Kleopatra: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Membatalkan 1 suntingan oleh 81.96.87.25 (bicara) ke revisi terakhir oleh Mimihitam(magic wand🌟)
Tag: Pembatalan
tes
Baris 57:
 
== Etimologi ==
Nama Kleopatra ([[alfabet Yunani|aksara Yunani]]: ''Κλεοπάτρα'') adalah nama [[bahasa Yunani Kuno|Yunani Kuno]] yang berarti "[[wikt:muruah|muruah]] ayahanda".{{sfnp|Royster|2003|p=48}} Nama ini dibentuk dari gabungan kata ''kléos'' ([[alfabet Yunani|aksara Yunani]]: ''κλέος'') yang berarti "[[wikt:muruah|muruah]]" atau "kehormatan",<!-- {{sfnp|kbbi}} --> dan kata ''patḗr'' ([[alfabet Yunani|aksara Yunani]]: ''πατήρ'') yang berarti "ayah". Bentuk maskulin dari nama ini dapat berupa ''Kleopatros'' ([[alfabet Yunani|aksara Yunani]]: ''Κλεόπατρος'') atau ''Patroklos'' ([[alfabet Yunani|aksara Yunani]]: ''Πάτροκλος'').{{sfnp|Muellner}} Kleopatra juga adalah nama adik perempuan Aleksander Agung ([[Kleopatra dari Makedonia]]), dan nama istri [[Meleagros]] ([[Kleopatra Alkione]]) dalam [[mitologi Yunani]].{{sfnp|Roller|2010|pp=15–16}} Nama ini mulai dipakai di kalangan [[dinasti Ptolemaik|wangsa Ptolemaios]] setelah [[Ptolemaios V Epiphanes|Ptolemaios V Epifanes]] menikahi [[Kleopatra I|Kleopatra I Sira]], seorang [[Daftar Penguasa Seleukia|putri wangsa Seleukos]].{{sfnp|Roller|2010|pp=15–16, 39}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=55–57}} Kleopatra menyandang gelar ''Tea Filopatora'' ([[alfabet Yunani|aksara Yunani]]: ''Θεά Φιλοπάτωρα'') yang berarti "dewi pengasih ayahanda."{{sfnp|Burstein|2004|p=15}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=84, 215}}<ref group="note">{{harvtxtharvnb|Tyldesley|2017|}} menerjemahkan gelar Kleopatra VII Tea Filopator menjadi "Kleopatra, Dewi Penyayang Ayahanda".</ref>
 
== Riwayat hidup ==
Baris 63:
[[Berkas:Ptolemy XII Auletes Louvre Ma3449.jpg|jmpl|[[Ptolemaios XII Auletes]], ayah Kleopatra VII, karya seni pahat potret [[seni rupa Hellenistik|berlanggam Helenistik]], tersimpan di [[Louvre]], Paris{{sfnp|Roller|2010|p=18}}]]
 
[[Firaun|Firaun-firaun]] dari wangsa Ptolemaios [[Pemahkotaan firaun|dinobatkan]] oleh [[Imam Besar Ptah]] di kota [[Memphis, Mesir|Memfis]], tetapi bermastautin di [[Aleksandria]], kota multibudaya bercorak [[Kebudayaan Yunani|Yunani]] yang didirikan oleh [[Aleksander Agung]], tokoh termasyhur asal [[Makedonia (kerajaan kuno)|Makedonia]].{{sfnp|Roller|2010|pp=32–33}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=1, 3, 11, 129}}{{sfnp|Burstein|2004|p=11}}<ref group="note">Penjelasan menyeluruh mengenai pendirian Aleksandria oleh Aleksander Agung, dan sifatnya yang sangat khas [[Zaman Hellenistik|Yunani Helenistik]] pada [[kerajaan Ptolemaik|zaman wangsa Ptolemaios]], bersama sebuah hasil survei mengenai bermacam-macam suku bangsa yang mendiaminya, dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Burstein|2004|pp=43–61}}.{{pb}}Validasi lebih lanjut mengenai pendirian Aleksandria oleh Aleksander Agung dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Jones|2006|p=6}}.</ref> Firaun-firaun wangsa Ptolemaios [[Sejarah Yunani|bertutur dalam bahasa Yunani]], dan memerintah Mesir selayaknya kepala-kepala monarki [[Zaman Hellenistik|Yunani Helenistik]], bahkan menolak mempelajari [[Bahasa Mesir Akhir|bahasa asli Mesir]].{{sfnp|Roller|2010|pp=29–33}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=1, 5, 13–14, 88, 105–106}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=11–12}}<ref group="note" name="languages">Penolakan para penguasa dari [[dinasti Ptolemaik|wangsa Ptolemaios]] untuk bertutur dalam bahasa asli Mesir, yakni [[bahasa Mesir Akhir]], adalah penyebab digunakannya [[bahasa Yunani Kuno]] ([[bahasa Yunani Koine]]) bersama-sama dengan bahasa Mesir Akhir dalam dokumen-dokumen resmi kerajaan semisal [[Batu Rosetta]] ({{cite web|url=http://www.bbc.co.uk/programmes/b00sbrz3 |title=Programa Radio 4 – Sejarah Dunia dalam 100 Benda, Para Pendiri Kekaisaran (300 SM – 1 M), Batu Rosetta |publisher=BBC |date= |accessdate=2010-06-07}}).{{pb}}Sebagaimana yang dijelaskan oleh {{harvtxtharvnb|Burstein|2004|pp=43–54}}, Aleksandria pada zaman wangsa Ptolemaios dianggap sebagai sebuah ''[[polis]]'' ([[negara kota]]) yang terpisah dari negeri Mesir, dengan kewarganegaraan yang dikhususkan bagi orang-orang [[bangsa Yunani|Yunani]] dan [[Makedonia Kuno]], tetapi juga menampung bermacam-macam suku bangsa lain, teristimewa [[Sejarah Yahudi|orang Yahudi]], juga [[bangsa Mesir|orang Mesir]], [[bangsa Suriah|orang Suriah]], dan [[orang Nubia]].{{pb}}Validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Grant|1972|p=3}}.{{pb}}Macam-macam bahasa yang dikuasai Kleopatra dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Roller|2010|pp=46–48}} dan {{harvtxtharvnb|Burstein|2004|pp=11–12}}.{{pb}}Validasi lebih lanjut mengenai penggunaan bahasa Yunani sebagai bahasa resmi wangsa Ptolemaios dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Jones|2006|p=3}}.</ref> Kleopatra justru berbeda; ia sudah mampu bertutur dalam [[Multilingualisme|beberapa macam bahasa]] saat mencapai usia dewasa, dan menjadi penguasa pertama dari wangsa Ptolemaios yang belajar [[bahasa Mesir]].{{sfnp|Schiff|2011|p=33}}{{sfnp|Roller|2010|pp=46–48}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=11–12}}<ref group="note">Keterangan lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Grant|1972|pp=20, 256, catatan kaki 42}}.</ref> Ia juga mampu bertutur dalam [[bahasa Semit Etiopia|bahasa Etiopia]], [[orang Troglodit|bahasa Trogodit]], [[Bahasa Ibrani Alkitabiah|bahasa Ibrani]] (atau [[bahasa Aram]]), [[bahasa Arab]], [[Bahasa-bahasa di Suriah|bahasa Suriah]] (mungkin [[bahasa Suryani]]), [[bahasa Media]], [[bahasa Parthia|bahasa Partia]], dan [[bahasa Latin]], meskipun [[Romawi Kuno|orang-orang Romawi]] sezamannya lebih suka bercakap-cakap dengannya dalam [[bahasa Yunani Koine]], bahasa ibunya.{{sfnp|Roller|2010|pp=46–48}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=11–12}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=5, 82, 88, 105–106}}<ref group="note">Daftar bahasa yang dikuasai Kleopatra sebagaimana diriwayatkan oleh sejarawan Abad Kuno, [[Plutarkhos|Ploutarkos]], dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Jones|2006|pp=33–34}}, sumber ini juga menyebutkan bahwa para penguasa [[kerajaan Ptolemaik|Mesir dari wangsa Ptolemaios]] lambat laun tidak lagi menggunakan [[bahasa Makedonia Kuno]].</ref> Bahasa-bahasa yang dikuasai Kleopatra selain bahasa Yunani, bahasa Mesir, dan bahasa Latin, mencerminkan hasratnya untuk menguasai kembali daerah-daerah di [[Afrika Utara]] dan [[Asia Barat]] yang pernah menjadi bagian dari wilayah [[kerajaan Ptolemaik|Kerajaan Wangsa Ptolemaios]].{{sfnp|Roller|2010|pp=46–48, 100}}
 
Campur tangan Romawi dalam urusan pemerintahan Mesir sudah berlangsung lama sebelum [[masa pemerintahan Kleopatra]].{{sfnp|Roller|2010|pp=38–42}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xviii, 10}}{{sfnp|Grant|1972|pp=9–12}} [[Ptolemaios IX Lathyros|Ptolemaios IX Latiros]] mangkat pada penghujung tahun 81 SM, dan digantikan oleh putrinya, [[Berenike III dari Mesir|Berenike III]].{{sfnp|Roller|2010|p=17}}{{sfnp|Grant|1972|pp=10–11}} Penentangan yang muncul di lingkungan istana terhadap gagasan penobatan seorang perempuan menjadi kepala monarki tanpa pendamping membuat Berenike III terpaksa bersedia untuk menikah dan memerintah bersama-sama dengan saudara sepupu sekaligus anak tirinya, [[Ptolemaios XI Alexandros II|Ptolemaios XI Aleksandros II]], sesuai dengan arahan Diktator Republik Romawi, [[Lucius Cornelius Sulla|Sula]].{{sfnp|Roller|2010|p=17}}{{sfnp|Grant|1972|pp=10–11}} Tak seberapa lama selepas menikah pada tahun 80 SM, Ptolemaios XI menyuruh orang membunuh Berenike III, tetapi ia sendiri akhirnya tewas [[penghakiman massa|dihakimi massa]] dalam kerusuhan yang dipicu oleh peristiwa pembunuhan Berenike III.{{sfnp|Roller|2010|p=17}}{{sfnp|Burstein|2004|p=xix}}{{sfnp|Grant|1972|p=11}} Ptolemaios XI, dan mungkin pamannya, Ptolemaios IX, atau mungkin pula ayahnya, [[Ptolemaios X Alexandros I|Ptolemaios X Aleksandros I]], menjadikan Kerajaan Wangsa Ptolemaios sebagai [[jaminan|jaminan pinjaman dana]] dari Republik Romawi, sehingga pemerintah Republik Romawi memiliki landasan hukum untuk mengambil alih pemerintahan Mesir, yang sudah berstatus [[negara pengekor|negara gundalnya]], ketika Ptolemaios XI mangkat dibunuh.{{sfnp|Roller|2010|p=17}}{{sfnp|Burstein|2004|p=12}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=74}} Meskipun demikian, pemerintah Republik Romawi justru memutuskan untuk memecah wilayah Kerajaan Wangsa Ptolemaios, dan membagi-bagikannya kepada anak-anak Ptolemaios IX di luar pernikahan. [[Sejarah kuno Siprus|Siprus]] diserahkan kepada [[Ptolemaios dari Siprus]], sementara [[Sejarah Mesir|Mesir]] diserahkan kepada [[Ptolemaios XII Auletes]].{{sfnp|Roller|2010|p=17}}{{sfnp|Burstein|2004|p=xix}}
 
=== Masa kecil ===
Kleopatra VII lahir pada awal tahun 69 SM sebagai putri pasangan [[dinasti Ptolemaik|Firaun]] Ptolemaios XII Auletes dan seorang perempuan yang tidak diketahui namanya.{{sfnp|Roller|2010|p=15}}<ref group="note">{{harvnb|Grant|1972|p=3}} berpendapat bahwa Kleopatra lahir pada akhir tahun 70 SM atau awal tahun 69 SM.</ref> Mungkin saja ibu Kleopatra adalah permaisuri Ptolemaios XII, [[Kleopatra VI|Kleopatra VI Trifaina]] (juga dikenal sebagai [[Kleopatra V|Kleopatra V Trifaina]]),{{sfnp|Jones|2006|pp=xiii, 28}}{{sfnp|Burstein|2004|p=11}}<ref group="note" name="cleopatra v or vi"/> yakni ibu dari kakak Kleopatra, [[Berenike IV dari Mesir|Berenike IV Epifaneia]].{{sfnp|Roller|2010|p=16}}{{sfnp|Anderson|2003|p=38}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=73}}<ref group="note">Keterangan yang simpang siur dalam karya-karya tulis ilmiah mebuat sebagian orang beranggapan bahwa [[Kleopatra VI]] adalah putri [[Ptolemaios XII]], sementara ada pula yang beranggapan bahwa Kleopatra VI adalah permaisuri Ptolemaios XII, atau tokoh yang sama dengan [[Kleopatra V]], {{harvtxtharvnb|Jones|2006|p=28}} berpendapat bahwa Ptolemaios XII menurunkan enam orang anak, sementara menurut {{harvtxtharvnb|Roller|2010|p=16}}, hanya lima orang anak.</ref> Nama Kleopatra Trifaina tidak lagi disebut-sebut dalam catatan-catatan resmi kerajaan beberapa bulan setelah kelahiran Kleopatra pada tahun 69 SM.{{sfnp|Roller|2010|pp=18–19}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=68–69}} Tiga anak Ptolemaios XII yang paling kecil, yakni [[Arsinoe IV dari Mesir|Arsinoe IV]], [[Ptolemaios XIII Theos Philopator|Ptolemaios XIII Teos Filopator]], dan [[Ptolemaios XIV dari Mesir|Ptolemaios XIV]],{{sfnp|Roller|2010|p=16}}{{sfnp|Anderson|2003|p=38}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=73}} lahir sepeninggal permaisurinya.{{sfnp|Roller|2010|p=19}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=69}} Guru pribadi Kleopatra semasa kecil adalah Filostratos, yang mengajarinya [[Pendidikan di Yunani Kuno|seni berpidato]] dan [[Filsafat Yunani kuno|ilmu filsafat Yunani]].{{sfnp|Roller|2010|pp=45–46}} Sewaktu remaja, Kleopatra agaknya menuntut ilmu di [[Mouseion]], lembaga ilmu pengetahuan dan seni budaya Helenistik di Aleksandria yang juga mencakup [[Perpustakaan Alexandria|Perpustakaan besar kota itu]].{{sfnp|Roller|2010|p=45}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=81}}
 
=== Masa pemerintahan dan pembuangan Ptolemaios XII ===
{{further|Triumvirat pertama}}
Pada tahun 65 SM, [[Sensor (Romawi Kuno)|Sensor]] [[Marcus Licinius Crassus|Markus Lisinius Krasus]] mengemukakan pendapatnya di hadapan [[Senat Republik Romawi]] bahwa Roma sepatutnya menganeksasi Mesir, tetapi [[Rancangan undang-undang|usulannya]] maupun usulan serupa dari [[Tribun]] [[Servilius Rullus|Servilius Rulus]] pada tahun 63 SM ditolak oleh senat.{{sfnp|Roller|2010|p=20}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xix, 12–13}} Ptolemaios XII menanggapi ancaman kemungkinan aneksasi ini dengan menawarkan [[Kompensasi (finansial)|imbalan]] dan hadiah-hadiah mewah kepada para negarawan Romawi yang memiliki kekuasaan besar semisal [[Pompeius|Pompeyus]] sewaktu [[Perang Mithridates Ketiga|berperang]] melawan [[Mithridates VI dari Pontos|Mitridates VI dari Pontos]], dan juga kepada [[Yulius Kaisar]] setelah terpilih menjadi [[Konsul Romawi|konsul]] pada tahun 59 SM.{{sfnp|Roller|2010|pp=20–21}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xx, 12–13}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=74–76}}<ref group="note">Keterangan dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Grant|1972|pp=12–13}}. Pada tahun 1972, [[Michael Grant (ahli klasika)|Michael Grant]] memperhitungkan bahwa 6.000 [[talenta]], yakni jumlah uang yang harus dikeluarkan oleh Ptolemaios XII demi mendapatkan gelar "kawan dan mitra rakyat Romawi" dari dua orang [[Triumvirat pertama|triwira]], Pompeyus dan Yulius Kaisar, kira-kira setara nilainya dengan £7 juta atau 17 juta dolar Amerika Serikat, kurang lebih sama dengan jumlah keseluruhan penerimaan pajak Kerajaan Wangsa Ptolemaios selama setahun.</ref> Meskipun demikian, perilaku hidup boros Ptolemaios XII membuatnya jatuh bangkrut sehingga terpaksa berhutang pada [[Sejarah perbankan|cukong Romawi]], [[Gaius Rabirius Postumus|Gayus Rabirius Postumus]].{{sfnp|Roller|2010|p=21}}{{sfnp|Burstein|2004|p=13}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=76}}
 
