Toyota Kijang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Huda Mahardhika (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
48y24rd (bicara | kontrib)
Penambahan informasi dan perbaikan halaman
Baris 21:
| similar_cars =
}}
'''Toyota Kijang''' (Kerjasama Indonesia-Jepang){{butuh rujukan}} adalah model kendaraan niaga yang kemudian bertransformasi menjadi mobil keluarga buatan yang diproduksi oleh [[Toyota Motor Corporation]] dari Jepang, dan kini merupakan kendaraansalah palingsatu kendaraan populerterpopuler untuk kelas [[MPV|minibus]] di [[Indonesia]]. Toyota Kijang hadir di Indonesia sejak tahun [[1977]] dan saat ini merupakan salah satu model Toyota yang sukses secara komersial hingga saat ini, sehingga berbagai varian dan generasi [[mobil]] ini dapat ditemukan dengan mudah di seluruh pelosok Indonesia.
 
Kesuksesan Toyota Kijang telah berdampak dengan munculnya mobil-mobil sejenis yang meniru konsep dari Toyota Kijang (terutama dari segi nama hewan), misalnya [[Isuzu Panther]] dan [[Mitsubishi Kuda]] yang memiliki kap mesin, serta [[Daihatsu Zebra]] yang tidak memiliki kap mesin. Selain di Indonesia, sebelum hadirnya ''"Innova"'', Toyota Kijang memiliki versi internasional dalam berbagai nama dengan bentuk yang sama, seperti di Malaysia dengan nama Toyota Unser, Filipina dengan nama Toyota Tamarraw dan Revo, Taiwan dan Vietnam dengan nama Toyota Zace, India dengan nama Toyota Qualis, serta Afrika Selatan dengan nama Toyota Stallion dan Toyota Condor.
 
Versi Afrika Selatan (Stallion) dan Filipina (Tamaraw) juga telah muncul sejak 1977 dengan kode KF-10. Versi Taiwan dan Vietnam (Zace) serta India (Qualis) telah muncul dengan kode KF-50. Sejak 1997, beberapa versi internasional tersebut telah berganti nama, seperti Revo (Filipina), Zace Surf (Taiwan dan Vietnam), Condor (Afrika Selatan), serta di Malaysia dijual dengan nama Unser.
 
= Sejarah =
Sebelum Toyota Kijang diluncurkan pada Pekan Raya Jakarta 1977, Toyota sebetulnya telah memiliki dua jenis mobil lain yang didatangkan oleh Toyota Motor Corporation, selaku prinsipal dari Toyota Astra Motor sebagai pemegang merek Toyota di Indonesia - langsung dari Jepang.
 
Namun, presiden Indonesia kala itu, [[Soeharto]], sedang mendorong pertumbuhan industri dalam negeri yang dicanangkan oleh [[Kementerian Perindustrian Republik Indonesia|departemen perindustrian]], sehingga kedua mobil itu tidak jadi dipajang di arena [[Pekan Raya Jakarta]]. Soeharto menerapkan larangan impor mobil secara utuh, khususnya sedan. Sebagai imbalnya, Soeharto memberikan insentif pada kendaraan niaga dengan pengembangan industri kendaraan niaga berbasis lokal dengan harga murah atau bisa disebut sebagai ''[[:en:Basic_utility_vehicle|Basic Utility Vehicle]]'' (BUV) atau pada saat itu disebut sebagai Kendaraan Bermotor Niaga Serbaguna (KBNS).
 
Menanggapi kebijakan insentif tersebut, [[William Soerjadjaja]], pendiri dan direktur [[Astra International|PT. Astra International]] saat itu, dimana Toyota Astra Motor berdiri sebagai perusahaan patungan antara PT. Astra dan Toyota Motor Corporation, memberikan jawaban atas kebijakan tersebut dengan memprakarsai kelahiran Toyota Kijang dengan bantuan prinsipal Toyota.<ref>{{Cite book|title=Sejarah Mobil & Kisah Kehadiran Mobil di Negeri Ini|last=Luhulima|first=James|publisher=Kompas|year=2012|isbn=9789797096489|location=Jakarta|pages=119|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|title=Man of Honor: Kehidupan, Semangat dan Kearifan William Soeryadjaya|last=Edy Djatmiko|first=Hermanto|last2=Sri Pambudi|first2=Teguh|publisher=Kompas|year=2012|isbn=9789792290974|location=Jakarta|pages=142|url-status=live}}</ref>
 
