Tragedi Semanggi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menolak perubahan teks terakhir (oleh 103.119.61.78) dan mengembalikan revisi 15470483 oleh NawanPangestu95
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 7:
Masyarakat dan mahasiswa menolak Sidang Istimewa MPR 1998 dan juga menentang [[dwifungsi ABRI]]/[[TNI]]. Sepanjang diadakannya Sidang Istimewa itu masyarakat bergabung dengan mahasiswa setiap hari melakukan demonstrasi ke jalan-jalan di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Peristiwa ini mendapat perhatian sangat besar dari seluruh [[Indonesia]] dan dunia internasional Hampir seluruh [[sekolah]] dan [[universitas]] di [[Jakarta]], tempat diadakannya Sidang Istimewa tersebut, diliburkan untuk mencegah mahasiswa berkumpul. Apapun yang dilakukan oleh mahasiswa mendapat perhatian ekstra ketat dari pimpinan universitas masing-masing karena mereka di bawah tekanan aparat yang tidak menghendaki aksi mahasiswa.
=== Garis waktu ===
* Pada tanggal [[11 November]] [[1998]], [[mahasiswa]] dan masyarakat yang bergerak dari Jalan Salemba, bentrok dengan [[Pamswakarsa]] di kompleks [[Tugu Proklamasi]].
* Pada tanggal [[12 November]] [[1998]], ratusan ribu mahasiswa dan masyrakat bergerak menuju ke [[gedung DPR/MPR]] dari segala arah, [[Semanggi-Slipi-Kuningan]], tetapi tidak ada yang berhasil menembus ke sana karena dikawal dengan sangat ketat oleh tentara, Brimob dan juga Pamswakarsa (pengamanan sipil yang bersenjata bambu runcing untuk diadu dengan mahasiswa). Pada malam harinya terjadi bentrok di daerah [[Slipi]] dan Jl. Sudirman, puluhan mahasiswa masuk rumah sakit. Ribuan mahasiswa dievekuasi ke Atma Jaya. Satu orang pelajar, yaitu [[Lukman Firdaus]], terluka berat dan masuk rumah sakit. Beberapa hari kemudian ia meninggal dunia.
* Esok harinya, [[Jumat-13]] November 1998, mahasiswa dan masyarakat sudah bergabung dan mencapai daerah Semanggi dan sekitarnya, bergabung dengan mahasiswa yang sudah ada di kampus [[Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya|Universitas Atma Jaya]] Jakarta. Jalan Sudirman sudah dihadang oleh aparat sejak malam hari dan pagi hingga siang harinya jumlah aparat semakin banyak guna menghadang laju mahasiswa dan masyarakat. Kali ini mahasiswa bersama masyarakat dikepung dari dua arah sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dengan menggunakan kendaraan lapis baja<ref>[http://www.semanggipeduli.com Semanggi Peduli]</ref>.
 
=== Deskripsi ===
Jumlah masyarakat dan mahasiswa yang bergabung diperkirakan puluhan ribu orang dan sekitar jam 15:00, kendaraan lapis baja bergerak untuk membubarkan massa membuat masyarakat melarikan diri, sementara mahasiswa mencoba bertahan namun saat itu juga terjadilah penembakan membabibuta oleh aparat ketika ribuan mahasiswa sedang duduk di jalan. Saat itu juga beberapa mahasiswa tertembak dan meninggal seketika di jalan. Salah satunya adalah [[Teddy Wardhani Kusuma]], mahasiswa [[Institut Teknologi Indonesia]] yang merupakan korban meninggal pertama pada hari itu.<BR>