[[Berkas:Retrato femenino (26771127162).jpg|jmpl|kiri|Lukisan potret Kleopatra dengan rambut merah dan bentuk wajah yang khas, kepalanya dihiasi [[diadem]] kerajaan dan cocok sanggul bertatahkan mutiara, agaknya dibuat setelah kemangkatannya, dari situs kota [[Herculaneum]], Italia, abad pertama tarikh Masehi{{sfnp|Walker|Higgs|2001|pp=314–315}}{{sfnp|Fletcher|2008|loc=hlm. 87, gambar-gambar beserta keterangan gambar antara hlmn. 246–247}}<ref group="note">{{harvtxtharvnb|Fletcher|2008|p=87}} menjelaskan lebih lanjut mengenai lukisan dari [[Herculaneum]] ini sebagai berikut: "Rambut Kleopatra ditata oleh penata rambutnya yang piawai, Eiras. Meskipun seperangkat rambut palsu yang tampak kaku dan terdiri atas tiga bagian gaya rambut lurus yang panjang wajib ia kenakan bilamana tampil di hadapan rakyat Mesir, tatanan rambutnya sehari-hari adalah '[[tatanan rambut Yunani-Romawi|tatanan rambut semangka]]' yang lebih praktis dan tidak aneh-aneh, yaitu rambut asli diuraikan ke arah tengkuk sedemikian rupa sehingga menyerupai corak jalur-jalur pada kulit buah semangka kemudian digelung pada tengkuk. Tatanan rambut yang menjadi ciri khas [[Arsinoe II dari Mesir|Arsinoe II]] dan [[Berenike II]] ini sudah tidak lazim lagi dipakai selama hampir dua abad sampai akhirnya dihidupkan kembali oleh Kleopatra; namun selaku orang yang berpaham tradisional sekaligus seorang inovator, ia memakai tatanan rambut ini tanpa berkerudung kain halus sebagaimana para pendahulunya. Dan jika kedua pendahulunya itu berambut pirang seperti [[Aleksander Agung]], maka Kleopatra mungkin malah berambut sebagaimana yang tampak pada lukisan potret seorang perempuan mengenakan diadem kerajaan dikelilingi [[Seni Mesir Kuno|corak-corak hias khas Mesir]] yang telah teridentifikasi sebagai sebagai potret Kleopatra."</ref>]]
Pada tahun 58 SM, Republik Romawi [[Siprus Romawi|menganeksasi Siprus]]. Dengan dakwaan pidana perompakan, pihak Romawi mendesak Ptolemaios dari Siprus, adik laki-laki Ptolemaios XII, untuk bunuh diri alih-alih menjalani hukuman pembuangan di [[Paphos|Pafos]].{{sfnp|Roller|2010|p=22}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xx, 13, 75}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=76}}<ref group="note">Informasi mengenai latar belakang politik dari tindakan aneksasi Romawi atas Siprus, yakni tindakan yang didasarkan atas keputusan [[Senat Romawi]] atas usulan [[Publius Clodius Pulcher|Publius Klodius Pulker]], dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Grant|1972|pp=13–14}}.</ref> Ptolemaios XII memutuskan untuk tidak mengungkit-ungkit kematian adiknya di muka umum. Sikap seperti ini, ditambah pula dengan penyerahan wilayah kekuasaan turun-temurun wangsa Ptolemaios kepada Republik Romawi, membuat Ptolemaios XII kehilangan kepercayaan rakyatnya, yang kala itu sudah tidak puas dengan kebijakan-kebijakan ekonominya.{{sfnp|Roller|2010|p=22}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=13, 75}}{{sfnp|Grant|1972|p=14–15}} Ptolemaios XII kemudian dipaksa meninggalkan Mesir. Mula-mula ia pindah ke [[Rodos]], kemudian ke [[Athena Kuno|Athena]], dan akhirnya ke [[Vila Romawi|vila]] milik [[Triumvirat pertama|Triwira]] Pompeyus di [[Colli Albani|daerah perbukitan Albanus]], dekat [[Palestrina|Preneste]], Italia.{{sfnp|Roller|2010|p=22}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xx, 13, 75}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=76–77}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Grant|1972|pp=15–16}}.</ref> Ptolemaios XII tinggal hampir setahun lamanya di tempat yang terletak di kawasan sekitar kota Roma itu, agaknya ditemani oleh putrinya, Kleopatra, yang kala itu berumur sekitar 11 tahun.{{sfnp|Roller|2010|p=22}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=76–77}}<ref group="note">{{harvtxtharvnb|Fletcher|2008|pp=76–77}} nyaris tidak meragukan keterangan ini: "[[Ptolemaios XII Auletes|Auletes]], yang dimakzulkan pada akhir musim panas tahun 58 SM dan mengkhawatirkan keselamatan nyawanya itu, melarikan diri meninggalkan istana dan kerajaannya, meskipun tidak seorang diri saja. Karena salah satu sumber Yunani mengungkapkan bahwa ia ditemani oleh 'salah seorang dari antara putri-putrinya', dan karena putri tertuanya, [[Berenike IV dari Mesir|Berenike IV]], sedang memerintah selaku kepala monarki, dan putri terkecilnya, Arisone, masih bayi, maka pada umumnya diduga bahwa yang menemaninya adalah putri tengah sekaligus anak kesayangannya, Kleopatra, yang baru berumur sebelas tahun."</ref> Berenike IV mengirim rombongan perutusan ke Roma guna mengukuhkan kekuasaannya sekaligus mencegah pemulihan kekuasaan ayahnya, tetapi Ptolemaios XII mengirim pembunuh untuk menewaskan kepala rombongan perutusan itu. Peristiwa ini sengaja ditutup-tutupi oleh orang-orang kuat di Roma yang mendukungnya.{{sfnp|Roller|2010|p=23}}{{sfnp|Burstein|2004|p=13}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=77–78}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Grant|1972|p=16}}.</ref> Manakala Senat Romawi menolak memberi bekal dan sepasukan tentara untuk menemani kepulangannya ke Mesir, Ptolemaios XII memutuskan untuk meninggalkan Roma pada penghujung tahun 57 SM, dan pindah ke [[Kuil Artemis]] di [[Efesus]].{{sfnp|Roller|2010|pp=23–24}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=78}}{{sfnp|Grant|1972|p=16}}
 
Para cukong Romawi yang memodali Ptolemaios XII bertekad mengembalikannya ke tampuk kekuasaan.{{sfnp|Roller|2010|p=24}} Pompeyus membujuk [[Aulus Gabinius]], [[Suriah (provinsi Romawi)|Wali Negeri Romawi atas Suriah]], untuk menginvasi Mesir dan memulihkan kekuasaan Ptolemaios XII dengan imbalan 10.000 [[talenta]].{{sfnp|Roller|2010|p=24}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xx, 13}}{{sfnp|Grant|1972|pp=16–17}} Meskipun melanggar [[hukum Romawi]], Aulus Gabinius mengerahkan pasukannya untuk menginvasi Mesir pada musim semi tahun 55 SM melalui [[Hashmonayim|Yudea, wilayah kekuasaan wangsa Hasmonayim]], tempat bala tentara yang dipimpin orang-orang Romawi itu dipasoki perbekalan oleh [[Antipatros orang Edom]], ayah [[Herodes Agung]], atas perintah [[Hurqanos II]].{{sfnp|Roller|2010|p=24}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=13, 76}} Selaku seorang perwira muda dalam jajaran pasukan berkuda, [[Markus Antonius]] kala itu bertugas di bawah pimpinan Aulus Gabinius. Watak kepemimpinannya tampak menonjol tatkala mencegah Ptolemaios XII membantai habis warga [[Pelusium|Pelousion]], juga ketika menyelamatkan jenazah [[Arkelaos (Imam Besar Komana Kapadokia)|Arkelaos]], suami Berenike IV, yang gugur dalam pertempuran, serta memastikan agar jenazah Arkelaos dimakamkan secara layak sesuai dengan statusnya sebagai raja.{{sfnp|Roller|2010|pp=24–25}}{{sfnp|Burstein|2004|p=76}} Kleopatra, yang kala itu sudah berumur 14 tahun, tentunya juga ikut dalam rombongan bala tentara Romawi yang bergerak menuju Mesir. Bertahun-tahun kemudian, Markus Antonius mengakui bahwa pada saat itulah ia pertama kali jatuh cinta pada Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=24–25}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=23, 73}}
 
Aulus Gabinius dihadapkan ke sidang mahkamah di Roma atas dakwaan penyalahgunaan kewenangan, dan diputuskan tidak bersalah, tetapi dalam sidang mahkamah kedua yang mengadilinya atas dakwaan menerima suap, ia diputuskan bersalah dan dijatuhi hukum buang. Tujuh tahun kemudian, pada tahun 48 SM, ia dipanggil pulang dari pembuangan oleh Yulius Kaisar.{{sfnp|Roller|2010|p=25}}{{sfnp|Grant|1972|p=18}} Markus Lisinius Krasus menjadi Wali Negeri Suriah yang baru menggantikan Aulus Gabinius, dan memperluas wilayah kewenangannya sampai ke Mesir, tetapi akhirnya tewas dibunuh [[Kekaisaran Parthia|orang Partia]] dalam [[Pertempuran Carrhae|Pertempuran Karai]] pada tahun 53 SM.{{sfnp|Roller|2010|p=25}}{{sfnp|Burstein|2004|p=xx}} Ptolemaios XII menjatuhkan hukuman mati terhadap Berenike IV berikut para hartawan pendukungnya, dan menyita seluruh harta kekayaan mereka.{{sfnp|Roller|2010|pp=25–26}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=13–14, 76}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=11–12}} Ia mengizinkan [[Gabiniani|Pasukan Gabiniani]], garnisun Romawi titipan Aulus Gabinius yang sebagian besar personelnya adalah orang-orang [[suku bangsa Jermanik|Jermani]] dan [[Galia]], untuk bertidak keras terhadap masyarakat di jalanan kota Aleksandria, dan mengangkat Gayus Rabirius Postumus, cukong Romawi yang sudah lama memodalinya itu, menjadi menteri keuangan.{{sfnp|Roller|2010|pp=25–26}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=13–14}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=11–12, 80}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut mengenai Gayus Rabirius Postumus, si cukong Romawi, dan mengenai Pasukan Gabiniani yang ditempatkan Aulus Gabinianus di Mesir, dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Grant|1972|pp=18–19}}.</ref> Dalam setahun, Gayus Rabirius Postumus ditempatkan di bawah penjagaan ketat, lalu diberangkatkan pulang ke Roma setelah keselamatan nyawanya terancam akibat tindakan-tindakannya yang menguras habis sumber-sumber daya tanah Mesir.{{sfnp|Roller|2010|p=26}}{{sfnp|Burstein|2004|p=14}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=11–12}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Grant|1972|p=18}}.</ref> Meskipun disibukkan dengan semua permasalahan ini, Ptolemaios XII masih menyempatkan diri untuk menyusun sepucuk surat wasiat berisi penunjukan Kleopatra dan Ptolemaios XIII sebagai ahli waris bersama atas takhta Mesir, menyelenggarakan pengerjaan proyek-proyek besar seperti pembangunan [[Kuil Edfu]] dan pembangunan sebuah kuil di [[Dendera]], serta memulihkan stabilitas perekonomian Mesir.{{sfnp|Roller|2010|pp=26–27}}{{sfnp|Burstein|2004|p=14}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=80, 85}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca di {{harvtxtharvnb|Grant|1972|pp=19–20, 27–29}}.</ref> Menurut keterangan yang terukir pada dinding [[Kompleks Kuil Dendera|Kuil Hathor]] di Dendera, Kleopatra diangkat menjadi pemangku raja oleh Ptolemaios XII pada tanggal 31 Mei, tahun 52 SM.{{sfnp|Roller|2010|p=27}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xx, 14}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=84–85}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Grant|1972|pp=28–30}}.</ref> Sampai akhir hayatnya, Ptolemaios XII tak kunjung tuntas melunasi utang-utangnya pada Gayus Rabirius Postumus, sehingga sisanya menjadi beban tanggungan para penggantinya, Kleopatra dan Ptolemaios XIII.{{sfnp|Roller|2010|p=26}}{{sfnp|Grant|1972|p=18}}
 
=== Naik takhta ===
Baris 90:
}}
 
Ptolemaios XII mangkat tak lama sebelum tanggal 22 Maret 51 SM, yakni hari keberangkatan Kleopatra ke [[Armant, Mesir|Hermontis]], yang terletak di dekat kota [[Thebes, Mesir|Tebai]], untuk meresmikan penyembahan seekor banteng [[Bakis|Baka]] baru, yang dipercaya sebagai perantara dewa [[Montu]] dalam [[agama Mesir Kuno]]. Pelayaran Kleopatra ke Hermontis ini merupakan tindakan perdananya selaku penguasa Mesir yang baru.{{sfnp|Hölbl|2001|p=231}}{{sfnp|Roller|2010|pp=53, 56}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xx, 15–16}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Fletcher|2008|pp=88–92}} dan {{harvtxtharvnb|Jones|2006|pp=31, 34–35}}.{{pb}}{{harvtxtharvnb|Fletcher|2008|pp=85–86}} berpendapat bahwa peristiwa [[gerhana matahari]] sebagian, yang terjadi pada tanggal 7 Maret 51 SM, bertepatan dengan kemangkatan Ptolemaios XII sekaligus penobatan Kleopatra. Kemangkatan Ptolemaios XII sengaja dirahasiakan oleh Kleopatra, dan baru diberitahukan kepada Senat Republik Romawi berbulan-bulan kemudian dalam sebuah pesan yang mereka terima pada tanggal 30 Juni 51 SM.{{pb}}Meskipun demikian, {{harvtxtharvnb|Grant|1972|p=30}} mengklaim bahwa Senat sudah diberitahu perihal kemangkatan Ptolemaios XII pada tanggal 1 Agustus 51 SM. [[Michael Grant (ahli klasika)|Michael Grant]] menduga Ptolemaios XII mungkin saja masih hidup selambat-lambatnya sampai dengan bulan Mei, sementara sebuah sumber Mesir mengungkapkan bahwa ia masih memerintah bersama Kleopatra pada tanggal 15 Juli 51 SM, meskipun mungkin sekali pada tanggal tersebut Kleopatra sesungguhnya "menutup-nutupi perihal kemangkatan ayahnya" agar ia dapat mengukuhkan kekuasaannya atas Mesir.</ref> Tak seberapa lama selepas naik takhta, Kleoparta sudah harus menghadapi sejumlah permasalahan berat dan keadaan genting, antara lain bencana kelaparan akibat musim kemarau serta rendahnya tingkat [[banjir Sungai Nil|luapan banjir tahunan Sungai Nil]], dan perilaku sewenang-wenang para personel Pasukan Gabiniani, garnisun Romawi yang ditempatkan di Mesir oleh Aulus Gabinianus, yang kala itu sudah menganggur dan hidup berbaur dengan masyarakat Mesir.{{sfnp|Roller|2010|pp=53–54}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=16–17}} Selain mewarisi sisa utang ayahnya, Kleopatra juga berutang 17,5 juta [[drakhma|drakma]] pada [[Republik Romawi]].{{sfnp|Roller|2010|p=53}}
 
Pada tahun 50 SM, [[Marcus Calpurnius Bibulus|Markus Kalpurnius Bibulus]], [[Prokonsul]] Suriah, mengutus kedua putranya yang paling besar ke Mesir, agaknya untuk berunding dengan Pasukan Gabiniani sekaligus untuk merekrut mereka menjadi prajurit demi mempertahankan wilayah Suriah [[Perang Romawi-Partia|dari serangan orang Partia]].{{sfnp|Roller|2010|pp=54–56}} Pasukan Gabiniani justru menyiksa dan membunuh keduanya, mungkin karena diam-diam dihasut oleh para pejabat licik dalam majelis istana Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=54–56}}{{sfnp|Burstein|2004|p=16}} Kleopatra mengirim para personel Pasukan Gabiniani yang terlibat dalam peristiwa pembunuhan utusan Suriah sebagai tawanan kepada Markus Kalpurnius Bibulus untuk diadili, tetapi ia justru mengirim kembali para terdakwa ini kepada Kleopatra sambil mengecamnya karena telah mencampuri urusan pengadilan para terdakwa yang merupakan kewenangan khusus Senat Republik Romawi.{{sfnp|Roller|2010|p=56}}{{sfnp|Burstein|2004|p=16}} Markus Kalpurnius Bibulus, yang berpihak pada Pompeyus dalam [[Perang Saudara Caesar|Perang Saudara Yulius Kaisar]], gagal menghalangi pendaratan armada tempur Yulius Kaisar di Yunani, sehingga Yulius Kaisar kelak dapat leluasa bergerak menuju Mesir untuk membekuk Pompeyus.{{sfnp|Roller|2010|p=56}}
 
Semenjak tanggal 29 Agustus 51 SM, nama Kleopatra mulai dicantumkan dalam dokumen-dokumen resmi sebagai penguasa tunggal atas Kerajaan Wangsa Ptolemaios. Penyebutan dirinya sebagai penguasa tunggal dalam dokumen-dokumen resmi ini membuktikan bahwa Kleopatra menolak memerintah bersama-sama dengan Ptolemaios XIII.{{sfnp|Roller|2010|p=53}}{{sfnp|Burstein|2004|p=16}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=91–92}} Kleopatra mungkin pula menikah dengan Ptolemaios XIII,{{sfnp|Burstein|2004|p=xx}} namun tidak ada catatan mengenai hal ini.{{sfnp|Hölbl|2001|p=231}} Kawin sumbang yang dipraktikkan oleh wangsa Ptolemaios dalam bentuk [[perkawinan sedarah|perkawinan antar saudara kandung]] bermula dari pernikahan antara [[Ptolemaios II Philadelphos|Ptolemaios II]] dan kakaknya, [[Arsinoe II dari Mesir|Arsinoe II]].{{sfnp|Roller|2010|pp=36–37}}{{sfnp|Burstein|2004|p=5}}{{sfnp|Grant|1972|pp=26–27}} Adat kawin sumbang [[Mitos Osiris|yang sudah lama dipraktikkan di kalangan kerabat kerajaan Mesir]] ini dipandang keji oleh [[bangsa Yunani|orang-orang Yunani]] kala itu,{{sfnp|Roller|2010|pp=36–37}}{{sfnp|Burstein|2004|p=5}}{{sfnp|Grant|1972|pp=26–27}}<ref group="note">{{harvtxtharvnb|Pfrommer|Towne-Markus|2001|p=34}} mengulas tentang perkawinan sedarah antara Ptolemaios II dan Arsinoe II sebagai berikut: "[[Ptolemaios Keraunos]], yang berhasrat menjadi Raja [[Makedonia (kerajaan kuno)|Makedonia]] ... menewaskan anak-anak Arsinoë yang masih kecil di depan mata ibu mereka. Sang Permaisuri yang telah kehilangan kerajaan itu melarikan diri ke tanah Mesir, disongsong oleh saudara kandungnya, Ptolemaios II. Namun karena tidak puas hanya tinggal sebagai tamu di istana wangsa Ptolemaios, ia membuat permaisuri Ptolemaios II dihukum buang ke Mesir Hulu dan menikahi adik kandungnya itu sekitar tahun 275 SM. Meskipun dianggap sebagai perbuatan keji oleh bangsa Yunani, kawin sumbang semacam ini dibenarkan oleh adat-istiadat bangsa Mesir. Akibatnya, masyarakat terpecah menjadi dua kubu mengikuti pandangan mereka terhadap perkawinan ini. Kubu yang mendukung menyanjung-nyanjung pasangan ini sebagai pengejawantahan perkawinan kahyangan antara dewa [[Zeus]] dan dewi [[Hera]], sementara kubu yang menentang tak henti-hentinya menghujani mereka dengan berbagai celaan kasar. Salah seorang pencela yang paling sarkastis, yakni seorang penyair yang pandai merangkai kata-kata yang tajam menusuk, terpaksa melarikan diri dari Aleksandria demi menyelamatkan nyawanya. Penyair malang itu akhirnya dibekuk oleh bala tentara laut Kerajaan Wangsa Ptolemaios di perairan lepas pantai Pulau Kreta, dikurung dalam sebuah sangkar besi, lantas ditenggelamkan. Tindakan ini serta tindakan-tindakan serupa agaknya mampu meredakan hujan celaan."</ref> namun sudah dianggap sebagai bentuk perjodohan yang lumrah bagi para penguasa dari wangsa Ptolemaios pada masa pemerintahan Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=36–37}}{{sfnp|Burstein|2004|p=5}}{{sfnp|Grant|1972|pp=26–27}}
 
