Kiblat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Swarabakti (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Swarabakti (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 20:
== Dalam ibadah dan adab Islam ==
[[Berkas:Samarcanda, Shah-i-Zinda 28 (cropped).jpg|upright=1.3|jmpl|[[Mihrab]] yang berada di bagian depan masjid
Secara etimologi, kata ''kiblat'' berasal dari kata bahasa Arab {{lang|ar|قبلة|qiblah}} ({{transl|ar|qiblah}}) yang berarti "arah", tetapi dalam konteks Islam istilah ini mengacu kepada arah khusus yang terkait dengan ibadah.{{sfn|Hadi Bashori|2015|p=103}} Para ulama sepakat bahwa dalam keadaan normal, [[salat]] hanya sah jika dilakukan menghadap kiblat.{{sfn|Hadi Bashori|2015|p=103}} Pengecualian untuk syarat ini di antaranya salat dalam keadaan takut atau peperangan, atau [[salat sunnah]] dalam perjalanan.{{sfn|Hadi Bashori|2015|p=91}} Selain arah salat, hadis juga menyebutkan perlunya menghadap kiblat saat [[ihram|berihram]] dalam [[haji]], dan setelah melempar [[Lempar jumrah|jumratul wustha]].{{sfn|Wensinck|1986|p=82}} Menurut aturan [[adab]], kiblat juga menjadi arah wajah hewan saat disembelih, serta arah wajah jenazah saat dimakamkan.{{sfn|Wensinck|1986|p=82}} Hadis juga menganjurkan berdoa ke arah kiblat dan melarang buang air atau membuang dahak ke arah kiblat.{{sfn|Wensinck|1986|p=82}}
|