Dwikorita Karnawati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: VisualEditor menghilangkan referensi [ * ]
Baris 1:
         Dwikorita Karnawati (Rita) Ph.D, telah ditunjuk sebagai Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia (BMKG), sejak November 2017, setelah selesai menjabat sebagai Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), universitas terkemuka dengan 55.000 siswa di Indonesia. Dia memiliki pengalaman profesional yang luas dengan latar belakang akademik sebagai Profesor Geologi Lingkungan dan Mitigasi Bencana di UGM. Dia sangat aktif dalam mempromosikan dan mengembangkan Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya Nasional (MHEWS), dan sangat dihormati sebagai salah satu pemimpin ahli kunci dalam mengembangkan Keputusan Presiden untuk MHEWS Indonesia.
           Memperoleh gelar Ph.D dalam Ilmu Bumi dari Leeds University, Inggris pada tahun 1996, dia melanjutkan penelitian tentang Prediksi Bencana Hidrometeorologis dalam Program Pasca Doktoral di Universitas Pertanian dan Teknologi Tokyo, Jepang. Kemudian, menerima Penghargaan Profesor Leverhulme untuk lebih mengembangkan penelitiannya dalam Sistem Peringatan Dini Longsor Berbasis Masyarakat, di Institut Studi Lanjut, di Universitas Bristol, Inggris pada tahun 2003. Pada bulan Oktober 2011, penelitiannya dalam Sistem Peringatan Dini Longsor Berbasis Masyarakat dipilih sebagai salah satu penelitian terbaik kategori Pengurangan Risiko Bencana Tanah Longsor oleh Konsorsium Internasional Tanah Longsor (ICL), yang mengarah pada penunjukan UGM sebagai Pusat Keunggulan Dunia untuk Pengurangan Risiko Bencana Tanah Longsor.
 
    Selain itu, dia dianugerahi Program Penelitian Senior Fulbright untuk mengembangkan Integrasi Sensor Teknis dengan sensor Manusia untuk Sistem Peringatan Dini Tanah Longsor, yang dilakukan di Pusat Pasca Sarjana Visualisasi-Homeland Security, di San Diego State University, California, AS pada 2011- 2012.
          Sejak 2015, Prof. Rita telah ditunjuk sebagai Wakil Presiden Konsorsium Internasional tentang Tanah Longsor (ICL). Dalam posisi seperti itu, dia secara aktif mempromosikan dan mengembangkan integrasi sensor teknis dan sensor manusia untuk sistem peringatan dini hidro-meteorologi, di mana salah satu produk inovatif timnya telah menjadi referensi internasional (ISO 22327) pada tahun 2018.
 
          Pada tahun 2019 dia telah terpilih sebagai Ketua Kelompok Koordinasi Antar Pemerintah dalam Sistem Peringatan dan Mitigasi Tsunami Samudra Hindia (the Intergovernmental Coordination Group of Indian Ocean Tsunami Warning and Mitigation System ICG / IOTWMS).
 
           Karena karyanya yang luar biasa, dia menerima serangkaian hibah penelitian dari Bank Dunia, serta dari Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA) dan Dewan Inggris, yang kemudian sangat penting untuk mendukung proses pengembangan Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya, khususnya yang terkait dengan bencana hidrometeorologi, gempa bumi dan tsunami di Indonesia, berkenaan dengan ketahanan hidup dan perlindungan lingkungan.
 
          Selain itu, Prof. Rita telah secara konsisten bekerja pada pengembangan kapasitas dan program pendidikan untuk Mitigasi Bencana sejak 2004. Antara 2004 dan 2014, dia menjabat sebagai koordinator untuk Jaringan Universitas ASEAN - Program Pengembangan Pendidikan Teknik Asia Tenggara (AUN Seed Net) di bidang Mitigasi Bencana (yang meliputi bencana hidrometeorologis).
 
          Dalam posisinya yang baru-baru ini sebagai Kepala Badan, dia aktif mendorong inovasi pada Teknologi Sistem Peringatan Dini dan Sistem Prakiraan Berbasis Dampak untuk Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, didukung oleh Big Data, Artificial Intelligent (AI), dan Internet of Things (IOT), yang juga terhubung ke Media Sosial, Mobile Aps dan You Tube.
 
          Menerima pengakuan luas dari mitra nasional dan lokal serta dari berbagai organisasi internasional untuk pekerjaannya, dia juga telah diundang untuk menjadi pembicara kunci dalam konferensi, pertemuan, dan acara di berbagai universitas dan lembaga di Amerika Serikat, Eropa, Australia, Selandia Baru, India, Jepang, Cina, dan Afrika, untuk berbagi praktik terbaik dari pengalamannya dalam Pengurangan Risiko Bencana dan Sistem Peringatan Dini.
 