Sekalipun ditolak oleh Kleopatra, Ptolemaios XIII masih didukung oleh orang-orang kuat, terutama [[Poteinos]], [[orang kasim|seorang kasim]] yang pernah menjadi guru pribadinya semasa kanak-kanak, dan yang kala itu telah menjadi wali sekaligus bendaharanya.{{sfnp|Roller|2010|pp=56–57}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=16–17}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=73, 92–93}} Orang-orang lain yang turut bersekongkol melawan Kleopatra adalah [[Akilas]], salah seorang senapati utama, dan [[Teodotos dari Kios]], salah seorang guru pribadi Ptolemaios XIII.{{sfnp|Roller|2010|pp=56–57}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=92–93}} Kleopatra agaknya sempat pula menjalin persekutuan dengan adik laki-lakinya, Ptolemaios XIV, tetapi pada musim gugur tahun 50 SM, Ptolemaios XIII mulai menguasai kancah perseteruan sehingga mulai berani menandatangani dokumen-dokumen mendahului Kleopatra, disusul pula dengan penetapan permulaan [[tahun pemerintahan|masa pemerintahannya]] pada tahun 49 SM.{{sfnp|Hölbl|2001|p=231}}{{sfnp|Roller|2010|p=57}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xx, 17}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Fletcher|2008|pp=92–93}}.</ref>
Baris 103:
Pada musim panas tahun 49 SM, Kleopatra beserta [[bala tentara Ptolemaik|bala tentaranya]] masih berjuang melawan Ptolemaios XIII di dalam kota Aleksandria ketika putra Pompeyus yang bernama [[Gnaeus Pompeius (putra Pompeius Agung)|Nyeus Pompeyus]] datang meminta bala bantuan atas nama ayahnya.{{sfnp|Roller|2010|p=57}} Yulius Kaisar pulang ke Italia dari [[Perang Galia|medan perang di Galia]] dengan [[menyeberangi Sungai Rubiko]] pada bulan Januari 49 SM, sehingga membuat Pompeyus dan para pendukungnya terpaksa [[Perang Saudara Caesar#Perang Saudara|menyingkir ke Yunani]].{{sfnp|Roller|2010|p=58}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=94–95}} Dalam maklumat bersama yang agaknya merupakan maklumat bersama terakhir yang dikeluarkan oleh Kleopatra dan Ptolemaios XIII, kedua penguasa Mesir ini berkenan mengabulkan permintaan Nyeus Pompeyus, dan mengerahkan 60 buah kapal berikut 500 pasukan prajurit, termasuk Pasukan Gabiniani. Tindakan ini membantu mengurangi sebagian dari beban utang Mesir pada Republik Romawi.{{sfnp|Roller|2010|p=58}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=95}} Namun, penulis Romawi [[Lucan|Lukanus]] mengklaim bahwa pada awal tahun 48 SM, Pompeyus mengangkat Ptolemaios XIII sebagai satu-satunya penguasa Mesir yang sah; entah benar atau tidak, tetapi hal ini memaksa Kleopatra mundur dari Aleksandria dan berlindung di daerah Tebai.{{sfnp|Roller|2010|pp=58–59}}{{sfnp|Burstein|2004|p=17}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=95–96}} Pada musim semi tahun 48 SM, Kleopatra melakukan lawatan ke [[Suriah Romawi]] bersama adik perempuannya, Arsinoe IV, dalam rangka menghimpun bala tentara yang akan dikerahkan untuk menginvasi Mesir.{{sfnp|Roller|2010|p=59}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xx, 17}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=96}} Kleopatra pulang ke Mesir membawa bala tentara, tetapi pergerakannya menuju kota Aleksandria dirintangi oleh bala tentara Ptolemaios XIII yang juga mengerahkan sejumlah personel Pasukan Gabiniani untuk memeranginya, sehingga Kleopatra beserta bala tentaranya terpaksa berkemah di luar kota Pelousion yang terletak di kawasan timur [[Delta Nil]].{{sfnp|Roller|2010|pp=59–60}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xx, 17}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=97–98}}
 
Di Yunani, bala tentara Yulius Kaisar menggempur bala tentara Pompeyus dalam [[Pertempuran Farsalos]] pada tanggal 9 Agustus 48 SM. Bala tentara Pompeyus nyaris seluruhnya binasa, dan Pompeyus sendiri terpaksa melarikan diri ke [[Tirus, Lebanon]].{{sfnp|Roller|2010|pp=59–60}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=259}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 17}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Fletcher|2008|pp=96–97}} dan {{harvtxtharvnb|Jones|2006|p=39}}.</ref> Karena merasa akrab dengan wangsa Ptolemaios, Pompeyus memutuskan untuk mencari suaka ke Mesir dan membentuk angkatan bersenjata yang baru di negeri itu,{{sfnp|Roller|2010|p=60}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 17}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=97–98}}<ref group="note" name="Pompey">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Jones|2006|pp=39–41}}.</ref> namun para penasihat Ptolemaios XIII khawatir Pompeyus akan menjadikan Mesir sebagai pangkalan kekuatan tempurnya dalam suatu perang saudara bangsa Romawi yang berlarut-larut.{{sfnp|Roller|2010|p=60}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=98}}{{sfnp|Jones|2006|pp=39–43, 53}} Dengan tipu muslihat yang dirancang oleh Teodotos, Pompeyus dipancing melalui undangan tertulis untuk mendarat di dekat Pelousion, lantas disergap dan ditikam hingga tewas pada tanggal 28 September 48 SM.{{sfnp|Roller|2010|p=60}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=259}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 17–18}}<ref group="note" name="fletcher 2008 p98">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Fletcher|2008|p=98}} dan {{harvtxtharvnb|Jones|2006|pp=39–43, 53–55}}.</ref> Ptolemaios XIII merasa telah berhasil unjuk gigi sekaligus meredakan ketegangan dengan memenggal dan [[pembalsaman|mengawetkan]] kepala jenazah Pompeyus, lalu mengirimkannya kepada Yulius Kaisar yang tiba di Aleksandria pada awal bulan Oktober dan menjadikan istana kerajaan sebagai tempat tinggalnya.{{sfnp|Roller|2010|pp=60–61}}{{sfnp|Bringmann|2007|pp=259–260}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 18}}<ref group="note" name="fletcher 2008 p98"/> Yulius Kaisar mengungkapkan dukacita dan kegusarannya atas peristiwa pembunuhan Pompeyus, serta mengimbau Ptolemaios XIII maupun Kleopatra untuk membubarkan bala tentara masing-masing dan berdamai satu sama lain.{{sfnp|Roller|2010|pp=60–61}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=260}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 18}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Fletcher|2008|pp=98–100}} dan {{harvtxtharvnb|Jones|2006|pp=53–55}}.</ref>
 
=== Kedekatan dengan Yulius Kaisar ===
{{further|Kampanye-kampanye militer Yulius Kaisar|Pengepungan Aleksandria (47 SM)|Pertempuran Sungai Nil (47 SM)|Kaisareion Aleksandria}}
Ptolemaios XIII memimpin pasukannya memasuki kota Aleksandria, bertentangan dengan imbauan Yulius Kaisar untuk terlebih dahulu membubarkan dan meninggalkan tentaranya.{{sfnp|Roller|2010|p=61}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=100}} Kleopatra mula-mula mengirim utusan-utusannya menghadap Yulius Kaisar, tetapi konon setelah mendengar kabar bahwa Yulius Kaisar gemar menjalin hubungan asmara dengan perempuan-perempuan bangsawan, Kleopatra akhirnya datang sendiri ke Aleksandria untuk bertatap muka secara langsung dengan Yulius Kaisar.{{sfnp|Roller|2010|p=61}}{{sfnp|Burstein|2004|p=18}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=100}} Sejarawan [[Cassius Dio|Lucius Kasius Dio]] meriwayatkan bahwa Kleopatra menghadap Yulius Kaisar tanpa sepengetahuan Ptolemaios XIII, tampil dengan dandanan yang memesona, dan memikat hati Yulius Kaisar dengan budi bahasanya.{{sfnp|Roller|2010|p=61}}{{sfnp|Hölbl|2001|pp=234–235}}{{sfnp|Jones|2006|pp=56–57}} Sejarawan [[Plutarkhos|Ploutarkos]] meriwayatkan peristiwa ini dalam bentuk yang lain sama sekali, bahkan mungkin hanya dongeng belaka, yakni bahwasanya Kleopatra digulung dengan tilam dan diselundupkan ke dalam istana demi berjumpa dengan Yulius Kaisar.{{sfnp|Roller|2010|p=61}}{{sfnp|Hölbl|2001|p=234}}{{sfnp|Jones|2006|pp=57–58}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Burstein|2004|p=18}} dan {{harvtxtharvnb|Fletcher|2008|pp=101–103}}.</ref>
 
[[Berkas:Retrato de Julio César (26724093101).jpg|jmpl|kiri|[[Potret Tusculum|Potret Tuskulum]], patung dada [[Yulius Kaisar]] buatan Romawi, berasal dari masa hidupnya, tersimpan di Museum Arkeologi [[Torino]], Italia]]
Ketika mengetahui bahwa kakaknya berada di dalam istana dan sedang beramah-tamah dengan Yulius Kaisar, Ptolemaios XIII berusaha menghasut warga Aleksandria untuk mengobarkan kerusuhan, tetapi akhirnya dibekuk oleh Yulius Kaisar yang mampu menjinakkan kerumunan perusuh dengan kefasihannya berpidato.{{sfnp|Roller|2010|pp=61–62}}{{sfnp|Hölbl|2001|p=235}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=112–113}} Yulius Kaisar selanjutnya membawa Kleopatra dan Ptolemaios XIII ke hadapan [[Boule (Yunani Kuno)|sidang majelis warga kota Aleksandria]], lalu membacakan surat wasiat dari mendiang Ptolemaios XII—sebelumnya disimpan oleh Pompeyus—yang menetapkan Kleopatra dan Ptolemaios XIII sebagai ahli waris bersama atas takhta Kerajaan Wangsa Ptolemaios.{{sfnp|Roller|2010|pp=26, 62}}{{sfnp|Hölbl|2001|p=235}}{{sfnp|Burstein|2004|p=18}}<ref group="note" name="fletcher 2008 p113">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Fletcher|2008|p=113}}.</ref> Yulius Kaisar juga hendak menobatkan kedua adik mereka, Arsinoe IV dan Ptolemaios XIV, menjadi penguasa bersama atas Siprus, agar memuskilkan peluang munculnya penguasa tandingan yang merasa berhak menduduki takhta Mesir, sekaligus untuk mengobati kekecewaan rakyat Kerajaan Wangsa Ptolemaios akibat pencaplokan Pulau Siprus oleh Republik Romawi pada tahun 58 SM.{{sfnp|Roller|2010|p=62}}{{sfnp|Hölbl|2001|p=235}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=18, 76}}<ref group="note" name="fletcher 2008 p113"/>
 
Karena menilai upaya rujuk yang dirancang Yulius Kaisar ini lebih menguntungkan Kleopatra ketimbang Ptolemaios XIII, dan karena memperkirakan bala tentara Ptolemaios XIII yang berkekuatan 20.000 personel termasuk Pasukan Gabiniani akan mampu mengalahkan pasukan Yulius Kaisar yang tanpa sokongan dan hanya terdiri atas 4.000 personel, senapati Poteinos yang berada di Aleksandria bersama Ptolemaios XIII memutuskan untuk memanggil bala tentara di bawah pimpinan Akilas ke Aleksandria untuk menyerang Yulius Kaisar maupun Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|p=62}}{{sfnp|Hölbl|2001|p=235}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=18–19}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Fletcher|2008|p=118}}.</ref> Setelah Yulius Kaisar berhasil mengeksekusi mati Poteinos setelah mengetahui rencananya mendatangkan tentara Akilas, dan Arsinoe IV kemudian menggabungkan kekuatan tempurnya dengan kekuatan tempur yang dipimpin Akilas dan dipermaklumkan sebagai ratu. Tak seberapa lama kemudian, Arsinoe IV memerintahkan guru pribadinya yang bernama [[Ganimedes (sida-sida)|Ganimedes]] untuk membunuh Akilas dan mengambil alih jabatannya selaku senapati.{{sfnp|Roller|2010|p=63}}{{sfnp|Hölbl|2001|p=236}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=118–119}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Burstein|2004|p=76}}.</ref> Ganimedes selanjutnya memperdaya Yulius Kaisar untuk mengutus Ptolemaios XIII, mantan tahanannya, selaku juru runding, yang akhirnya malah bergabung dengan bala tentara Arsinoe IV.{{sfnp|Roller|2010|p=63}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 76}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=119}} Tindakan ini mengakibatkan Yulius Kaisar dan Kleopatra [[Pengepungan Aleksandria (47 SM)|dikepung di dalam istana Aleksandria]] sampai dengan tahun berikutnya, yakni tahun 47 SM.{{sfnp|Roller|2010|pp=62–63}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=260}}{{sfnp|Hölbl|2001|pp=235–236}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Burstein|2004|pp=xxi, 19}} dan {{harvtxtharvnb|Fletcher|2008|pp=118–120}}.</ref>
 
Antara bulan Januari dan bulan Maret tahun 47 SM, bala bantuan Yulius Kaisar tiba di Mesir, termasuk pasukan-pasukan yang dipimpin oleh [[Mitridates I dari Bosporos|Mitridates dari Pergamon]] dan Antipatros orang Edom.{{sfnp|Roller|2010|p=63}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=260}}{{sfnp|Burstein|2004|p=19}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Fletcher|2008|pp=119–120}}.{{pb}}Terkait peristiwa pengepungan Aleksandria, {{harvtxtharvnb|Burstein|2004|p=19}} berpendapat bahwa bala bantuan Yulius Kaisar tiba pada bulan Januari, tetapi {{harvtxtharvnb|Roller|2010|p=63}} berpendapat bahwa bala bantuan ini datang pada bulan Maret.</ref> Ptolemaios XIII dan Arsinoe IV menarik mundur bala tentara mereka ke [[Sungai Nil]], tetapi tak mampu mengelak dari [[Pertempuran Sungai Nil (47 SM)|serangan Yulius Kaisar]]. Ptolemaios XIII mencoba meloloskan diri dengan perahu, tetapi perahu yang ditumpanginya terbalik dan ia sendiri tewas tenggelam.{{sfnp|Roller|2010|pp=63–64}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=260}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 19, 76}}<ref group="note">Informasi dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Anderson|2003|p=39}} dan {{harvtxtharvnb|Fletcher|2008|p=120}}.</ref> Ganimedes mungkin gugur dalam pertempuran, Teodotos tertangkap bertahun-tahun kemudian di Asia oleh [[Markus Yunius Brutus]] lalu dieksekusi mati, sementara Arsinoe IV dipaksa menjadi bahan tontonan khalayak ramai dalam [[Kemenangan Romawi|pawai kemenangan Yulius Kaisar di Roma]] sebelum menjalani pembuangan di Kuil Artemis, Efesus.{{sfnp|Roller|2010|p=64}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 19–21, 76}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=172}} Kleopatra justru berdiam diri di dalam istana dan sama sekali tidak melibatkan diri dalam segala hiruk-pikuk ini, mungkin sekali karena ia tengah mengandung anak hasil hubungan asmaranya dengan Yulius Kaisar semenjak bulan September 47 SM.{{sfnp|Roller|2010|pp=64, 69}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 19–20}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=120}}
 
Masa jabatan Yulius Kaisar sebagai konsul telah berakhir pada penghujung tahun 48 SM.{{sfnp|Roller|2010|p=64}} Meskipun demikian, Antonius, perwira bawahannya, mengusahakan agar Yulius Kaisar [[diktator Romawi|terpilih menjadi diktator]] untuk masa jabatan satu tahun, yakni sampai dengan bulan Oktober tahun 47 SM. Dengan demikian Yulius Kaisar memiliki kewenangan untuk menuntaskan sengketa wangsa Ptolemaios di Mesir.{{sfnp|Roller|2010|p=64}} Demi mencegah terulangnya permasalahan yang pernah dihadapi kakak Kleopatra, Berenike IV, akibat naik takhta menjadi penguasa tunggal perempuan, Yulius Kaisar menobatkan adik laki-laki Kleopatra yang baru berumur 12 tahun, yakni Ptolemaios XIV, menjadi penguasa bersama-sama dengan Kleopatra yang sudah berumur 22 tahun. Kedua adik-beradik ini menikah sekadar untuk memenuhi syarat menjadi pasangan penguasa di mata rakyat, tetapi Kleopatra tetap hidup bersama dengan Yulius Kaisar.{{sfnp|Roller|2010|pp=64–65}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=260}}{{sfnp|Burstein|2004|p=19}}<ref group="note">Informasi dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Fletcher|2008|p=121}} dan {{harvtxtharvnb|Jones|2006|p=xiv}}.{{pb}}{{harvtxtharvnb|Roller|2010|pp=64–65}} berpendapat bahwa ketika itu (tahun 47 SM) Ptolemaios XIV berumur 12 tahun, sementara {{harvtxtharvnb|Burstein|2004|p=19}} berpendapat bahwa Ptolemaios XIV baru berumur 10 tahun.</ref> Tidak diketahui secara pasti bilamana Siprus dikembalikan kepada wangsa Ptolemaios, tetapi Kleopatra diketahui menempatkan wali negeri di pulau itu pada tahun 42 SM.{{sfnp|Roller|2010|p=65}}{{sfnp|Burstein|2004|p=19}}
 
[[Berkas:Cleopatra and Caesar by Jean-Leon-Gerome.jpg|jmpl|lurus|''[[Kleopatra dan Kaisar]]'' (1866), karya [[Jean-Léon Gérôme]]]]
Baris 123:
Yulius Kaisar bertolak meninggalkan Mesir sekitar bulan April 47 SM, agaknya dalam rangka menanggulangi rongrongan terhadap kekuasaan Romawi di Anatolia yang dilakukan oleh [[Farnakes II dari Pontos|Farnakes II]], putra Raja Mithridates VI, penguasa Kerajaan Pontos.{{sfnp|Roller|2010|p=67}} Mungkin pula Yulius Kaisar tidak ingin dilihat orang sedang bersama-sama dengan Kleopatra pada saat persalinan anak mereka, mengingat statusnya sebagai suami sah [[Kalpurnia]], seorang perempuan Romawi dari golongan terpandang.{{sfnp|Roller|2010|p=67}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=19–20}} Ia meninggalkan tiga legiun di Mesir, yang di kemudian hari ditambah lagi menjadi empat legiun, di bawah pimpinan [[Orang bebas|Libertus]] [[Rufio (perwira Romawi)|Rufio]] untuk melindungi kedudukan Kleopatra yang rentan diserang, tetapi mungkin pula untuk memata-matainya.{{sfnp|Roller|2010|p=67}}{{sfnp|Burstein|2004|p=20}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=153}}
 