Penamaan Kijang berawal dari hasil sayembara ketika Toyota menggelar konferensi internal pertemuan para distributor produk Toyota. Pada konferensi itu, ada dua opsi nama, yaitu kancil dan kijang, namun dikarenakan nama "Kancil" memiliki konotasi yang negatif, maka nama "Kijang" yang dipilih.<ref>{{Cite web|url=https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-853671/cerita-kancil-yang-gagal-jadi-merek-mobil-toyota|title=Cerita Kancil Yang Gagal Jadi Merek Mobil Toyota|last=Qom|first=Ir|date=16 November 2007|website=detikFinance|access-date=1 Januari 2020}}</ref> Jusuf Kalla, selaku CEO<ref>{{Cite web|url=http://www.kallagroup.co.id/sejarah/|title=Sejarah|last=kalla|website=Kalla Group|language=en-US|access-date=2020-01-01}}</ref> dari NV Hadji Kalla atau kini bernama [[Kalla Group|PT Haji Kalla]] saat itu, ikut andil dalam memillih nama "Kijang", dalam kapasitasnya sebagai salah satu pemilik perusahaan distributor kendaraan Toyota di Indonesia.<ref>{{Cite web|url=https://oto.detik.com/mobil/d-3332575/kisah-jusuf-kalla-ikut-pilih-nama-mobil-kijang|title=Kisah Jusuf Kalla Ikut Pilih Nama Mobil Kijang|last=Kuswaraharja|first=Dadan|date=29 Oktober 2016|website=detikOto|access-date=1 Januari 2020}}</ref>
 
= Generasi Pertama (1977-1982) =
Baris 50 ⟶ 59:
Toyota Kijang diluncurkan pada Pekan Raya Jakarta 1977 dengan disaksikan oleh Presiden RI, Soeharto, dan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, yang mana pada saat itu terdapat keraguan dari para perancangnya tentang apakah Toyota Kijang dapat diterima oleh pasar Indonesia. Keraguan tersebut disebabkan karena Mitsubishi Colt merupakan jenis kendaraan yang mendominasi pasar mobil minibus di Indonesia pada saat itu. Toyota Kijang menerapkan konsep ''pick up'' dengan bentuk kotak mendasar. Model ini sering dijuluki ''"Kijang Buaya"'' karena model buka-tutup kap mesin depan pada hidung mobil (bonnet) yang mirip dengan mulut buaya apabila kap mesin depan sedang dibuka. Kijang generasi perdana ini diproduksi sejak 1977 hingga 1982.
 
Pada awal peluncurannya, total produksi Toyota Kijang hanya berjumlah 1.168 unit. Kemudian, perlahan-lahan, jumlahnya meningkat menjadi 4.624 unit pada tahun 1978. Jumlah produksi Toyota Kijang terus meningkat dari tahun ke tahun. Kehadiran Toyota Kijang sebagai kendaraan multifungsi/serbaguna yang mudah perawatannya membuat permintaan terus meningkat. Toyota Kijang lahir sebagai kendaraan dengan konsep ''Basic Utility Vehicle''. Toyota Kijang cocok sebagai kendaraan dengan konsep serba guna dan mudah untuk dirawat. Kehadiran Toyota Kijang sejalan dengan peraturan pemerintah Republik Indonesia untuk menerapkan konsep pembangunan ekonomi melalui pengembangan motorisasi dan otomotif di Indonesia, khususnya melalui konsep Kendaraan Bermotor Niaga Serbaguna (KBNS).
 
Model Toyota Kijang KF10 nyaris berbentuk mirip dengan kotak buah yang ditempeli dengan 4 buah roda dan jendela yang ditutupi dengan kain terpal pada sisi-sisi pinggirnya. Rancangan awal kendaraan ini sangat sederhana. Toyota Kijang ini memiliki pintu yang seolah-olah ditempelkan begitu saja dengan badannya, dengan engsel pintu yang mirip engsel pintu rumah yang berbunyi mendecit bila dibuka. Terlebih lagi, pada saat itu, pintu mobil tidak dilengkapi kunci maupun alarm sebagai sistem keamanannya, meski pada generasi selanjutnya yang sudah dimodifikasi dilengkapi dengan kunci pintu serta engkol pintu yang masih mirip pintu rumah serta kaca pada pintu mobil.