 
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix = <small>Prof. Ir.</small>
Baris 32 ⟶ 50:
}}
 
<br />
Prof. Ir. '''Dwikorita Karnawati''', M.Sc., Ph.D. ({{lahirmati|[[Yogyakarta]]|6|6|1964}}) adalah akademisi dan dosen Indonesia. Dwikorita merupakan Rektor wanita pertama [[Universitas Gadjah Mada]]<ref>[http://www.tribunnews.com/nasional/2014/11/22/dwikorita-karnawati-rektor-ugm-yang-baru Artikel:"Dwikorita Karnawati, Rektor UGM yang Baru" di tribunnews.com]</ref>, menggantikan Prof. Dr. [[Pratikno]], M.Soc.Sc., yang terpilih sebagai [[Menteri Sekretaris Negara]] sejak [[27 Oktober]] [[2014]]. Beliau terpilih sebagai rektor melalui sidang pleno Majelis Wali Amanat (MWA) dalam penetapan rektor antarwaktu yang dihadiri 19 anggota MWA. Dari 23 anggota MWA, empat di antaranya berhalangan hadir, yaitu [[Hamengkubuwana X|Sri Sultan HB X]], Jenderal (purn) TNI [[Luhut Binsar Panjaitan|Luhut Binsar Pandjaitan]], [[Hery Zudianto]], dan [[Sri Suparjatie]]<ref>[http://news.okezone.com/read/2014/11/22/65/1069363/dwikorita-karnawati-rektor-perempuan-pertama-ugm Artikel:"Dwikorita Karnawati, Rektor Perempuan Pertama UGM" di Okezone.com]</ref>. Selanjutnya ditetapkan oleh Majelis Wali Amanat [[Universitas Gadjah Mada]] pada [[22 November]] [[2014]], sebagai Rektor UGM masa bakti [[2014]]-[[2017]] dan dilantik pada [[24 November]] [[2014]]<ref>[http://news.okezone.com/read/2014/11/24/65/1069852/dwikorita-resmi-jabat-rektor-ugm Artikel:"Dwikorita Resmi Jabat Rektor UGM" di Okezone.com]</ref>. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Wakil Rektor (Warek) Bidang Kerja Sama dan Alumni<ref>[http://news.detik.com/read/2014/11/22/142932/2756164/10/prof-dwikorita-karnawati-terpilih-jadi-rektor-ugm Artikel:"Prof Dwikorita Karnawati Terpilih Jadi Rektor UGM " di Detik.com]</ref>.
 
Dwikorita merupakan pakar dan pengamat masalah kerentanan tanah akibat bahaya gempa bumi. Salah satu penelitiannya adalah membuat zona atau peta daerah [[Bantul]] yang rawan terhadap gempa bumi dan tingkat intensitas kerentanannya pasca gempa [[27 Mei]] [[2006]]. Ia dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Teknik UGM, bersama suaminya Prof. Ir. Sigit Priyanto, M.Sc., Ph.D.
 
Ia juga merupakan sahabat karib [[Menteri Kelautan dan Perikanan]] [[Susi Pudjiastuti]]. Bahkan, saat di [[SMA Negeri 1 Yogyakarta]], keduanya duduk satu bangku<ref>[http://nasional.kompas.com/read/2014/11/22/14180151/Sahabat.Karib.Menteri.Susi.Terpilih.Jadi.Rektor.UGM Artikel:"Sahabat Karib Menteri Susi Terpilih Jadi Rektor UGM" di Kompas.com]</ref><ref>[http://regional.kompas.com/read/2014/10/30/06085141/.Susi.Itu.Jenius. Artikel:""Susi Itu Jenius..."" di Kompas.com]</ref>
 
Pada 2 Mei 2016 nama Dwikorita tercoreng karena mengatakan bahwa aksi mahasiswa UGM yang berunjuk rasa di kampus hari itu adalah "simulasi" belaka. Selain itu, Dwikorita juga melemparkan pernyataan sexist yang menuduh mahasiswanya mendorong-dorong ia saat berunjuk rasa karena ia adalah seorang perempuan.
 
== Riwayat Pendidikan ==
Baris 51 ⟶ 63:
* The Young Academic Award dari World Bank (1997 - 1998)
* Leverhulme Professorship Award, Institute for Advanced Studies, University of Bris (2002).
* Pustawakawan Berprestasi II dan Laboran Berprestasi 1, Seleksi Nasional Akademisi Berprestasi tahun 2010 UGM
* Hitachi Scholarship Foundation for Post Doctoral Research (Oct. to Nov 1998)<Ref>[http://mgb.ugm.ac.id/user-menu/profile-saya/userprofile/Dwikorita Biodata di ugm.ac.id]</ref>
* Graduate Research Team Grant -World Bank (1991-2001).