[[Caesarion|Kaisarion]], putra Kleopatra yang diyakini sebagai hasil hubungan asmaranya dengan Yulius Kaisar, lahir pada tanggal 23 Juni 47 SM, dan mula-mula diberi nama "Firaun Kaisar". Nama inilah yang terabadikan pada sebuah [[prasasti|tugu prasasti]] di [[Serapeion]] kota Memfis.{{sfnp|Roller|2010|pp=69–70}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=260}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 20}}<ref group="note">Informasi dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Anderson|2003|p=39}} dan {{harvtxtharvnb|Fletcher|2008|pp=154, 161–162}}.</ref> Mungkin karena pernikahannya dengan Kalpurnia tak kunjung menghasilkan keturunan, Yulius Kaisar tidak menggembar-gemborkan kelahiran Kaisarion di muka umum (namun mungkin diam-diam mengakui Kaisarion sebagai putranya).{{sfnp|Roller|2010|p=70}}<ref group="note">{{harvtxtharvnb|Roller|2010|p=70}} menulis tentang hubungan anak-beranak antara Yulius Kaisar dan Kaisarion sebagai berikut: "Perihal hubungan anak-beranak antara Yulius Kaisar dan Kaisarion ini menjadi berbelit-belit dalam perang propaganda antara Markus Antonius dan Oktavianus pada penghujung era 30-an SM–kubu yang satu merasa perlu membuktikan bahwa Yulius Kaisar adalah ayah kandung Kaisarion, sementara kubu yang lain merasa perlu untuk menyangkalinya–sehingga tanggapan Yulius Kaisar sendiri mengenai hal ini menjadi mustahil untuk dipastikan sekarang ini. Informasi yang sintas nyaris bertentangan: konon Yulis Kaisar menyangkal dalam surat wasiatnya namun diam-diam mengakui Kaisarion sebagai putranya, dan mengizinkan pemakaian nama Kaisarion. Sahabat Yulius Kaisar, Gayus Opius, bahkan menulis sebuah risalah yang membuktikan bahwa Kaisarion bukanlah putra Yulius Kaisar, dan Gayus Helvius Sina–penyair yang dibunuh oleh para perusuh yang dibangkitkan amarahnya oleh pidato Markus Antonius dalam upacara pemakaman Yulius Kaisar–pada tahun 44 SM menyiapkan rancangan undang-undang yang mengizinkan Yulius Kaisar mengambil istri sebanyak yang dikehendakinya demi menghasilkan keturunan. Meskipun sebagian besar pembahasan mengenai hal ini baru muncul sepeninggal Yulius Kaisar, tampaknya ia sendiri berkeinginan sedapat mungkin menutup-nutupi kelahiran Kaisarion namun tidak dapat berbuat apa-apa ketika Kleopatra berulang kali menggembar-gemborkannya."</ref> Di lain pihak, Kleopatra berulang kali mengeluarkan pernyataan resmi bahwa Yulius Kaisar adalah ayah dari Kaisarion.{{sfnp|Roller|2010|p=70}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=162–163}}{{sfnp|Jones|2006|p=xiv}}
[[Berkas:Ptolemaic Queen (Cleopatra VII?), 50-30 B.C.E., 71.12.jpg|jmpl|kiri|lurus|Patung potret seorang ratu [[dinasti Ptolemaik|wangsa Ptolemaios]], mungkin sekali Kleopatra, ''[[circa|ca.]]'' 51–30 SM, tersimpan di [[Brooklyn Museum|Museum Brooklyn]]{{sfnp|Ashton|2001b|p=164}}]]
 
Kleopatra dan Ptolemaios XIV melakukan lawatan ke Roma sekitar penghujung tahun 46 SM, mungkin tanpa membawa serta Kaisarion, dan menginap di vila milik Yulius Kaisar yang terletak di dalam kawasan ''[[Horti Caesaris]]'' (taman Kaisar).{{sfnp|Roller|2010|p=71}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 20}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=179–182}}<ref group="note">Informasi dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Jones|2006|pp=xiv, 78}}.</ref> Sama seperti mendiang ayah mereka, Kleopatra maupun Ptolemaios XIV dianugerahi status resmi sebagai "kawan dan mitra rakyat Romawi" ({{lang-la|socius et amicus populi Romani}}) oleh Yulius Kaisar, dan dengan demikian menjadikan mereka penguasa-penguasa gundal yang setia pada Roma.{{sfnp|Roller|2010|pp=21, 57, 72}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 20, 64}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=181–182}} Orang-orang mendatangi vila milik Yulius Kaisar yang terletak di seberang [[Sungai Tiber]] untuk menjumpai Kleopatra. Salah seorang di antaranya adalah Senator [[Cicero]] yang mendapat kesan bahwa Kleopatra adalah pribadi yang angkuh.{{sfnp|Roller|2010|p=72}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=194–195}} [[Sosigenes dari Aleksandria]], salah seorang ahli majelis istana Kleopatra, membantu Yulius Kaisar menyusun [[Kalender Julius|Kalender Yulius]], sistem penanggalan baru yang mulai diberlakukan pada tanggal 1 Januari 45 SM.{{sfnp|Roller|2010|pp=72, 126}}{{sfnp|Burstein|2004|p=21}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=201–202}} Di dalam [[Kuil Venus Genetrix|''Templum Veneris Genetricis'']] (kuil Bunda Venus) di [[Forum Kaisar|''Forum Caesaris'']] (alun-alun Kaisar), yang diresmikan pada tanggal 25 September 46 SM, disemayamkan sebuah arca emas Kleopatra (tersimpan setidaknya sampai dengan abad ke-3 M). Arca ini menampilkan Kleopatra, ibu dari putra Yulius Kaisar, sebagai [[Venus (mitologi)|Venus]], dewi ibu bangsa Romawi.{{sfnp|Roller|2010|pp=72, 175}}{{sfnp|Burstein|2004|p=21}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=195–196, 201}} Arca ini juga merupakan cara halus untuk memasukkan pemujaan [[Isis]], dewi bangsa Mesir, ke dalam [[Agama di Romawi Kuno|agama bangsa Romawi]].{{sfnp|Roller|2010|p=72}}
 
Keberadaan Kleopatra di kota Roma mungkin sekali turut berdampak pada peristiwa-peristiwa yang terjadi pada perayaan [[Lupercalia|Luperkalia]], sebulan sebelum Yulius Kaisar terbunuh.{{sfnp|Roller|2010|pp=72–74}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=205–206}} Markus Antonius berlagak hendak memasang [[diadem]] di kepala Yulius Kaisar, sementara Yulius Kaisar berlagak menolak diperlakukan demikian. Lakon ini agaknya sengaja direkayasa sebagai ikhtiar untuk mencari tahu seberapa besar penerimaan rakyat Romawi terhadap jabatan raja ala Helenistik.{{sfnp|Roller|2010|pp=72–74}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=205–206}} [[Cicero]], yang turut hadir dalam perayaan itu, secara berseloroh menanyakan dari mana datangnya diadem itu, yang jelas-jelas menyindir ratu wangsa Ptolemaios yang sangat dibencinya.{{sfnp|Roller|2010|pp=72–74}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=205–206}} [[Pembunuhan Julius Caesar|Yulius Kaisar terbunuh]] pada [[Ides of March|''Idus Martiae'']] (hari Purnama bulan Maret, bertepatan dengan tanggal 15 Maret 44 SM), tetapi Kleopatra tetap tinggal di Roma sampai sekitar pertengahan bulan April, karena berharap Kaisarion akan diakui sebagai ahli waris Yulius Kaisar.{{sfnp|Roller|2010|p=74}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 21}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=207–213}} Namun dalam surat wasiatnya, Yulius Kaisar ternyata menetapkan [[Augustus|Oktavianus]], putra dari kemenakan perempuannya, sebagai ahli waris utamanya. Oktavianus tiba di Italia sekitar waktu Kleopatra memutuskan untuk pulang ke Mesir.{{sfnp|Roller|2010|p=74}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 21}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=213–214}} Beberapa bulan kemudian, Ptolemaios XIV tewas diracun orang suruhan Kleopatra, dan Kaisarion naik takhta menjadi penguasa Mesir bersama-sama dengan ibunya.{{sfnp|Roller|2010|pp=74–75}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 22}}{{sfnp|Jones|2006|p=xiv}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Fletcher|2008|pp=214–215}}.</ref>
 
=== Kleopatra dalam perang saudara Liberator ===
Baris 135:
Oktavianus, Markus Antonius, dan [[Marcus Aemilius Lepidus (triumvir)|Markus Emilius Lepidus]] membentuk [[triumvirat Kedua|persekutuan triwira yang kedua]] pada tahun 43 SM. Masing-masing triwira [[Pemilihan umum di Republik Romawi|terpilih]] untuk menjalani masa jabatan selama lima tahun dengan tugas memulihkan ketertiban dalam negeri dan [[Perang saudara Liberator|menyeret komplotan pembunuh Yulius Kaisar ke hadapan mahkamah]].{{sfnp|Roller|2010|p=75}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 21–22}} Kleopatra menerima surat permohonan bala bantuan, baik dari [[Gaius Cassius Longinus|Gayus Kasius Lonjinus]], salah seorang anggota komplotan pembunuh Yulius Kaisar, maupun dari [[Publius Cornelius Dolabella|Publius Kornelius Dolabela]], Prokonsul Suriah sekaligus salah seorang pendukung setia Yulius Kaisar.{{sfnp|Roller|2010|p=75}} Kleopatra memutuskan untuk mengirim surat penolakan kepada Gayus Kasius Lonjinus dengan dalih kerajaannya sedang berkutat dengan seabrek permasalahan dalam negeri. Pada saat yang sama, ia mengerahkan empat legiun yang ditinggalkan Yulius Kaisar di Mesir untuk membantu Publius Kornelius Dolabela,{{sfnp|Roller|2010|p=75}}{{sfnp|Burstein|2004|p=22}} tetapi Gayus Kasius Lonjinus merebut kendali empat legiun ini di [[Palestina]] sebelum sempat bergabung dengan Yulius Kaisar.{{sfnp|Roller|2010|p=75}}{{sfnp|Burstein|2004|p=22}} Manakala [[Serapion (strategos)|Serapion]], Wali Negeri Siprus bawahan Kleopatra, membelot ke kubu Gayus Kasius Lonjinus dan menyediakan kapal-kapal bagi kepentingannya, Kleopatra memutuskan untuk memimpin pelayaran armada miliknya menuju Yunani guna membantu Oktavianus dan Markus Antonius secara pribadi, tetapi kapal-kapal armada Kleopatra mengalami kerusakan parah akibat diamuk badai Laut Tengah sehingga terlambat datang untuk membantu memenangkan pertempuran.{{sfnp|Roller|2010|p=75}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=22–23}} Pada musim gugur tahun 42 SM, Markus Antonius akhirnya berjaya mengalahkan bala tentara komplotan pembunuh Yulius Kaisar dalam [[Pertempuran Filipi]] di Yunani. Kekalahan ini membuat para pemimpin komplotan pembunuh Yulius Kaisar, yakni Gayus Kasius Lonjinus dan Markus Yunius Brutus, bunuh diri.{{sfnp|Roller|2010|p=75}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 22–23}}
 
Pada penghujung tahun 42 SM, Oktavianus sudah menguasai hampir seluruh kawasan barat dari wilayah kekuasaan Republik Romawi, dan Markus Antonius sudah menguasai kawasan timurnya, sementara Markus Emilius Lepidus kian jauh terpinggirkan.{{sfnp|Roller|2010|p=76}} Pada musim panas tahun 41 SM, Markus Antonius menjadikan kota [[Tarsus|Tarsos]] di Anatolia sebagai lokasi markasnya, dan beberapa kali mengirimkan surat panggilan kepada Kleopatra untuk datang menghadap. Meskipun mula-mula menolak mentah-mentah, Kleopatra akhirnya bersedia memenuhi panggilan untuk menghadap setelah dibujuk oleh [[Quintus Dellius|Kuintus Delius]], utusan Markus Antonius.{{sfnp|Roller|2010|pp=76–77}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 23}} Pertemuan dengan Markus Antonius membuka peluang bagi Kleopatra untuk menjernihkan kesalahpahaman orang yang mengira bahwa ia menyokong Gayus Kasius Lonjinus selama berlangsungnya perang saudara bangsa Romawi, dan juga untuk membahas hal-ihwal pertukaran wilayah kekuasaan di [[Syam|kawasan Syam]], tetapi Markus Antonius ternyata berhasrat pula untuk menjalin kedekatan pribadi dengan Ratu Mesir itu.{{sfnp|Roller|2010|p=77}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 23}}<ref group="note">Sebagaimana yang dijelaskan oleh {{harvtxtharvnb|Burstein|2004|p=23}}, Kleopatra menampilkan dirinya sebagai Isis, dewi bangsa Mesir, dalam wujud [[Afrodit]]i dewi bangsa Yunani, yang sedang menjumpai [[Osiris]], pasangan dewatanya, dalam wujud [[Dionisos]], dewa bangsa Yunani, yakni dewa yang dikait-kaitkan dengan Markus Antonius oleh pendeta-pendeta kuil Artemis di Efesus sebelum pertemuannya dengan Kleopatra. Sejumlah kepingan uang logam yang sintas dari masa pemerintahan Kleopatra juga memuat gambaran dirinya sebagai Venus-Afroditi, sebagaimana yang dijelaskan oleh {{harvtxtharvnb|Fletcher|2008|p=205}}.</ref> Kleopatra berlayar memudiki [[Sungai Berdan|Sungai Kidnos]] menuju Tarsos dengan tongkang ''Talamegos'', dan menjamu Antonius beserta perwira-perwira bawahannya dalam pesta perjamuan mewah yang digelar selama dua malam di atas tongkang pesiar itu.{{sfnp|Roller|2010|pp=77–79}}{{sfnp|Burstein|2004|p=23}} Kleopatra berhasil membersihkan citranya dari prasangka sebagai penyokong Gayus Kasius Lonjinus dengan pernyataan bahwa ia sungguh-sungguh sudah berusaha membantu Publius Kornelius Dolabela di Suriah. Ia juga berhasil membujuk Markus Antonius untuk memerintahkan eksekusi mati terhadap adiknya, Arsinoe IV, yang hidup dalam pembuangan di Efesus.{{sfnp|Roller|2010|p=79}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxi, 24, 76}} Mantan Wali Negeri Siprus, bawahan Kleopatra yang membelot ke kubu lawan itu, juga diserahkan kepada Kleopatra untuk dieksekusi mati.{{sfnp|Roller|2010|p=79}}{{sfnp|Burstein|2004|p=24}}
 
=== Kedekatan dengan Markus Antonius ===
Baris 178:
Menjelang akhir tahun 34 SM, Markus Antonius dan Oktavianus mulai saling menyerang dalam perang propaganda sengit yang baru berakhir bertahun-tahun kemudian.{{sfnp|Roller|2010|pp=129–130}}{{sfnp|Burstein|2004|p=29}}{{sfnp|Jones|2006|p=xiv}}<ref group="note">{{harvnb|Jones|2006|p=xiv}} mengemukakan bahwa "Oktavianus melancarkan perang propaganda terhadap Markus Antonius dan Kleopatra, dengan menonjol-nonjolkan status Kleopatra sebagai perempuan dan orang asing yang ingin ikut memanfaatkan kekuasaan Romawi."</ref> Markus Antonius mengklaim bahwa seterunya itu telah menyingkirkan Markus Lepidus secara tidak sah dari persekutuan triwira mereka dan menghalanginya menghimpun kekuatan tempur di Italia, sementara Oktavianus menuduh Markus Antonius telah melanggar hukum dengan menawan Raja Armenia, menikahi Kleopatra padahal masih berstatus sebagai suami sah dari Oktavia, dan keliru menyatakan Kaisarion alih-alih Oktavianus sebagai ahli waris Yulius Kaisar.{{sfnp|Roller|2010|pp=129–130}}{{sfnp|Burstein|2004|p=29}} Segala macam tuduhan dan desas-desus yang terkait dengan perang propaganda ini telah membentuk anggapan umum mengenai Kleopatra mulai dari [[sastra zaman Augustus (Romawi Kuno)|kesusastraan zaman Kaisar Agustus]] sampai ke berbagai media pada Zaman Modern.{{sfnp|Roller|2010|p=130}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=65–66}} Konon kabarnya Kleopatra mengendalikan akal pikiran Markus Antonius dengan [[sihir di dunia Yunani-Romawi|tenung dan jampi-jampi]], bahkan sama berbahayanya dengan sosok [[Helene|Helene dari Troya]], yang diriwayatkan [[Homeros]], dalam urusan menghancurkan peradaban.{{sfnp|Roller|2010|pp=130–131}} Dalam syair gubahannya, ''[[Satirae]]'', Horasius mengabadikan sebuah keterangan bahwasanya Kleopatra pernah melarutkan sebutir mutiara senilai 2,5 juta drakma ke dalam cuka hanya demi memenangkan taruhan dalam sebuah pesta perjamuan malam.{{sfnp|Roller|2010|p=132}} Tuduhan yang mengatakan bahwa Markus Antonius telah mencuri kitab-kitab koleksi [[Perpustakaan Pergamon]] guna mengisi kembali Perpustakaan Aleksandria di kemudian hari terbukti sebagai fitnah belaka yang dikarang oleh [[Gaius Calvisius Sabinus (konsul 39 SM)|Gayus Kalvinius Sabinus]].{{sfnp|Roller|2010|p=133}}
<!--
Selembar dokumen [[papirus]] bertarikh Februari 33 SM, yang pernah digunakan untuk membungkus sebuah [[mumi]], memuat tanda tangan Kleopatra. Mungkin sekali tanda tangan ini dibubuhkan oleh seorang pejabat yang diberi kewenangan untuk menandatangani dokumen-dokumen atas nama Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=133–134}}{{sfnp|Burstein|2004|p=33}} Dokumen ini berisi anugerah pengecualian dari kewajiban membayar pajak tertentu di Mesir yang mungkin diterbitkan untuk Kuintus Sesilius atau [[Publius Canidius Crassus|Publius Kanidius Krasus]],<ref group="note">[[Stanley M. Burstein]], dalam {{harvnb|Burstein|2004|p=33}} menyebut nama Kuintus Sesilius sebagai si penerima anugerah pengecualian dari kewajiban membayar pajak, bukan [[Publius Canidius Crassus|Publius Kanidius Krasus]] sebagaimana yang disebut oleh [[Duane W. Roller]] dalam {{harvnb|Roller|2010|p=134}}.</ref> mantan Konsul Romawi dan orang kepercayaan Markus Antonius yang ditugaskan untuk mengepalai pasukan angkatan darat Markus Antonius di [[Aktion]].{{sfnp|Roller|2010|p=134}}{{sfnp|Burstein|2004|p=33}} Pada bagian bawah dokumen ini tersurat sepatah kata dalam tulisan tangan berbeda yang berbunyi "laksanakan"{{sfnp|Roller|2010|p=134}}{{sfnp|Burstein|2004|p=33}} atau "jadilah demikian"{{sfnp|Reece|2017|pp=201–202}} ({{lang-el|γινέσθωι, ginéstōi}}).<ref group="note">{{harvtxtharvnb|Reece|2017|p=203}} mencermati bahwa "potongan-potongan teks papirus Yunani Kuno jarang-jarang menyita perhatian banyak orang, tetapi yang satu ini berhasil melakukannya, dengan hasil yang mengagumkan pula. Meskipun demikian, ada fakta luar biasa yang nyaris luput dari perhatian orang, yakni fakta bahwa sepatah kata yang ditorehkan oleh Kleopatra ini mengandung satu kesalahan eja yang sangat jelas: {{lang|grc|γινέσθωι}} dengan imbuhan ''[[iota]] [[adscriptum]]'' yang tidak perlu." Meskipun demikian, kesalahan ini "belum diketahui media populer", karena "begitu saja dialihaksarakan&nbsp;[...] termasuk dengan ''iota adscriptum''-nya yang tidak perlu itu, tanpa disertai penjelasan" (hlm. 208). Bahkan dalam sumber-sumber akademik sekalipun, salah eja ini nyaris tidak diketahui atau diam-diam dikoreksi (hlmn. 206–208, 210).{{pb}}Meskipun digambarkan sebagai suatu "ortografi yang 'wajar{{'"}} (berbeda dengan "ortografi yang 'benar{{'"}}) oleh Peter van Minnen (hlm. 208), salah eja ini "sangat langka dan lebih membingungkan" daripada kesalahan-kesalahan eja yang mungkin didapati dalam papirus Yunani dari Mesir (hlm. 210)—nyatanya sangat langka, sampai-sampai hanya ada dua salah eja semacam ini yang didapati dalam 70.000 lembar papirus Yunani dari kurun waktu abad ke-3 SM sampai dengan abad ke-8 tarikh Masehi dalam basis data ''[[Papyrological Navigator]]''. Salah eja ini istimewa mengingat ''iota adscriptum'' ditambahkan pada sepatah kata "tanpa alasan etimologis maupun morfologis untuk diimbuhi ''iota adscriptum''" (hlm. 210), apalagi ditulis oleh seorang "Ratu Mesir yang berpendidikan tinggi dan berbahasa ibu Yunani", yakni Kleopatra VII (hlm. 208).</ref> Agaknya kata ini ditulis sendiri oleh Kleopatra, karena para penguasa dari wangsa Ptolemaios terbiasa membubuhkan [[tanda tangan pengesahan]] pada dokumen-dokumen guna mencegah tindakan pemalsuan.{{sfnp|Roller|2010|p=134}}{{sfnp|Burstein|2004|p=33}}-->
 
