Monumen Nasional: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbikan kata onial menjadi kolonial
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Menolak 3 perubahan teks terakhir (oleh 110.232.82.187 dan 115.178.203.64) dan mengembalikan revisi 16241132 oleh 125.161.130.236
Baris 49:
}}
 
'''Monumen Nasional''' atau yang populer disingkat dengan '''Monas''' atau '''Tugu Monas''' adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat [[Indonesia]] untuk merebut [[kemerdekaan]] dari pemerintahan kolonial [[Hindia Belanda]]. Pembangunan monumen ini dimulai pada tanggal [[17 Agustus]] [[1961]] di bawah perintah presiden [[Sukarno]] dan dibuka untuk umum pada tanggal [[12 Juli]] [[1975]]. Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembulembaran [[emas]] yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen Nasional terletak tepat di tengah Lapangan [[Medan Merdeka]], [[Jakarta Pusat]].
 
== Sejarah ==
Baris 63:
== Rancang Bangun Monumen ==
[[Berkas:Monas Construction Circa 1963.JPG|jmpl|Monumen Nasional dalam tahap pembangunan.]]
Rancang bangun Tugu Monas berdasarkan pada konsep pasangan universal yang abadi; [[Lingga (arca)|Lingga]] dan [[Yoni]]. Tugu [[obelisk]] yang menjulang tinggi adalah lingga yang melambangkan laki-laki, elemen maskulin yang bersifat aktif dan positif, serta melambangkan siang hari. Sementara pelataran cawan landasan obelisk adalah Yoni yang melambangkan perempuan, elemen feminin yang pasif dan negatif, serta melambangkan malam hari.<ref>Monument Nasional brochure; Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Unit Pengelola Monumen Nasional</ref> Lingga dan yoni merupakan lambang kesuburan dan kesatuan harmonis yang saling melengkapi sedari masa prasejarah Indonesia. Selain itu bentuk TungguTugu Monas juga dapat ditafsirkan sebagai sepasang "[[alu]]" dan "[[Lesung]]", alat penumbuk padi yang didapati dalam setiap rumah tangga petani tradisional Indonesia. Dengan demikian rancang bangun Monas penuh dimensi khas budaya bangsa Indonesia. Monumen terdiri atas 117,7 meter obelisk di atas landasan persegi setinggi 17 meter, pelataran cawan. Monumen ini dilapisi dengan [[marmer]] [[Italia]].
 
Kolam di Taman Medan Merdeka Utara berukuran 25 x 25 meter dirancang sebagai bagian dari sistem pendingin udara sekaligus mempercantik penampilan Taman Monas. Di dekatnya terdapat kolam air mancur dan patung [[Pangeran Diponegoro]] yang sedang menunggang kudanya, terbuat dari perunggu seberat 8 ton. Patung itu dibuat oleh pemahat Italia, Prof. Coberlato<ref name="NATMONOFF2829">National monument Office, Jakarta (1996) pp. 28-29</ref> sebagai sumbangan oleh Konsul Jenderal Kehormatan, Dr. Mario, di Indonesia. Pintu masuk Monas terdapat di taman Medan Merdeka Utara dekat patung Pangeran Diponegoro. Pintu masuk melalui terowongan yang berada 3 m di bawah taman dan jalan silang Monas inilah, pintu masuk pengunjung menuju tugu Monas. Loket tiket berada di ujung terowongan. Ketika pengunjung naik kembali ke permukaan tanah di sisi utara Monas, pengunjung dapat melanjutkan berkeliling melihat relief sejarah perjuangan Indonesia; masuk ke dalam museum sejarah nasional melalui pintu di sudut timur laut, atau langsung naik ke tengah menuju ruang kemerdekaan atau lift menuju pelataran puncak monumen.
Baris 85:
Di bagian dalam cawan monumen terdapat Ruang Kemerdekaan berbentuk amphitheater. Ruangan ini dapat dicapai melalui tangga berputar dari pintu sisi utara dan selatan. Ruangan ini menyimpan simbol kenegaraan dan kemerdekaan Republik Indonesia. Diantaranya naskah asli [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]] yang disimpan dalam kotak kaca di dalam gerbang berlapis emas, lambang negara Indonesia, peta kepulauan [[Negara Kesatuan Republik Indonesia]] berlapis emas, dan bendera merah putih, dan dinding yang bertulis naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.<ref name="HEUKEN25"/><ref name="NATMONOFF2428">National monument Office, Jakarta (1996) pp. 24-28</ref>.
 
