Suku Rejang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 75:
| year = 2015
| page = 321
| isbn = 9789794619292}}</ref> Sedangkan prinsip keturunan menganut sistem patrilineal, meskipun pada masa yang lalu sempat terpengaruh budaya Minang dan menganut sistem matrilineal.<ref name="Hidayah, 2015:312321"/> Tipe perkawinan masyarakar Rejang adalah eksogami. Untuk menentukan akan tinggal di mana suatu pasangan setelah menikah, akan diadakan ''duduk letok'' (penentuan tempat tinggal) yang ditentukan berdasarkan ''asen'' (mufakat) kedua belah pihak (keluarga laki-laki dan keluarga perempuan). Bentuk kekerabatan lama masyarakat Rejang adalah keluarga luas yang disebut ''tumbang''.<ref name="Hidayah, 2015:312321"/> Biasanya ada beberapa ''tumbang'' yang berkaitan secara darah (''petuloi'') dengan ''tumbang'' yang lain karena berasal dari satu keturunan yang sama. Hubungan persaudaraan atau pertalian darah antardua ''tumbang'' atau lebih disebut satu ''ketumbai'' atau satu ''suku''.<ref name="Hidayah, 2015:312321"/> Prinsipnya mirip dengan ''pasukuan'' Minangkabau, hanya saja yang Rejang bersifat patrilineal. Satu desa atau ''sadei'' didiami oleh beberapa ''ketumbai''.<ref name="Hidayah, 2015:312321"/>
 
== Budaya ==