=== Pertempuran Aktion ===
Baris 215:
Oktavianus memasuki Aleksandria, menduduki istana, dan menawan tiga anak Kleopatra yang paling kecil.{{sfnp|Roller|2010|p=146}}{{sfnp|Southern|2009|p=155}} Sejarawan Romawi, [[Titus Livius]], meriwayatkan bahwa ketika bertatap muka dengan Oktavianus, tanpa tedeng aling-aling Kleopatra berkata, "aku tidak sudi diarak dalam pawai kemenangan" ({{lang-el|οὑ θριαμβεύσομαι, ou triambéusomai}}). Kalimat ini adalah salah satu dari segelintir ucapan lisan Kleopatra yang diabadikan dalam catatan sejarah.{{sfnp|Roller|2010|pp=146–147, 213, catatan kaki #83}}{{sfnp|Gurval|2011|p=61}} Oktavianus berjanji akan membiarkannya tetap hidup namun tidak menjelaskan apa-apa mengenai rencananya terhadap masa depan Kerajaan Wangsa Ptolemaios.{{sfnp|Roller|2010|p=147}} Ketika diberi tahu oleh seorang mata-mata bahwa tiga hari lagi Oktavianus akan memberangkatkannya bersama anak-anaknya ke Roma, Kleopatra pun segera bersiap-siap untuk bunuh diri lantaran tak sudi diarak dalam pawai kemenangan bala tentara Romawi seperti yang pernah dialami oleh mendiang adiknya, Arsinoe IV.{{sfnp|Roller|2010|p=147}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=304}}{{sfnp|Burstein|2004|p=31}} Kleopatra bunuh diri pada bulan Agustus 30 SM, saat berumur 39 tahun, tetapi tidak diketahui secara pasti apakah ia bunuh diri di istana atau di gedung makamnya.{{sfnp|Roller|2010|pp=147–148}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxiii, 31–32}}<ref group="note" name="date of Cleopatra's death"/> Konon ia ditemani oleh dua orang abdi setianya, Eiras dan [[Karmion]], yang juga bunuh diri.{{sfnp|Roller|2010|p=147}}{{sfnp|Jones|2006|p=194}} Oktavianus dikabarkan sangat murka akibat peristiwa ini, tetapi memerintahkan agar jenazah Kleopatra dimakamkan menurut adat istiadat kerajaan, sebelah-menyebelah dengan jenazah Markus Antonius di dalam [[Makam Antonius dan Kleopatra|gedung makamnya]].{{sfnp|Roller|2010|p=147}}{{sfnp|Burstein|2004|p=65}}{{sfnp|Jones|2006|pp=194–195}} Olimpos, tabib pribadi Kleopatra, tidak menjelaskan sebab-musabab kematiannya, tetapi menurut keyakinan umum, Kleopatra tewas termakan racun setelah membiarkan dirinya dipatuk seekor [[aspis (ular)|aspis]] atau [[kobra Mesir|ular kobra Mesir]].{{sfnp|Roller|2010|pp=148–149}}{{sfnp|Anderson|2003|p=56}}{{sfnp|Burstein|2004|p=31}} Ploutarkos meriwayatkan kembali kisah dipatuk ular ini, tetapi mengungkapkan pula dugaannya bahwa Kleopatra memasukkan racun ke dalam tubuhnya melalui goresan dengan menggunakan alat khusus ({{lang-el|κνῆστις, knêstis}}, <small>arti harfiah:</small> duri, serutan keju). Menurut Kasius Dio, Kleopatra mencocokkan racun ke dalam tubuhnya dengan sebatang jarum ({{lang|el|βελόνη,belónē}}), sementara menurut [[Strabo]], Kleopatra menggunakan semacam salep beracun.{{sfnp|Roller|2010|p=148}}{{sfnp|Anderson|2003|p=56}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=31–32}}<ref group="note">Dalam terjemahan catatan Ploutarkos maupun Kasius Dio, {{harvnb|Jones|2006|pp=194–195}} menulis bahwa alat khusus yang dipakai untuk mencocok kulit Cleopatra adalah sebatang cocok sanggul.</ref> Tidak ada bekas-bekas bisa ular pada jenazahnya, tetapi memang ada bekas-bekas luka kecil pada lengannya yang mungkin disebabkan oleh tusukan jarum.{{sfnp|Roller|2010|pp=148–149}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=31–32}}{{sfnp|Jones|2006|pp=194–195}}
 
Kleopatra memanfaatkan saat-saat terakhirnya menjelang bunuh diri untuk mengungsikan Kaisarion ke daerah Mesir Hulu, mungkin pula disertai rencana pelarian ke [[Nubia]], Etiopia, atau India.{{sfnp|Roller|2010|p=149}}{{sfnp|Burstein|2004|p=32}}{{sfnp|Southern|2009|p=153}} Kaisarion diperdaya untuk pulang ke Aleksandria dengan janji palsu bahwa Oktavianus akan mengizinkannya menjadi raja. Ia sempat memerintah sebagai Firaun Ptolemaios XV selama 18 hari sebelum akhirnya dieksekusi mati atas perintah Oktavianus pada tanggal 29 Agustus 30 SM.{{sfnp|Roller|2010|pp=149–150}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxiii, 32}}{{sfnp|Skeat|1953|pp=99–100}}<ref group="note" name="Reign of Caesarion">Menurut {{harvnb|Roller|2010|p=149}} dan {{harvnb|Skeat|1953|pp=99–100}}, masa pemerintahan singkat Kaisarion sebagai penguasa nominal itu berlansung selama 18 hari pada bulan Agustus 30 SM. Namun [[Duane W. Roller]], mengulangi pendapat [[Theodore Cressy Skeat]], menegaskan bahwa masa pemerintahan Kaisarion "pada dasarnya hanyalah kisah khayal belaka yang dikarang oleh para penulis tawarikh Mesir untuk mengisi senjang waktu antara kematian Kleopatra dan bermulanya pemerintahan resmi bangsa Romawi atas Mesir (dengan Oktavianus sebagai firaunnya yang baru)," dengan mengutip risalah-risalah semisal ''[[Stromata]]'' yang ditulis oleh [[Klemens dari Aleksandria]] ({{harvnb|Roller|2010|pp=149, 214, footnote 103}}).{{pb}}Sebagaimana yang diterjemahkan oleh {{harvtxtharvnb|Jones|2006|p=187}}, Ploutarkos hanya meriwayatkan secara samar-samar bahwa "di kemudian hari, Oktavianus memerintahkan orang untuk membunuh Kaisarion, sesudah Kleopatra mangkat."</ref> Oktavianus diyakinkan oleh nasihat filsuf [[Areios Didimos]] bahwasanya dunia ini hanya dapat menampung satu orang kaisar.{{sfnp|Roller|2010|p=150}}<ref group="note">Sebagaimana yang diterjemahkan oleh {{harvnb|Jones|2006|p=187}}, Ploutarkos meriwayatkan bahwa Areios Didimos berkata "terlalu banyak kaisar itu tidak baik". Agaknya ucapan inilah yang mendorong Oktavianus untuk memerintahkan agar Kaisarion dieksekusi mati.</ref> Dengan runtuhnya Kerajaan Wangsa Ptolemaios, maka didirikanlah [[Aegyptus (provinsi Romawi)|Provinsi Mesir]] di bawah [[provinsi Romawi|pemerintahan bangsa Romawi]],{{sfnp|Roller|2010|pp=150–151}}{{sfnp|Bringmann|2007|p=304}}{{sfnp|Jones|2006|pp=197–198}}<ref group="note">Berbeda dari [[provinsi Romawi]] yang lain, [[Oktavianus]] menjadikan Mesir sebagai wilayah yang dikuasainya secara pribadi. [[Senat Romawi]] dilarang mencampuri urusan pemerintahan Mesir, dan Oktavianus sendiri yang memilih orang-orang dari kalangan ''[[Eques]]'' (kaum kesatria) yang dianggapnya tepat untuk menduduki jabatan wali negeri ({{lang-la|praefectus}}, kepala pemerintahan). Orang pertama yang diangkat Oktavianus menjadi Wali Negeri Mesir adalah Kornelius Galus. Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Southern|2014|p=185}} dan {{harvnb|Roller|2010|p=151}}.</ref> yang menandai akhir dari [[era Hellenistik|Zaman Helenistik]].{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxiii, 1}}{{sfnp|Grant|1972|pp=5–6}}<ref group="note" name="Grant Hellenistic period explanation"/> Pada bulan Januari 27 SM, Oktavianus berganti nama menjadi [[Augustus|Agustus]] ({{lang-la|Augustus}}, yang mulia) dan [[reformasi konstitusi Agustus|menghimpun kekuasaan konstitusional]] yang menjadikannya [[Kaisar Romawi]] pertama, sekaligus menandai awal Zaman [[Principatus]] dalam sejarah [[Kekaisaran Romawi]].{{sfnp|Bringmann|2007|pp=304–307}}
 
== Peranan selaku kepala monarki ==
Baris 225:
== Tinggalan sejarah ==
=== Anak cucu ===
{{double image|left|Cleopatra Selene II bust, Cherchell, Algeria 4.jpg|212|Allégorie de la province romaine d'Afrique - Grand Palais, Paris 2014.jpg|120|Kiri: Kepala patung buatan Romawi, mungkin arca Kleopatra atau mungkin pula putrinya, [[Kleopatra Selene II]], Ratu [[Kerajaan Mauretania|Mauretania]], dari akhir abad ke-1 SM, tersimpan di [[Museum Arkeologi Cherchell]], Aljazair.{{sfnp|Roller|2003|p=139}}{{sfnp|Ferroukhi|2001a|p=219}}{{sfnp|Kleiner|2005|pp=155–156}}<ref group="note" name="Cherchel bust"/>{{pb}}Kanan: Relief timbul pada sebuah pinggan perak [[penyepuhan|bersepuh emas]] yang ditemukan di antara timbunan [[harta karun Boscoreale]], diduga kuat adalah penggambaran sosok Kleopatra Selene II berkerudung kulit kepala gajah, diperkirakan berasal dari awal abad ke-1 M.{{sfnp|Roller|2003|pp=141–142}}{{sfnp|Walker|2001|pp=312–313}}<ref group="note">{{harvtxtharvnb|Walker|2001|p=312}} mengulas tentang relief timbul pada pinggan perak bersepuh emas ini dalam tulisannya sebagai berikut: "Sebentuk bulan sabit bersepuh emas tampak menonjol di atas tumpukan isi kornukopia, bertengger di puncak sebutir buah pinus. Di sekelilingnya menyembul buah-buah delima yang sudah terkupas dan tandan-tandan buah anggur. Pada tanduk kemakmuran ini terukir gambar Helios (Sang Surya), dalam wujud seorang pemuda bermantel pendek, dengan tatanan rambut khas Aleksander Agung, dan berkas-berkas cahaya memancar mengelilingi kepalanya... Lambang-lambang pada kornukopia ini sesungguhnya dapat ditafsirkan merujuk mengacu pada wangsa raja-raja Ptolemaios, khususnya pada Kleopatra Selene, yang dilambangkan dengan bulan sabit, dan pada saudara kembarnya, Aleksandros Helio, yang tidak diketahui lagi kabar beritanya sesudah Mesir ditaklukkan. Relief ular beludak agaknya masih berkaitan dengan relief harimau kumbang dan lambang-lambang kesuburan yang tampak di sana-sini, alih-alih melambangkan peristiwa bunuh diri Kleopatra VII. Lembaran kulit kepala gajah dapat mengacu pada status Kleopatra Selene selaku penguasa Mauretania bersama Yuba II. Kemiripan rupanya dengan arca kepala bertudung dari Cherchell menguatkan dugaan bahwa sosok perempuan dalam relief timbul ini adalah Kleopatra Selene, dan banyak di antara lambang-lambang yang tampak pada pinggan ini juga tampak pada kepingan-kepingan uang logam yang dikeluarkan oleh Yuba II."</ref>}}
 
Sesudah Kleopatra bunuh diri, ketiga putra-putrinya yang masih hidup, yakni Kleopatra Selene II, Aleksandros Helios, dan Ptolemaios Filadelfos, diberangkatkan ke Roma bersama dengan kakak Oktavianus, yakni [[Octavia Minor|Oktavia Muda]], mantan istri ayah mereka, yang telah ditunjuk menjadi wali mereka.{{sfnp|Roller|2010|p=153}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=32, 76–77}} Kleopatra Selene II dan Aleksandros Helios hadir dalam pawai kemenangan Oktavanus pada tahun 29 SM.{{sfnp|Roller|2010|p=153}}{{sfnp|Burstein|2004|p=77}} Aleksandros Helios dan Ptolemaios Filadelfos tidak lagi terdengar kabar beritanya selepas pawai kemenangan itu.{{sfnp|Roller|2010|p=153}}{{sfnp|Burstein|2004|p=77}} Oktavia menjodohkan Kleopatra Selene II dengan [[Juba II|Yuba II]], putra [[Juba I|Raja Yuba I]], penguasa [[Kerajaan Numidia]] di Afrika Utara yang telah dijadikan salah satu provinsi Romawi pada tahun 46 SM oleh Yulius Kaisar, lantaran dukungan yang diberikan Yuba I kepada Pompeyus.{{sfnp|Roller|2010|pp=153–154}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=32, 76–77}}{{sfnp|Southern|2009|p=155}} Setelah Yuba II dan Kleopatra Selene II menikah pada tahun 25 SM, Kaisar Agustus mengangkat mereka menjadi pasangan penguasa baru [[Mauretania]]. Mereka membangun kembali [[Cherchell|Yol]], kota tua [[Kartago Kuno|bangsa Kartago]], menjadi ibu kota Kerajaan Mauretania dengan nama baru [[Caesarea, Numidia|Kaisarea]] ({{lang-la|Caesarea Mauretaniae}}, sekarang [[Cherchell]], Aljazair).{{sfnp|Roller|2010|pp=153–154}}{{sfnp|Burstein|2004|p=77}} Kleopatra Selene II mendatangkan banyak cerdik pandai, seniman, dan penasihat dari istana mendiang ibunya di Aleksandria, untuk mengabdi padanya di Kaisarea, yang mulai diresapi budaya Yunani Helenistik semenjak masa pemerintahannya.{{sfnp|Roller|2010|pp=154–155}} Ia juga memberi nama [[Ptolemaios dari Mauretania]] kepada putranya untuk menghormati nama besar wangsa Ptolemaios, leluhur mereka.{{sfnp|Roller|2010|p=155}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=32, 77}}
Baris 237:
Meskipun kehidupan Kleopatra diriwayatkan dalam hampir lima puluh karya tulis [[historiografi Romawi]] dari Abad Kuno, sebagian besar riwayat-riwayat ini hanya berupa keterangan ringkas tentang Pertempuran Aktion, tindakan bunuh diri yang dilakukannya, dan warta propaganda dari masa pemerintahan Kaisar Agustus yang menjelek-jelekkan dirinya.{{sfnp|Roller|2010|p=7}} Meskipun bukan biografi Kleopatra, ''[[Bioi Paraleloi|Riwayat Antonius]]'' yang disusun oleh [[Plutarkhos|Ploutarkos]] pada abad pertama tarikh Masehi merupakan karya tulis peninggalan Abad Kuno yang memuat keterangan paling lengkap mengenai kehidupan Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=7–8}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=67, 93}}{{sfnp|Jones|2006|p=32}} Ploutarkos, yang hidup seabad sesudah Kleopatra, mendasarkan karya tulisnya pada [[sumber primer|sumber-sumber primer]], misalnya keterangan dari [[Filotas (tabib)|Filotas dari Amfisa]], yang diizinkan memasuki istana Kerajaan Wangsa Ptolemaios, keterangan dari tabib pribadi Kleopatra yang bernama Olimpos, dan keterangan dari Kuintus Delius, salah seorang sahabat dekat Markus Antonius dan Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=7–8, 44}} Karya tulis Ploutarkos merangkumi keterangan-keterangan mengenai pribadi Kleopatra dari sudut pandang Kaisar Agustus—yang menjadi keterangan baku pada masa hidupnya—maupun keterangan-keterangan dari sumber-sumber lain, misalnya laporan-laporan saksi mata.{{sfnp|Roller|2010|pp=7–8}}{{sfnp|Jones|2006|p=32}} Sejarawan [[Sejarah Yahudi di Kekaisaran Romawi|Romawi keturunan Yahudi]], [[Flavius Yosefus]], yang menyusun karya-karya tulisnya pada abad pertama tarikh Masehi, menyajikan keterangan berharga mengenai kehidupan Kleopatra yang diperoleh melalui hubungan diplomatik antara Kleopatra dan Herodes Agung.{{sfnp|Roller|2010|p=8}}{{sfnp|Gurval|2011|pp=57–58}} Meskipun demikian, keterangan Flavius Yosefus mengenai Kleopatra terlalu bertumpu pada memoar Herodes dan keterangan bias [[Nikolaos dari Damaskus]], guru pribadi putra-putri Kleopatra di Aleksandria sebelum pindah ke Yudea dan mengabdi pada Herodes sebagai penasihat sekaligus panitera.{{sfnp|Roller|2010|p=8}}{{sfnp|Gurval|2011|pp=57–58}} ''Sejarah Romawi'' ({{lang-el|Ῥωμαϊκὴ Ἱστορία, Romaike Historia}}; {{lang-la|Historia Romana}}) yang diterbitkan oleh pejabat negara sekaligus sejarawan [[Cassius Dio|Kasius Dio]] pada awal abad ke-3 M, menyajikan catatan sejarah yang berkesinambungan mengenai masa pemerintahan Kleopatra, meskipun tidak mampu sepenuhnya menghadirkan segala kerumitan Dunia Helenistik menjelang akhir keberadaannya.{{sfnp|Roller|2010|p=8}}[[Berkas:Cleopatra VII, marble, Vatican Museums, Pius-Clementine Museum, Room of the Greek Cross 2.jpg|jmpl|kiri|Arca reka ulang [[seni pahat Romawi|buatan Romawi]] yang menggambarkan sosok Kleopatra mengenakan [[diadem]] dengan tatanan rambut 'semangka' sebagaimana lazimnya gambar-gambar dirinya pada kepingan uang logam. Ditemukan di sekitar ''[[Via Cassia]]'', dekat [[:it:Tomba di Nerone|Tomba di Nerone]], Roma. Kini tersimpan di [[Museo Pio-Clementino]].{{sfnp|Raia|Sebesta|2017}}{{sfnp|Lippold|1936|pp=169–171}}{{sfnp|Curtius|1933|pp=184 ff. Abb. 3 Taf. 25—27.}}]]
 