Di dalam Ruang Kemerdekaan Monumen Nasional ini digunakan sebagai toiletruang tenang untuk mengheningkan cipta dan bermeditasi mengenang hakikat kemerdekaan dan perjuangan bangsa Indonesia. Naskah asli proklamasi kemerdekaan Indonesia disimpan dalam kotak kaca dalam pintu gerbang berlapis emas. Pintu emas mekanis ini terbuat dari perunggu seberat 4 ton berlapis emas dihiasi ukiran bunga Wijaya Kusuma yang melambangkan keabadian, serta bunga Teratai yang melambangkan kesucian. Pintu ini terletak pada dinding sisi barat tepat di tengah ruangan dan berlapis marmer hitam. Pintu ini dikenal dengan nama ''Gerbang Kemerdekaan'' yang secara mekanis akan membuka seraya memperdengarkan lagu "'''[[Padamu Negeri]]'''" diikuti kemudian oleh rekaman suara [[Sukarno]] tengah membacakan naskah proklamasi pada [[17 Agustus]] [[1945]].
 
Pada sisi selatan terdapat patung [[Garuda Pancasila]], lambang negara Indonesia terbuat dari perunggu seberat 3,5 ton dan berlapis emas. Pada sisi timur terdapat tulisan naskah proklamasi berhuruf perunggu, seharusnya sisi ini menampilkan bendera yang paling suci dan dimuliakan BenderaSang Saka [[Merah Putih]], yang aslinya dikibarkan pada tanggal [[17 Agustus]] [[1945]]. Akan tetapi karena kondisinya sudah semakin tua dan rapuh, bendera suci ini tidak dipamerkan. Sisi utara dinding marmer hitam ini menampilkan kepulauan Nusantara berlapis emas, melambangkan lokasi '''[[Indonesia|Negara Kesatuan Republik Indonesia]]'''.
 
== Pelataran Puncak dan Api Kemerdekaan ==
Baris 93:
[[Berkas:Monas Peak Platform.JPG|jmpl|ka|250px|Pelataran setinggi 115 meter tempat pengunjung dapat menikmati panorama Jakarta dari ketinggian]]
 
Sebuah [[elevator]] (lift) pada pintu sisi selatan akan membawa pengunjung menuju pelataran puncak berukuran 11 x 11 meter di ketinggian 115 meter dari permukaan tanah. Lift ini berkapasitas 11 orang sekali angkut. Pelataran puncak ini dapat menampung sekitar 50 orang, serta terdapat teropong untuk melihat panorama Jakarta lebih jauhdekat. Pada sekeliling badan elevator terdapat tangga darurat yang terbuat dari besi. Dari pelataran puncak tugu Monas, pengunjung dapat menikmati pemandangan seluruh penjuru kota [[Jakarta]]. Bila kondisi cuaca cerah tanpa asap kabut, di arah ke selatan terlihat dari kejauhan Gunung Salak di wilayah kabupaten Bogor, Jawa Barat, arah utara membentang laut lepas dengan pulau-pulau kecil.
 
Di puncak Monumen Nasional terdapat cawan yang menopang nyala lampu perunggu yang beratnya mencapai 14,5 ton dan dilapisi emas 35 Kilogram. Lidah api atau obor ini berukuran tinggi 14 meter dan berdiameter 6 meter terdiri dari 77 bagian yang disatukan. Lidah api ini sebagai simbol semangat perjuangan rakyat Indonesia yang ingin meraih kemerdekaan. Awalnya nyala api perunggu ini dilapisi lembaran emas seberat 35 kilogram<ref name="HEUKEN25">Heuken (2008) p25</ref>, akan tetapi untuk menyambut perayaan setengah abad (50 tahun) kemerdekaan Indonesia pada tahun 1995, lembaran emas ini dilapis ulang sehingga mencapai berat 50 kilogram lembaran emas.<ref name="NATMONOFF">National monument Office, Jakarta (1996) p28</ref> Puncak tugu berupa "Api Nan Tak Kunjung Padam" yang bermakna agar Bangsa Indonesia senantiasa memiliki semangat yang menyala-nyala dalam berjuang dan tidak pernah surut atau padam sepanjang masa. Pelataran cawan memberikan pemandangan bagi pengunjung dari ketinggian 17 meter dari permukaan tanah. Pelataran cawan dapat dicapai melalui elevator ketika turun dari pelataran puncak, atau melalui tangga mencapai dasar cawan. Tinggi pelataran cawan dari dasar 17 meter, sedangkan rentang tinggi antara ruang museum sejarah ke dasar cawan adalah 8 m (3 meter di bawah tanah ditambah 5 meter tangga menuju dasar cawan). Luas pelataran yang berbentuk bujur sangkar, berukuran 45 x 45 meter, semuanya merupakan pelestarian angka keramat [[Proklamasi Kemerdekaan RI]] (17-8-1945).