian dikuasai oleh para kolonialisme Eropa, Suriah, Lebanon dan Aljazair dikuasai oleh Prancis; Irak, Mesir, Jordan, dan Jerussalem dikuasai oleh Inggris. Kenyataan inilah yang membuat negara-negara Arab meluaskan konsep Pan Arabisme yang tujuannya adalah melepaskan belenggu negara Eropa terhadap negara di zona Arab. Pan Arabisme merupakan ''progress'' dari konsep Nasionalisme Rifa’ah kemudian secara nyata, gerakan Pan Arabisme diaktualisasikan oleh [[Gamal Abdul Nasir|Gamal Abdul Nasser]].[[<ref>M. Syamsudini, “Peradaban islam Kawasan Arab Masa Turki Ustmani”, 483.|[2]]]</ref>
{{tidak dirapikan|d=1|m=1|i=1|y=2023}}
Pan Arabisme bukanlah ide Rifa’ah yang orsinil karena yang memperkenalkan konsep Pan Arabisme (kesatuan bangsa Arab) adalah T.E Lawrence yang tujuannya adalah membangunkan semangat nasionalisme dikalangan Arab sebagai ideologi pembebasan negara-negara Arab atas kekuasaan ''Ottoman empire'' yang membelenggunya.[[June Cahyaningtyas, Saddam The Untold Story (Bandung: Hikmah, 2007), 42.|[1]]] Selepasnya negara-negara Arab dari penguasaan ''Ottoman empire'', negara-negara Arab kemudian dikuasai oleh para kolonialisme Eropa, Suriah, Lebanon dan Aljazair dikuasai oleh Prancis; Irak, Mesir, Jordan, dan Jerussalem dikuasai oleh Inggris. Kenyataan inilah yang membuat negara-negara Arab meluaskan konsep Pan Arabisme yang tujuannya adalah melepaskan belenggu negara Eropa terhadap negara di zona Arab. Pan Arabisme merupakan ''progress'' dari konsep Nasionalisme Rifa’ah kemudian secara nyata, gerakan Pan Arabisme diaktualisasikan oleh Gamal Abdul Nasser.[[M. Syamsudini, “Peradaban islam Kawasan Arab Masa Turki Ustmani”, 483.|[2]]]
 
Pan Arabisme tidak hanya bertujuan untuk melepaskan belenggu dari negara Eropa tetapi juga berlandaskan politik untuk mengangkat derajat bangsa Arab dari bangsa-bangsa lainnya khususnya bangsa Eropa. Michel Aflaq adalah salah seorang pengembang Pan Arabisme dipartai politik Baath.[[<ref>June Cahyaningtyas, ''Saddam The Untold Story'', 43.|[3]]]</ref>
 
Partai Baath memproyeksikan kejayaan bangsa Arab melalui konsep nasionalisme Arab yang menjadikan identitas bangsa Arab. Tetapi bukan identitas sebagai negara Islam tetapi identitas bangsa Arab yang dibentuk dalam peiode sejarah penjajahan. Kelompok revolusioner Muslim menganggap gerakan ini sebagai gerakan dengan spirit yang berorientasi sekuler bukannya menjadikan gerakan ini sebagai spirit Islam.[[Ibid<ref>June Cahyaningtyas, ''Saddam The Untold Story'', 44.|[4]]]</ref> Tetapi dalam wacana sejarah, Pan Arabisme (nasionalisme Arab) adalah hasil impor dari kelompok Barat yang menurut Ali Mohammed Naqvi memang sengaja dibenturkan dengan Pan Islamisme yang digagas oleh [[Jamaluddin Al-Afghani|Jamaluddin al-Afghani]].[[<ref>M. Arifullah Ashaf, “Akar Epistemik Hegemoni Politik Barat terhadap Nasionalisme di Timur Tengah”, 240.|[5]]]</ref> Gerakan Pan Arabisme sebenarnya merupakan alat yang digunakan Barat untuk menghancurkan persaudaraan orang Muslim. Karena pada dasarnya Pan Islamisme sifatnya adalah gerakan atas dasar persamaan agama (Islam) sedangkan Pan Arabisme yang berupa gerakan nasionalis.
 
Orang Eropa mengetahui gerakan Pan Arabisme.[[Sebenarnya gerakan Pan Arabisme hanyalah instrumen untuk menjajah dan menghancurkan perdamaian negara-negara Islam.|[6]]] yang akan menjadi ancaman bagi kekuasaan kolonialismenya dan akan menjadi ancaman bagi perkembangan ajaran Kristen maka pada tahun 1875 dibentuk ''secret association'' di Beirut yang bertujuan untuk menggulingkan nasionalisme Arab khususnya Syria dan Lebanon yang didirikan oleh lima pemuda didikan ''Protestan Collage Beirut''.[[<ref>M. Arifullah Ashaf, “Akar Epistemik Hegemoni Politik Barat terhadap Nasionalisme di Timur Tengah”, 232.|[7]]]</ref>
----
----[[:Berkas:///D:/Data Kuliah/Semester 3/PMDI/Pembaharuan di Mesir.docx# ftnref1|[1]]] June Cahyaningtyas, ''Saddam The Untold Story'' (Bandung: Hikmah, 2007), 42.
 
== Referensi ==
[[:Berkas:///D:/Data Kuliah/Semester 3/PMDI/Pembaharuan di Mesir.docx# ftnref2|[2]]] M. Syamsudini, “Peradaban islam Kawasan Arab Masa Turki Ustmani”, 483.
<references />
 
[[:Berkas:///D:/Data Kuliah/Semester 3/PMDI/Pembaharuan di Mesir.docx# ftnref3|[3]]] June Cahyaningtyas, ''Saddam The Untold Story'', 43.
 
[[:Berkas:///D:/Data Kuliah/Semester 3/PMDI/Pembaharuan di Mesir.docx# ftnref4|[4]]] Ibid, 44.
 
[[:Berkas:///D:/Data Kuliah/Semester 3/PMDI/Pembaharuan di Mesir.docx# ftnref5|[5]]] M. Arifullah Ashaf, “Akar Epistemik Hegemoni Politik Barat terhadap Nasionalisme di Timur Tengah”, 240.
 
[[:Berkas:///D:/Data Kuliah/Semester 3/PMDI/Pembaharuan di Mesir.docx# ftnref6|[6]]] Sebenarnya gerakan Pan Arabisme hanyalah instrumen untuk menjajah dan menghancurkan perdamaian negara-negara Islam.
 
[[:Berkas:///D:/Data Kuliah/Semester 3/PMDI/Pembaharuan di Mesir.docx# ftnref7|[7]]] M. Arifullah Ashaf, “Akar Epistemik Hegemoni Politik Barat terhadap Nasionalisme di Timur Tengah”, 232.[[Berkas:Arab world.png|jmpl|ka|250px|Peta Dunia berbudaya Arab]]
 
== Lihat pula ==
Baris 26 ⟶ 16:
* [[Nasionalisme Arab]]
* [[Sosialisme Arab]]
* [[Republik Arab Bersatu|Republik Persatuan Arab]]
* [[Federasi Republik Arab]]
* [[Republik Islam Arab]]