Nama Kleopatra nyaris tidak disebut-sebut dalam ''[[De Bello Alexandrino]]'' (Perihal Perang Aleksandria), memoar peninggalan seorang perwira staf bawahan Yulius Kaisar yang tidak diketahui namanya.{{sfnp|Roller|2010|pp=8–9}}{{sfnp|Burstein|2004|p=93}}{{sfnp|Jones|2006|pp=60–62}}<ref group="note">{{harvnb|Jones|2006|p=60}} memaparkan perkiraannya bahwa pengarang ''[[De Bello Alexandrino]]'', karya tulis berbahasa Latin dalam bentuk prosa yang disusun pada kurun waktu antara tahun 46 sampai tahun 43 SM, adalah [[Aulus Hirtius]], perwira militer bawahan Yulius Kaisar.</ref> Senator Cicero, yang mengenal Kleopatra secara pribadi, menyajikan keterangan mengenai Kleopatra tanpa sanjungan dan puji-pujian dalam [[karya-karya tulis Cicero|karya-karya tulisnya]].{{sfnp|Roller|2010|pp=8–9}} [[Publius Vergilius Maro|Verjilius]], [[Horatius|Horasius]], [[Sextus Propertius|Propersius]], dan [[Ovidius]], pujangga-pujangga Romawi yang berkarya pada masa pemerintahan Kaisar Agustus, melestarikan anggapan-anggapan negatif mengenai Kleopatra yang disetujui oleh rezim yang berkuasa kala itu,{{sfnp|Roller|2010|pp=8–9}}{{sfnp|Burstein|2004|p=67}} meskipun Verjilius memunculkan gagasan mengenai Kleopatra sebagai sosok pribadi yang lekat dengan kisah percintaan dan [[melodrama]] kepahlawanan.{{sfnp|Gurval|2011|pp=66–70}}<ref group="note">{{harvtxtharvnb|Burstein|2004|p=30}} menulis bahwasanya Verjilius, dalam wiracarita ''[[Aeneid|Aeneis]]'' gubahannya, menggambarkan perlawanan terhadap Kleopatra dalam Pertempuran Aktion "sebagai suatu benturan peradaban di mana Oktavianus dan dewa-dewi Romawi berusaha melindungi Italia dari usaha penaklukan yang dilakukan oleh Kleopatra dan dewa-dewi barbar berkepala binatang dari Mesir."</ref> Horasius juga menganggap tindakan bunuh diri yang dilakukan Kleopatra adalah keputusan yang tepat.{{sfnp|Gurval|2011|pp=65–66}}{{sfnp|Burstein|2004|p=67}} Anggapan Horasius ini kelak disambut baik pada [[Akhir Abad Pertengahan]] oleh [[Geoffrey Chaucer]].{{sfnp|Anderson|2003|p=54}}{{sfnp|Burstein|2004|p=68}} Para sejarawan seperti [[Strabo]], [[Marcus Velleius Paterculus|Veleyus]], [[Valerius Maximus|Valerius Maksimus]], [[Plinius yang Tua|Plinius Tua]], dan [[Appianos|Apianus]], tidak menyajikan keterangan selengkap Ploutarkos, Flavius Yosefus, maupun Kasius Dio, tetapi mengungkap beberapa perincian mengenai kehidupan Kleopatra yang tidak dijumpai dalam catatan-catatan sejarah lainnya.{{sfnp|Roller|2010|pp=8–9}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dan kutipan-kutipan dari keterangan Stabo mengenai Kleopatra dalam karya tulisnya, ''[[Geographica|Geografika]]'', dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Jones|2006|pp=28–30}}.</ref> Tulisan-tulisan pada kepingan [[uang logam Ptolemaik|uang logam Kerajaan Wangsa Ptolemaios]] keluaran masa pemerintahan Kleopatra dan beberapa [[daftar papirus Mesir Kuno|dokumen papirus Mesir]] mencerminkan sudut pandang Kleopatra, tetapi materi-materi sumber semacam ini sangat terbatas dibanding karya-karya sastra Romawi.{{sfnp|Roller|2010|pp=8–9}}{{sfnp|Chauveau|2000|pp=2–3}}<ref group="note">Sebagaimana yang dijelaskan oleh {{harvnb|Chauveau|2000|pp=2–3}}, materi-materi sumber dari Mesir yang diperkirakan berasal dari masa pemerintahan Kleopatra mencakup sekitar 50 lembar dokumen papirus yang ditulis dalam bahasa Yunani Kuno. Sebagian besar berasal dari kota [[Herakleopolis Magna|Herakleopolis]], dan hanya beberapa lembar saja yang berasal dari [[Al-Fayyum]], ditulis dengan menggunakan [[bahasa Mesir Demotik|aksara rakyat Mesir]]. Secara keseluruhan, dokumen-dokumen papirus ini adalah kumpulan peninggalan tertulis asli Mesir yang jauh lebih kecil dibanding kumpulan-kumpulan sejenis yang berasal dari masa pemerintahan raja-raja wangsa Ptolemaios lainnya.</ref> Sisa-sisa dari ''Libika'', karya tulis yang disusun atas perintah Raja Yuba II, menantu Kleopatra, sekilas memberi gambaran tentang kemungkinan adanya sekumpulan materi historiografi yang mendukung sudut pandang Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=8–9}}
 
Mungkin jenis kelamin Kleopatralah yang menjadi alasan mengapa dirinya digambarkan sebagai seorang anak di bawah umur atau pribadi yang kurang penting dalam karya-karya tulis historiografi mengenai Mesir dan [[Dunia Yunani-Romawi]], baik yang berasal dari Abad Kuno maupun dari Abad Pertengahan, bahkan juga yang berasal dari Zaman Modern.{{sfnp|Roller|2010|pp=1–2}} Sebagai contoh, sejarawan [[Ronald Syme]] (1903–1989) berpendapat bahwa Kleopatra tidak begitu berarti di mata Yulius Kaisar, dan bahwasanya usaha propaganda yang dilakukan Oktavianuslah yang menjadikan dirinya terkesan sangat penting.{{sfnp|Roller|2010|pp=1–2}} Meskipun dalam anggapan umum, Kleopatra adalah salah seorang perempuan perayu ulung, ia hanya diketahui pernah menjalin hubungan intim dengan dua orang lelaki saja, yakni Yulius Kaisar dan Markus Antonius, dua tokoh Romawi yang paling terkemuka kala itu, yang agaknya merupakan ikhtiarnya untuk memastikan kelangsungan hidup wangsanya.{{sfnp|Roller|2010|p=2}}{{sfnp|Burstein|2004|p=63}} Ploutarkos menggambarkan Kleopatra sebagai sosok yang lebih memikat hati dengan kepribadiannya yang kuat dan budi bahasanya yang memukau ketimbang dengan kecantikan jasmaninya{{sfnp|Roller|2010|p=3}}{{sfnp|Burstein|2004|p=11}}{{sfnp|Anderson|2003|pp=37–38}}<ref group="note">Gambaran mengenai sosok Kleopatra dari Plutarkos, yang mengemukakan bahwa kecantikan Kleopatra tidaklah "sungguh-sungguh tiada bandingannya" namun ia memiliki kepribadian yang mampu membuat orang lain "terpesona" dan "tergugah", dapat dibaca dalam {{harvnb|Jones|2006|pp=32–33}}.</ref>
Baris 263:
Tulisan pada kepingan-kepingan uang logam ini adalah huruf dan perkataan Yunani, tetapi dalam [[nominativus|bentuk nominatif]] sebagaimana bentuk kata yang tertera pada uang-uang logam Romawi, bukannya [[genitivus|genetif]] sebagaimana yang lazim tertera pada uang-uang logam Yunani. Huruf-hurufnya pun ditata sepanjang tepi uang logam sehingga tampak membentuk lingkaran, bukannya disusun mendatar atau menurun sebagaimana lazimnya susunan huruf pada uang-uang logam Yunani.{{sfnp|Sabino|Gross-Diaz|2016|}} Tampilan-tampilan semacam ini memperlihatkan persenyawaan budaya Romawi dan [[periode Hellenistik|Helenistik]], dan mungkin pula merupakan suatu bentuk pernyataan kepada rakyat, sekalipun masih diragukan oleh para ahli modern, tentang keunggulan Markus Antonius atas Kleopatra atau sebaliknya.{{sfnp|Sabino|Gross-Diaz|2016|}} [[Diana Kleiner]] berpendapat bahwa pada salah satu kepingan uang logam yang memuat gambar pasangan ini, Kleopatra sengaja membuat gambar raut wajahnya terkesan lebih kelaki-lakian dibanding gambar-gambarnya yang lain, dan terlihat lebih patut menjadi seorang [[Patronasi di Romawi Kuno|ratu gundal Romawi]] ketimbang seorang penguasa Helenistik.{{sfnp|Kleiner|2005|p=144}} Sesungguhnya Kleopatra sudah lama memerintahkan agar gambar raut wajahnya pada uang logam dibuat terlihat kelaki-lakian sebelum menjalin hubungan asmara dengan Markus Antonius, sebagaimana yang tampak pada kepingan-kepingan uang logam yang dicetak di [[Askelon]] manakala Kleopatra menjalani masa pembuangan singkat di [[Suriah]] dan kawasan Syam. Menurut [[Joann Fletcher]], gambar wajah Kleopatra yang terkesan kelaki-lakian pada uang-uang logam cetakan Askelon ini merupakan usahanya, selaku pengganti yang sah dari seorang penguasa laki-laki wangsa Ptolemaios, untuk terlihat mirip dengan ayahnya, [[Ptolemaios XII Auletes]].{{sfnp|Fletcher|2008|p=96}}{{sfnp|Roller|2010|p=182}}
 
Berbagai macam uang logam, semisal kepingan perak [[tetradrakhma|tetradrakma]] yang dicetak dalam kurun waktu sesudah pernikahannya dengan Markus Antonius pada tahun 37 SM, menampilkan gambar Kleopatra mengenakan diadem kerajaan dengan [[Tatanan rambut Yunani-Romawi|tatanan rambut 'semangka']].{{sfnp|Grout|2017b|}}{{sfnp|Roller|2010|p=182}} Paduan tata rambut semangka dan diadem juga tampak pada dua buah patung kepala dari [[marmer|batu pualam]] yang masih lestari hingga saat ini.{{sfnp|Walker|Higgs|2017|}}{{sfnp|Anderson|2003|p=36}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=195}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Raia|Sebesta|2017}}.</ref> Tatanan rambut ini, dengan gelung pada tengkuk, serupa dengan gambar tatanan rambut para leluhur wangsanya, Arsinoe II dan [[Berenike II]], pada kepingan uang logam.{{sfnp|Grout|2017b|}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=87}} Selepas lawatannya ke Roma pada kurun waktu 46–44 SM, tatanan rambut ini mulai digemari [[wanita di Romawi kuno|kaum perempuan Romawi]] yang menjadikannya salah satu bentuk [[Tatanan rambut Romawi|tatanan rambut mereka]], tetapi kemudian tergantikan oleh bentuk tatanan rambut yang lebih sederhana dan terlihat polos pada masa pemerintahan Kaisar Agustus yang konservatif.{{sfnp|Grout|2017b|}}{{sfnp|Walker|Higgs|2017|}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=195}}
 
===== Patung dada dan patung kepala Yunani-Romawi =====
{{double image|right|Cleopatra bust in the British Museum.jpg|145|Cleopatra_bust_in_the_British_Museum,_side_view.jpg|162|[[seni potret Romawi|Kepala patung potret]] [[seni pahat Romawi|Romawi Kuno]], ''[[circa|ca.]]'' 50–30 SM, kini Tersimpan di [[British Museum]], London, menggambarkan seorang perempuan asal Mesir pada zaman wangsa Ptolemaios, mungkin Ratu Kleopatra atau salah seorang biti-biti perwara yang ikut serta dalam lawatannya ke Roma bersama kekasihnya, [[Yulius Kaisar]], yang berlangsung pada tahun 46 sampai tahun 44 SM. {{sfnp|Walker|Higgs|2017|}}}}
 
Di antara peninggalan patung-patung dada dan patung-patung kepala berlanggam Yunani-Romawi,<ref group="note">Kalangan akademik berbeda pendapat mengenai apakah patung-patung potret ini sepatutnya disebut "patung kepala" ataukah "patung dada". Sebagai contoh, {{harvtxtharvnb|Raia|Sebesta|2017}} secara ekslusif menggunakan istilah "patung kepala", sementara {{harvtxtharvnb|Grout|2017b|}} lebih suka menggunakan istilah "patung dada".</ref> patung yang dikenal dengan sebutan "[[commons:Category:Bust of Cleopatra VII in the Altes Museum Berlin|Kleopatra Berlin]]" dan yang kini tersimpan di antara koleksi [[Antikensammlung Berlin]] di Museum Altes, masih utuh bagian hidungnya, sementara patung kepala yang dikenal dengan sebutan "[[commons:Category:Bust of Cleopatra VII in the Vatican Museums, Museo Gregoriano Profano|Kleopatra Vatikan]]" dan yang kini tersimpan di Museum Vatikan, sudah kehilangan bagian hidungnya.{{sfnp|Roller|2010|pp=174–175}}{{sfnp|Polo|2013|pp=185–186}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=198–199}}<ref group="note">Informasi dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Curtius|1933|pp=182–192}}, {{harvnb|Walker|2008|p=348}}, {{harvnb|Raia|Sebesta|2017}}, dan {{harvnb|Grout|2017b|}}.</ref> Baik Kleopatra Berlin maupun Kleopatra Vatikan tampak mengenakan diadem kerajaan, memiliki bentuk wajah yang serupa, dan mungkin pula serupa dengan wajah patung perunggu Kleopatra di kuil Bunda Venus.{{sfnp|Polo|2013|pp=185–186}}{{sfnp|Kleiner|2005|pp=151–153, 155}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=198–199}}<ref group="note">Informasi dan validasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Grout|2017b|}} dan {{harvnb|Roller|2010|pp=174–175}}.</ref> Kedua patung kepala ini diperkirakan berasal dari pertengahan abad ke-1 SM dan ditemukan di vila-vila Romawi yang bertebaran di sepanjang jalan ''[[Via Appia]]'', Italia. Kleopatra Vatikan sendiri ditemukan dalam penggalian di [[Villa Quintiliana|vila marga Kuintilius]].{{sfnp|Grout|2017b|}}{{sfnp|Roller|2010|pp=174–175}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=198–199}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvnb|Curtius|1933|pp=182–192}}, {{harvnb|Walker|2008|p=348}}, dan {{harvnb|Raia|Sebesta|2017}}.</ref> Francisco Pina Polo mengemukakan dalam tulisannya bahwa uang-uang logam keluaran masa pemerintahan Kleopatra menampilkan gambar dirinya yang sesungguhnya, dan mengemukakan pula bahwa patung potret di Berlin dipastikan serupa tampak sampingnya dengan gambar-gambar pada uang logam, lengkap dengan rambut yang disisir ke belakang kepala lalu disanggul pada tengkuk, diadem pada kepalanya, dan hidung yang serupa paruh burung elang.{{sfnp|Polo|2013|pp=184–186}} [[commons:category:Bust of Cleopatra Selene II (Archaeological Museum of Cherchell)|Patung potret Kleopatra]] ketiga yang dinilai asli oleh para ahli kini tersimpan di [[Museum Arkeologi Cherchell]], Aljazair.{{sfnp|Varner|2004|p=20}}{{sfnp|Walker|Higgs|2017|}}{{sfnp|Kleiner|2005|pp=155–156}} Patung potret ini juga tampak mengenakan diadem kerajaan dan memiliki bentuk wajah yang serupa dengan patung-patung kepala Kleopatra di Berlin dan Vatikan, tetapi tatanan rambutnya lebih unik dan mungkin saja sesungguhnya adalah patung potret dari Kleopatra Selene II, putri Kleopatra.{{sfnp|Kleiner|2005|pp=155–156}}{{sfnp|Preston|2009|p=305}}{{sfnp|Roller|2003|p=139}}<ref group="note" name="Cherchel bust">{{harvtxtharvnb|Ferroukhi|2001a|p=219}} memuat pembahasan terperinci mengenai [[commons:category:Bust of Cleopatra Selene II (Archaeological Museum of Cherchell)|patung dada ini]] berikut ambiguitasnya, dengan mengungkapkan bahwa patung ini mungkin menampilkan sosok Kleopatra, tetapi lebih mungkin menampilkan sosok putrinya, [[Kleopatra Selene II]]. {{harvtxtharvnb|Kleiner|2005|pp=155–156}} berpendapat bahwa patung ini adalah patung Kleopatra, bukan putrinya, sementara {{harvtxtharvnb|Varner|2004|p=20}} hanya menyebutkan bahwa rupa patung ini mungkin saja mirip dengan Kleopatra. {{harvtxtharvnb|Roller|2003|p=139}} mencermati bahwa patung ini dapat saja merupakan patung potret Kleopatra maupun Kleopatra Selene II, dan berpendapat bahwa ambiguitas yang sama juga berlaku untuk [[commons:File:An ancient Roman bust of Cleopatra VII of Ptolemaic Egypt2.jpg|patung kepala lainnya dari Cherchel yang tampak mengenakan kerudung]]. Sehubungan dengan patung kepala yang berkerudung ini, {{harvtxtharvnb|Ferroukhi|2001b|p=242}} menilai bahwa mungkin saja patung ini adalah patung potret Kleopatra, bukan Kleopatra Selene II, yang berasal dari permulaan abad pertama tarikh Masehi, dan juga berpendapat bahwa bentuk wajahnya yang kelaki-lakian, anting-antingnya, dan [[toga]] (kerudung merupakan bagian dari toga) yang dikenakannya menunjukkan bahwa patung ini dibuat dengan maksud menampilkan sosok seorang bangsawati [[Orang Numidia|Numidia]]. {{harvtxtharvnb|Fletcher|2008|loc=gambar-gambar antara hlm. 246 sampai hlm. 247}} tidak sependapat sehubungan dengan patung kepala berkerudung, dan berpendapat bahwa patung ini dibuat atas perintah Kleopatra Selene II di kota Yol (''Caesarea Mauretaniae'') sebagai potret ibunya, Kleopatra.</ref> Patung berbahan [[marmer Paros|batu pualam Paros]], yang juga diduga sebagai [[:File:Isismontemartini.JPG|patung Kleopatra]], tampak mengenakan hiasan kepala burung nazar khas Mesir, dan kini tersimpan di Museum Kapitolin.{{sfnp|Fletcher|2008|pp=199–200}} Patung yang ditemukan di dekat sebuah sanggar pemujaan dewi Isis di Roma ini diperkirakan berasal dari abad ke-1 SM, dan mungkin saja merupakan hasil karya seni Romawi maupun Mesir-Helenistik.{{sfnp|Ashton|2001a|p=217}}
 
Salah satu karya seni pahat lain yang mungkin saja menggambarkan sosok Kleopatra adalah patung berbahan batu gamping yang kini tersimpan di [[British Museum]], London. Meskipun demikian, boleh jadi patung ini hanyalah penggambaran sosok seorang perempuan yang ikut serta dalam rombongan lawatan Kleopatra ke Roma.{{sfnp|Raia|Sebesta|2017}}{{sfnp|Walker|Higgs|2017|}} Bentuk wajah [[commons:Category:Bust of Cleopatra VII in the British Museum|patung potret ini]] mirip dengan patung-patung potret lain yang diduga sebagai patung potret Kleopatra (termasuk bentuk hidung mancung mirip paruh burung elang), tetapi tanpa diadem kerajaan dan memiliki tatanan rambut yang berbeda.{{sfnp|Raia|Sebesta|2017}}{{sfnp|Walker|Higgs|2017|}} Meskipun demikian, patung kepala di British Museum, yang pernah menjadi bagian dari sebuah arca utuh ini, mungkin saja merupakan penggambaran sosok Kleopatra pada umur yang berbeda, dan mungkin pula merupakan usaha Kleopatra untuk menghindari pemakaian tanda-tanda kebesaran kerajaan (yakni diadem) demi terlihat lebih akrab di mata warga Roma yang negaranya berbentuk republik.{{sfnp|Walker|Higgs|2017|}} [[Duane W. Roller]] menduga bahwa patung kepala di British Museum, berikut patung-patung kepala yang tersimpan di [[Museum Mesir]], Kairo, di Museum Kapitolin, dan di antara koleksi pribadi Maurice Nahmen (1868–1948), sekalipun memiliki bentuk wajah dan tatanan rambut yang serupa dengan patung potret di Berlin namun tanpa diadem kerajaan, mungkin sekali menggambarkan sosok para anggota majelis istana kerajaan, bahkan mungkin pula menggambarkan sosok perempuan-perempuan Romawi yang meniru-niru tatanan rambut populer Kleopatra.{{sfnp|Roller|2010|pp=175–176}}
Baris 284:
{{double image|left|Cleopatra VII, steel engraving of the encaustic painting found at Hadrian's Villa in 1818.jpg|150|Egitto tolemaico, tolomeo V, octodracma di alessandria, 204-203 ac ca.JPG|210|Kiri: Gambar [[gravir baja]] yang diterbitkan oleh [[John Sartain]] pada tahun 1885, menggambarkan lukisan potret pascamati Kleopatra yang kini telah hilang, yakni sebuah [[lukisan enkaustik]] yang ditemukan pada tahun 1818 di reruntuhan [[kuil Mesir|kuil]] [[Serapis]] di [[Vila Hadrianus]] (di [[Tivoli, Lazio]]).{{sfnp|Pratt|Fizel|1949|pp=14–15}} Dalam gambar ini, Kleopatra terlihat mengenakan busana yang diikat ujung-ujungnya seperti busana [[isis|dewi Isis]] (sejalan dengan riwayat [[Plutarkhos|Ploutarkos]] yang menggambarkannya mengenakan jubah dewi Isis).{{sfnp|Plutarch|1920|p=9}}{{pb}}Kanan: Sekeping [[drakhma|oktodrakma]] emas dari kurun waktu 204–203 SM, bergambar sosok [[Ptolemaios V]] mengenakan [[mahkota seri]] [[daftar penguasa Ptolemaik|raja-raja wangsa Ptolemaios]], sama seperti mahkota yang dikenakan Kleopatra dalam gambar di sebelah kanan.{{sfnp|Sartain|1885|pp=41, 44}}}}
 
Ada pula sebuah [[:File:Roman Wall painting from the House of Giuseppe II, Pompeii, 1st century AD, death of Sophonisba, but more likely Cleopatra VII of Egypt consuming poison (2).jpg|lukisan lain dari situs kota Pompeii]] yang diduga sebagai lukisan Kleopatra dan Kaisarion. Lukisan ini terdapat di bangunan bersejarah yang disebut [[Casa di Giuseppe II]], dan diperkirakan berasal dari permulaan abad pertama tarikh Masehi. Baik Kleopatra maupun Kaisarion tampak mengenakan diadem kerajaan, sementara Kleopatra tampak tengah berbaring sambil menenggak racun untuk bunuh diri.{{sfnp|Roller|2010|pp=178–179}}{{sfnp|Elia|1955|pp=3–7}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut mengenai lukisan di Casa di Giuseppe II di situs kota Pompeii, dan kemungkinan Kleopatra dikenali sebagai salah satu sosok dalam lukisan ini, dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Pucci|2011|pp=206–207, footnote 27}}.</ref> Awalnya lukisan ini diduga menggambarkan sosok [[Sophonisba|Sofonisba]], bangsawati Kartago yang bunuh diri dengan cara menenggak racun atas permintaan kekasihnya, [[Masinissa|Masinisa]], [[Daftar Raja Numidia|Raja Numidia]], menjelang akhir [[Perang Punisia Kedua|Perang Punika II]] (218–201 SM).{{sfnp|Roller|2010|pp=178–179}} Alasan-alasan yang memperkuat dugaan bahwa lukisan ini menggambarkan Kleopatra adalah kenyataan bahwa keluarga Kleopatra menjalin hubungan yang erat dengan kerabat kerajaan Numidia, Masinisa berkawan baik dengan [[Ptolemaios VIII Physkon|Ptolemaios VIII]], dan anak perempuan Kleopatra sendiri menikah dengan pangeran Numidia yang bernama Yuba II.{{sfnp|Roller|2010|pp=178–179}} Kisah Sofonisba sendiri sudah lekang dari ingatan orang ketika lukisan ini dibuat, sementara peristiwa bunuh diri Kleopatra jauh lebih terkenal.{{sfnp|Roller|2010|pp=178–179}} Tidak ada ular beludak dalam lukisan ini, tetapi banyak orang Romawi beranggapan bahwa ia memang mati karena racun tetapi bukan dengan cara digigit ular beludak.{{sfnp|Roller|2010|pp=148, 178–179}} Pintu berdaun ganda pada latar belakang, yang ditempatkan jauh lebih tinggi dari sosok-sosok dalam lukisan, mengingatkan orang pada denah rancangan makam Kleopatra di Aleksandria.{{sfnp|Roller|2010|pp=178–179}} Seorang pelayan laki-laki tampak memegang tiruan mulut [[buaya Nil|buaya Mesir]] (mungkin pegangan sebuah baki berukir), sementara seorang laki-laki lain yang berdiri di sebelahnya tampak [[Toga|berpakaian selayaknya seorang Romawi]].{{sfnp|Roller|2010|pp=178–179}}
 
Pada tahun 1818, sebuah [[lukisan enkaustik]] (lukisan berbahan lelehan malam atau damar) yang kini sudah hilang, ditemukan di kuil [[Serapis]], dalam lingkungan [[Vila Hadrianus]], di dekat [[Tivoli, Lazio]], Italia. Dalam lukisan ini, [[:File:Encaustic painting cleopatra.png|Kleopatra tampak sedang melakukan bunuh diri]] dengan cara membiarkan dadanya yang terbuka dipatuk seekor ular beludak.{{sfnp|Pratt|Fizel|1949|pp=14–15}} Uji kimiawi terhadap lukisan ini pada tahun 1822 menunjukkan bahwa medium lukisan terdiri atas sepertiga [[malam (zat)|malam]] dan dua pertiga [[resin|damar]].{{sfnp|Pratt|Fizel|1949|pp=14–15}} Ketebalan lukisan pada bagian dada telanjang Kleopatra maupun bagian tubuh yang terbungkus pakaian dilaporkan sama dengan lukisan-lukisan [[potret mumi Fayum]].{{sfnp|Pratt|Fizel|1949|p=14}} Sebuah gambar [[gravir baja]] yang diterbitkan oleh [[John Sartain]] pada tahun 1885 berusaha mereka ulang lukisan enkaustik ini sesuai dengan penggambarannya yang termaktub dalam laporan arkeologi, yakni menampilkan Kleopatra dalam balutan [[Pakaian di Yunani kuno|pakaian]] dan perhiasan buatan Mesir, khas penghujung Zaman Helenistik,{{sfnp|Pratt|Fizel|1949|p=15}} serta [[mahkota seri]] (mahkota menyerupai pancaran sinar matahari) raja-raja wangsa Ptolemaios, sebagaimana yang tampak dalam gambar-gambar diri mereka pada uang-uang logam keluaran masa pemerintahannya masing-masing.{{sfnp|Sartain|1885|pp=41, 44}} Setelah Kleopatra bunuh diri, Oktavianus memerintahkan orang membuat lukisan ini, lalu mengaraknya sebagai ganti Kleopatra dalam pawai kemenangannya di Roma.{{sfnp|Pratt|Fizel|1949|p=14}}{{sfnp|Roller|2010|p=149}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=xxiii, 31}} Lukisan potret pascamati Kleopatra ini mungkin ikut terbawa bersama sejumlah besar karya seni dan harta benda yang diboyong dari Roma oleh Kaisar [[Hadrianus]] untuk menghias vila pribadinya, yakni tempat lukisan ini ditemukan di dalam sebuah [[kuil Mesir]].{{sfnp|Pratt|Fizel|1949|pp=14–15}}<ref group="note">Dalam {{harvnb|Pratt|Fizel|1949|pp=14–15}}, Frances Pratt dan Becca Fizel menolak gagasan yang dikemukakan oleh beberapa cendekiawan pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 bahwasanya lukisan ini mungkin dibuat oleh seorang seniman [[Renaisans Italia|Italia pada Abad Renaisans]]. Pratt dan Fizel menggarisbawahi [[era Klasik|langgam klasik]] lukisan ini sebagaimana yang terabadikan dalam uraian-uraian tertulis dan [[:File:Cleopatra VII, steel engraving of the encaustic painting found at Hadrian's Villa in 1818.jpg|gambar gravir baja]]. Keduanya berpendapat bahwa ini agaknya mustahil seorang pelukis Abad Renaisans akan menciptakan sebuah karya seni enkaustik, setelah bersusah payah meneliti seluk-beluk pakaian dan perhiasan Mesir pada Zaman Helenistik sebagaimana yang tampak dalam lukisan ini, kemudian dengan sengaja menguburnya di bawah reruntuhan kuil Mesir di Vila Hadrianus.</ref>
 
Sebuah [[lukisan panel]] Romawi dari situs kota [[Herculaneum]], Italia, yang diperkirakan berasal dari abad pertama tarikh Masehi, juga diduga sebagai lukisan Kleopatra.{{sfnp|Walker|Higgs|2001|pp=314–315}}{{sfnp|Fletcher|2008|loc=hlm. 87, gambar-gambar beserta judul gambar dari hlm. 246 sampai hlm. 247}} Dalam lukisan ini, Kleopatra tampak mengenakan diadem kerajaan, dan mengenakan anting-anting dengan bandul berbentuk bola. Rambutnya yang berwarna merah atau merah kecokelat-cokelatan disanggul pada tengkuk<ref group="note">Menurut {{harvtxtharvnb|Walker|Higgs|2001|pp=314–315}}, rambut Kleopatra berwarna cokelat kemerah-merahan, sementara {{harvtxtharvnb|Fletcher|2008|p=87}} menggambarkan rambut Kleopatra berwarna merah menyala, {{harvtxtharvnb|Fletcher|2008|loc=gambar-gambar dan judul gambar antara hlm. 246 sampai hlm. 247}} pun menggambarkannya sebagai seorang perempuan berambut merah.</ref> dan dihiasi cocok-cocok sanggul bertatah mutiara,{{sfnp|Fletcher|2008|loc=gambar-gambar dan judul gambar antara hlm. 246 sampai hlm. 247}} sementara [[:File:Posthumous painted portrait of Cleopatra VII of Egypt, from Herculaneum, Italy.jpg|warna kulit wajah dan lehernya yang putih tampak semakin menonjol karena warna latar belakang lukisan yang hitam kelam]].{{sfnp|Walker|Higgs|2001|pp=314–315}} Rambut dan bentuk wajahnya serupa dengan rambut dan bentuk wajah patung potret Berlin dan patung potret Vatikan maupun gambar pada kepingan-kepingan uang logam keluaran masa pemerintahannya.{{sfnp|Walker|Higgs|2001|pp=314–315}} Sebuah lukisan perempuan sedada dengan ikat kepala biru tampak sangat mirip dengan lukisan panel Herculaneum. Lukisan yang terdapat di [[Rumah Kebun Buah]] (di situs kota Pompeii) ini menampilkan corak-corak khas seni lukis Mesir, misalnya [[sfinks]] berlanggam Yunani, dan mungkin saja dihasilkan oleh seniman yang membuat lukisan panel dari Herculaneum.{{sfnp|Walker|Higgs|2001|pp=314–315}}
 
===== Jambangan Portland =====
Baris 300:
[[Patung dada Kleopatra]] di [[Museum Kerajaan Ontario]] adalah sebuah patung dada Kleopatra berlanggam Mesir.{{sfnp|Ashton|2002|p=39}} Patung yang diperkirakan berasal dari pertengahan abad ke-1 SM ini mungkin adalah karya seni pahat pertama yang menampilkan sosok Kleopatra sebagai seorang dewi sekaligus Firaun Mesir.{{sfnp|Ashton|2002|p=39}} Mata patung juga tampak menonjol, mirip dengan mata arca-arca tiruan Romawi dari arca-arca buatan Kerajaan Wangsa Ptolemaios.{{sfnp|Ashton|2002|p=36}} Dinding luar kuil [[Hathor]], dalam [[kompleks kuil Dendera|gugus bangunan kuil Dendera]] yang terletak di dekat Dendera, Mesir, dihiasi relief-relief khas Mesir yang menggambarkan sosok Kleopatra bersama putranya yang masih belia, Kaisarion, dalam wujud orang dewasa sekaligus seorang firaun, tampak sedang menghaturkan [[Mantra persembahan Mesir Kuno|sesaji kepada para dewa]].{{sfnp|Kleiner|2005|p=87}}{{sfnp|Roller|2010|pp=113–114, 176–177}} Setelah Kleopatra mangkat, Kaisar Agustus memerintahkan agar namanya dipahatkan pada relief ini.{{sfnp|Kleiner|2005|p=87}}{{sfnp|Roller|2010|pp=113–114}}
 
Sebuah arca [[basal]] hitam besar setinggi {{Convert|41|in|m|2}} buatan Kerajaan Wangsa Ptolemaios, yang kini tersimpan di [[Museum Ermitáž|Museum Pertapaan]], [[Sankt-Peterburg]], diduga menggambarkan sosok Arsinoe II, permaisuri [[Ptolemaios II]], tetapi hasil analisis mutakhir menunjukkan bahwa arca ini mungkin menggambarkan sosok Kleopatra, karena tutup kepalanya dihiasi tiga buah [[Uraeus|''ouraios'']], lebih banyak dibanding dua buah ''ouraios'' yang pernah dikenakan Arsione II sebagai lambang kedaulatannya atas wilayah [[Mesir Hulu]] dan [[Mesir Hilir]].{{sfnp|Grout|2017a|}}{{sfnp|Roller|2010|p=176}}{{sfnp|Ashton|2008|pp=83–85}} Arca basal ini juga tampak menggenggam [[cornucopia|kornukopia]] (''dikeras'') bercabang dua, sama seperti yang tampak pada kepingan-kepingan uang logam bergambar wajah Arsinoe II maupun Kleopatra.{{sfnp|Grout|2017a|}}{{sfnp|Ashton|2008|pp=83–85}} Dalam karya tulisnya yang berjudul ''Kleopatra und die Caesaren'' (2006), [[:de:Bernard Andreae|Bernard Andreae]] menyimpulkan bahwa, sama seperti potret-potret Kleopatra lainnya yang sengaja dibagus-baguskan, arca basal ini tidak menampilkan bentuk wajah yang sesungguhnya, dan oleh karena itu tidak menyingkap banyak hal mengenai rupa asli Kleopatra.{{sfnp|Polo|2013|p=194 footnote11}}<ref group="note">{{harvtxtharvnb|Preston|2009|p=305}} juga sampai pada kesimpulan yang sama mengenai tampilan asli Mesir dari karya-karya seni yang menggambarkan sosok Kleopatra: "Selain pahatan-pahatan kuil tertentu, yang bagaimana pun juga dibuat dalam gaya khas firaun yang dibagus-baguskan dan tak banyak menyingkap rupa asli Kleopatra, satu-satunya gambar wajah Kleopatra yang pasti adalah yang terdapat pada kepingan-kepingan uang logam. Patung kepala dari pualam yang tersimpan di Vatikan adalah salah satu dari tiga patung yang pada umumnya, meskipun tidak secara universal, diterima para ahli sebagai gambaran rupa Kleopatra."</ref> [[Adrian Goldsworthy]] mengemukakan dalam tulisannya bahwa sekalipun karya-karya seni rupa ini menggambarkannya dalam dandanan khas Mesir, Kleopatra tentu hanya akan berdandan ala pribumi "dalam rangka menghadiri upacara-upacara tertentu" saja, dan sehari-hari justru berdandan selayaknya seorang kepala monarki Yunani, termasuk mengenakan ikat kepala khas Yunani, sebagaimana yang tampak pada patung-patung dada Yunani-Romawi yang menggambarkan dirinya.{{sfnp|Goldsworthy|2010|p=8}}
 
==== Dalam gambaran Abad Pertengahan dan Awal Zaman Modern ====
Baris 327:
{{double image|right|Ptolemy I Soter Louvre Ma849.jpg|162|Seleuco I 2.JPG|170|Kiri: Patung dada [[Ptolemaios I Soter]], [[seni rupa Hellenistik|berlanggam Helenistik]], kini tersimpan di [[Louvre]], Paris <br>{{pb}}Kanan: Patung dada [[Seleukos I Nikator]], [[Seni pahat Romawi|tiruan buatan Romawi]] dari karya asli buatan Yunani, temuan dari [[Vila Papirus]] di situs arkeologi kota [[Herculaneum]], kini tersimpan di [[Museum Arkeologi Nasional Napoli]]}}
 
Kleopatra adalah putri wangsa [[dinasti Ptolemaik|Ptolemaios]] asal [[Makedonia Kuno|Yunani Makedonia]],{{sfnp|Roller|2010|pp=15–16}}{{sfnp|Jones|2006|pp=xiii, 3, 279}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=3, 34, 36, 43, 63–64}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut tentang garis nasab Yunani Makedonia dari Kleopatra dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Pucci|2011|p=201}}, {{harvtxtharvnb|Grant|1972|pp=3–5}}, dan {{harvtxtharvnb|Royster|2003|pp=47–49}}.</ref> [[Suku-suku bangsa di Eropa|Darah Eropa]] wangsa ini berasal dari [[kawasan utara Yunani]].{{sfnp|Fletcher|2008|pp=1, 23}} Ditilik dari silsilah ayahnya, [[Ptolemaios XII Auletes]], Kleopatra adalah keturunan dari dua orang [[Somatophylakes|pengawal utama]] [[Aleksander Agung]], [[Makedonia (kerajaan kuno)|Raja Makedonia]], yakni Senapati [[Ptolemaios I Soter]], pendiri Kerajaan Wangsa Ptolemaios di tanah Mesir, dan [[Seleukos I Nikator]], tokoh Yunani Makedonia yang mendirikan [[Kekaisaran Seleukia|Kekaisaran Wangsa Seleukos]] di Asia Barat.{{sfnp|Roller|2010|pp=15–16}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=3, 34, 36, 51}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=23, 37–42}}<ref group="note">Informasi dan validasi lebih lanjut perihal pendirian Mesir Helenistik oleh Aleksander Agung, dan perihal garis nasab Kleopatra yang berasal dari Ptolemaios I Soter, dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Grant|1972|pp=7–8}} dan {{harvtxtharvnb|Jones|2006|p=3}}.</ref> Meskipun [[Patrilineal|garis nasab]] ayahnya dapat ditelusuri, jati diri ibu Kleopatra justru tidak diketahui.{{sfnp|Roller|2010|pp=15–16, 164–166}}{{sfnp|Jones|2006|p=xiii}}{{sfnp|Dodson|Hilton|2004|p=273}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Grant|1972|pp=3–4}} dan {{harvtxtharvnb|Burstein|2004|p=11}}.</ref> Kleopatra mungkin saja adalah putri kandung [[Kleopatra VI|Kleopatra VI Trifaina]] (dikenal pula sebagai [[Kleopatra V|Kleopatra V Trifaina]]),<ref group="note" name="cleopatra v or vi">{{harvtxtharvnb|Grant|1972|pp=3–4, 17}}, {{harvtxtharvnb|Fletcher|2008|pp=69, 74, 76}}, {{harvtxtharvnb|Jones|2006|p=xiii}}, {{harvtxtharvnb|Preston|2009|p=22}}, {{harvtxtharvnb|Schiff|2011|p=28}} dan {{harvtxtharvnb|Burstein|2004|p=11}} memberi sebutan Kleopatra V Trifaina bagi permaisuri Ptolemaios XII Auletes, sementara {{harvtxtharvnb|Dodson|Hilton|2004|pp=268–269, 273}} dan {{harvtxtharvnb|Roller|2010|p=18}} memberinya sebutan Kleopatra VI Trifaina, sebagai akibat dari kesimpangsiuran keterangan dalam sumber-sumber primer mengenai dua tokoh perempuan ini, yang mungkin saja adalah satu orang yang sama. Sebagaimana yang dijelaskan oleh {{harvtxtharvnb|Whitehorne|1994|p=182}}, Kleopatra VI mungkin adalah salah seorang putri Ptolemaios XII yang disebut-sebut namanya pada tahun 58 SM sebagai penguasa Mesir bersama-sama dengan adiknya, [[Berenike IV dari Mesir|Berenike IV]] (sewaktu Ptolemaios XII tinggal dalam pembuangan di Roma), sementara permaisuri Ptolemaios XII, Kleopatra V, mungkin wafat seawal-awalnya pada musim dingin tahun 69–68 SM, manakala namanya mulai hilang dari catatan-catatan sejarah. {{harvtxtharvnb|Roller|2010|pp=18–19}} menduga bahwa permaisuri Ptolemaios XII, yang ia beri sebutan Kleopatra VI, hanya sekadar menghilang dari lingkungan istana selama satu dasawarsa setelah diusir dengan alasan yang tidak diketahui, dan akhirnya kembali untuk memerintah bersama-sama dengan putrinya, Berenike IV. {{harvtxtharvnb|Fletcher|2008|p=76}} menerangkan bahwa warga Aleksandria memakzulkan Ptolemaios XII dan menobatkan "putri paling besarnya, Berenike IV, dan sebagai penguasa pendamping, Kleopatra V Trifaina dipanggil pulang dari pembuangan setelah 10 tahun lamanya tersingkir dari lingkungan istana. Meskipun para sejarawan yang terkemudian menduga bahwa tentu ada putri-putri lain dari Ptolemaios XII Auletes sehingga menomorinya sebagai 'Kleopatra VI', tampaknya ia hanyalah Kleopatra V yang kembali ke lingkungan istana untuk untuk bertakhta menggantikan saudara sekaligus mantan suaminya, Ptolemaios XII Auletes."</ref> yakni adik sepupu{{sfnp|Dodson|Hilton|2004|pp=268–269, 273}} atau adik kandung sekaligus permaisuri Ptolemaios XII.{{sfnp|Roller|2010|p=18}}{{sfnp|Jones|2006|p=xiii}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=11, 75}}<ref group="note">Informasi lebih lanjut dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Fletcher|2008|pp=69, 74, 76}}.</ref>
 
[[Kleopatra I|Kleopatra I Sira]] adalah satu-satunya kerabat wangsa Ptolemaios yang dapat dipastikan mewarisi darah selain Yunani dari beberapa orang leluhurnya, karena ia adalah keturunan dari [[Apama]], perempuan asal [[bangsa Persia|Persia]] [[Sogdiana]] yang dipersunting Seleukos I Nikator menjadi permaisurinya.{{sfnp|Grant|1972|p=5}}{{sfnp|Fletcher|2008|pp=56, 73}}<ref group="note">Perihal garis nasab Sogdiana dari Apama, permaisuri Seleukos I Nikator, dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Holt|1989|pp=64–65, catatan kaki 63}}.</ref> Pada umumnya diyakini bahwa para anggota wangsa Ptolemaios tidak kawin-mawin dengan pribumi [[bangsa Mesir|Mesir]].{{sfnp|Fletcher|2008|p=73}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=69–70}}<ref group="note">Sebagaimana yang dijelaskan oleh {{harvtxtharvnb|Burstein|2004|pp=47–50}}, suku-suku bangsa utama di Mesir pada zaman wangsa Ptolemaios adalah Mesir, [[bangsa Yunani|Yunani]], dan [[Yahudi]], masing-masing dipisahkan dari yang lain berdasarkan hukum, bermukim di kawasan permukiman tersendiri, dan dilarang melakukan pernikahan beda suku bangsa, di kota-kota multibudaya, yakni [[Aleksandria]], [[Naucratis|Naukratis]], dan [[Ptolemais Hermiou|Ptolemaida Ermia]]. Meskipun demikian, sebagaimana dijelaskan oleh {{harvtxtharvnb|Fletcher|2008|pp=82, 88–93}}, [[agama Mesir Kuno|jabatan imamat pribumi Mesir]] berkaitan erat raja-raja pelindungnya dari wangsa Ptolemaios, sampai-sampai Kleopatra diduga memiliki seorang saudara sepupu tiri berkebangsaan Mesir, yakni [[Pasyerienptah III]], [[Imam Besar Ptah]] di [[Memphis, Mesir|Memfis, Mesir]].</ref> [[Michael Grant (ahli klasika)|Michael Grant]] mengemukakan bahwa hanya ada satu orang perempuan Mesir yang diketahui menjadi gundik salah seorang Ptolemaios, dan tidak ada perempuan Mesir yang diketahui pernah diperistri oleh seorang Ptolemaios. Oleh karena itu Michael Grant berkesimpulan bahwa mungkin sekali tak setetes pun darah Mesir mengalir di dalam nadi Kleopatra, sehingga "sudah sepatutnya ia menyebut dirinya orang Yunani."{{sfnp|Grant|1972|p=5}}<ref group="note">{{harvtxtharvnb|Grant|1972|p=5}} berpendapat bahwa nenek Kleopatra, yakni ibu dari Ptolemaios XII, mungkin seorang perempuan keturunan [[bangsa Suriah|Suriah]] (namun mengakui pula bahwa "sangat mungkin perempuan ini masih terhitung peranakan Yunani"), tetapi sudah pasti bukan seorang perempuan pribumi Mesir, karena sepanjang sejarah wangsa Ptolemaios hanya ada satu orang perempuan Mesir yang diketahui pernah menjadi gundik dari salah seorang penguasa dari wangsa Ptolemaios.</ref> [[Stacy Schiff]] mengemukakan dalam tulisannya bahwa Kleopatra adalah anak jati Yunani Makedonia dengan sedikit campuran darah Persia, mengingat putra-putra wangsa Ptolemaios sangat jarang mengambil perempuan Mesir menjadi gundik.{{sfnp|Schiff|2011|pp=2, 42}}<ref group="note">{{harvtxtharvnb|Schiff|2011|p=42}} lebih jauh lagi berpendapat bahwa, ditilik dari garis nasabnya, Kleopatra tidak berkulit gelap, meskipun mencermati pula bahwa Kleopatra tidak tergolong berkulit cerah di kalangan wangsa Ptolemaios, malah kulitnya sewarna dengan madu. Sebagai buktinya ia mengemukakan bahwa sanak saudara Kleopatra digambarkan memiliki kulit yang sewarna dengan madu sehingga "mungkin pula Kleopatra memiliki kulit dengan warna serupa." {{harvtxtharvnb|Goldsworthy|2010|pp=127, 128}} setuju dengan pendapat ini, dan berkesimpulan bahwa sebagai seorang perempuan keturunan Makedonia dengan sedikit campuran darah Suriah, mungkin sekali Kleopatra tidak berkulit gelap (karena propaganda Romawi tidak pernah menyebut demikian), dan menulis bahwa "warna kulit yang lebih terang jauh lebih mungkin, menilik garis nasabnya," namun juga mencermati bahwa Kleopatra bisa saja memiliki "warna kulit yang agak gelap, khas kawasan Laut Tengah" karena berdarah campuran. {{harvtxtharvnb|Grant|1972|p=5}} setuju dengan dugaan Goldsworthy perihal warna kulit Kleopatra, bahwasanya meskipun hampir dapat dipastikan bukan warna kulit khas Mesir, Kleopatra memiliki warna kulit yang agak gelap karena berdarah campuran Yunani dan Persia, serta mungkin juga Suriah. {{harvtxtharvnb|Preston|2009|p=77}} setuju dengan pendapat Grant bahwa, ditilik dari garis nasabnya, Kleopatra "nyaris pasti berambut gelap dan berwarna kulit zaitun."</ref> [[Duane W. Roller]] menduga bahwa Kleopatra adalah putri kandung seorang perempuan berdarah campuran, separuh Yunani Makedonia dan separuh Mesir, yang berasal dari keluarga besar imam-imam dewa [[Ptah]] (hipotesis ini tidak diterima secara umum dalam kajian ilmiah mengenai Kleopatra),<ref group="note">Informasi lebih lanjut perihal jati diri ibu Kleopatra dapat dibaca dalam {{harvtxtharvnb|Burstein|2004|p=11}}, {{harvtxtharvnb|Fletcher|2008|p=73}}, {{harvtxtharvnb|Goldsworthy|2010|pp=127, 128}}, {{harvtxtharvnb|Grant|1972|p=4}}, dan {{harvtxtharvnb|Roller|2010|pp=165-166}}. [[Joann Fletcher]] berpendapat bahwa hipotesis ini meragukan dan kurang bukti. Menurut [[Stanley M. Burstein]], bukti tidak langsung yang kuat menyiratkan bahwa ibu Kleopatra boleh jadi adalah salah seorang anggota keluarga [[Imam Besar Ptah|imam dewa Ptah]], tetapi para sejarawan pada umumnya berasumsi bahwa ibu Kleopatra adalah Kleopatra V Trifaina, permaisuri Ptolemaios XII. [[Adrian Goldsworthy]] menyepelekan gagasan yang mengatakan bahwa ibu Kleopatra adalah anggota keluarga imam Mesir sebagai gagasan yang "murni hasil terkaan" belaka. [[Michael Grant (ahli klasika)|Michael Grant]] berpendapat bahwa Kleopatra V mungkin sekali adalah ibu dari Kleopatra VII. [[Duane W. Roller]] mencermati bahwa meskipun Kleopatra mungkin saja adalah putri keluarga imam dewa Ptah, tokoh utama lainnya yang juga mungkin merupakan putri keluarga imam dewa Ptah adalah Kleopatra VI, dengan mempertahankan ketidakpastian yang berpangkal pada "tersingkirnya" Kleopatra VI yang "mengaburkan pokok permasalahan."</ref> namun mengemukakan pula bahwa sekalipun berdarah campuran, Kleopatra lebih membangga-banggakan darah Yunani yang diwarisinya selaku putri wangsa Ptolemaios.{{sfnp|Roller|2010|pp=15, 18, 166}}<ref group="note">{{harvtxtharvnb|Schiff|2011|pp=2}} sepakat dengan pendapat ini, dan menyimpulkan bahwa Kleopatra "menjunjung tinggi tradisi keluarga." Sebagaimana yang dicermati oleh {{harvtxtharvnb|Dudley|1960|pp=57}}, Kleopatra dan sanak saudaranya adalah "[para] pengganti firaun-firaun pribumi yang, melalui suatu birokrasi yang sangat tertata, mengeksploitasi sedemikian banyaknya sumber-sumber daya alam di Lembah Sungai Nil."</ref>
 
Pernyataan-pernyataan bahwa Kleopatra adalah seorang [[anak sah (hukum keluarga)|anak luar nikah]] tidak pernah muncul dalam propaganda Romawi yang bertujuan menjelek-jelekan dirinya.{{sfnp|Grant|1972|p=4}}{{sfnp|Roller|2010|p=165}}<ref group="note">{{harvtxtharvnb|Grant|1972|p=4}} berpendapat bahwa jika benar Kleopatra adalah seorang anak haram, "sekian banyak seterunya di kalangan bangsa Romawi tentunya sudah menyebarluaskan aib ini keseluruh dunia."</ref> Strabo adalah satu-satunya sejarawan Abad Kuno yang berpendapat bahwa anak-anak Ptolemaios XII yang lahir sesudah Berenike IV, termasuk Kleopatra, adalah anak-anak luar nikah.{{sfnp|Grant|1972|p=4}}{{sfnp|Roller|2010|p=165}}{{sfnp|Burstein|2004|pp=11, 69}} Kleopatra V (atau Kleopatra VI) tersingkir dari lingkungan istana Ptolemaios XII pada penghujung tahun 69 SM, beberapa bulan sesudah Kleopatra lahir, sementara tiga anak Ptolemaios XII yang paling kecil lahir ketika permaisurinya tidak lagi berada di istana.{{sfnp|Roller|2010|pp=18–19}} Tingginya angka [[perkawinan sekerabat]] di kalangan wangsa Ptolemaios tampak jelas dalam penjabaran silsilah Kleopatra di bawah ini.<ref group="note" name="family tree">Bagan silsilah dan pembahasan singkat mengenai tokoh-tokoh di dalamnya dapat dibaca dalam {{harvnb|Dodson|Hilton|2004|pp=268–281}}. Aidan Dodson dan Dyan Hilton menyebut [[Kleopatra V]] sebagai [[Kleopatra VI]] dan menyebut [[Kleopatra Selene dari Suriah]] sebagai [[Kleopatra V Selene]]. Garis titik-titik pada bagan silsilah di bawah ini menunjukkan hubungan anak-beranak yang mungkin sekali benar tetapi masih diperdebatkan.</ref> Bagan silsilah di bawah ini juga menunjukkan bahwa Kleopatra V, permaisuri Ptolemaios XII, adalah putri pasangan [[Ptolemaios X Alexandros I|Ptolemaios X Aleksandros I]] dan [[Berenike III dari Mesir|Berenike III]], sehingga terhitung masih bersepupu dengan suaminya. Akan tetapi Kleopatra V juga mungkin saja adalah putri [[Ptolemaios IX Lathyros|Ptolemaios IX Latiros]], dan dengan demikian adalah adik kandung atau adik seayah dari suaminya.{{sfnp|Dodson|Hilton|2004|pp=268–269, 273}} Kesimpangsiuran keterangan dalam sumber-sumber primer dari Abad Kuno juga telah membuat para ahli menomori nama permaisuri Ptolemaios XII ini menjadi Kleopatra V maupun Kleopatra VI. Mungkin pula Kleopatra VI sesungguhnya adalah putri Ptolemaios XII, sehingga sejumlah ahli menyimpulkan bahwa Kleopatra V sudah wafat pada tahun 69 SM, bukannya kembali ke istana dan naik takhta bersama-sama Berenike IV pada tahun 58 SM (ketika Ptolemaios XII hidup dalam pembuangan di Roma).{{sfnp|Whitehorne|1994|p=182}}{{sfnp|Fletcher|2008|p=76}}
 
{{chart/start|align=center|summary=Ayah Kleopatra VII agaknya adalah saudara kandung atau saudara sepupu, tetapi mungkin sekali adalah paman, dari Kleopatra V, perempuan yang diduga sebagai ibu kandung Kleopatra VII. Dalam alur silsilah Kleopatra, sekurang-kurangnya pernah satu kali terjalin [[Perkawinan avunkulat|pernikahan antara paman dan kemenakan perempuan]] (sebanyak-banyaknya tiga kali), dan sekurang-kurangnya pernah satu kali terjalin [[hubungan sedarah|pernikahan antara saudara dan saudari kandung]] (sebanyak-banyaknya juga tiga kali) yang berasal dari pasangan kakek-nenek buyut yang sama atau kakek-nenek canggah yang sama (Ptolemaios V dan Kleopatra I), tergantung pada cara menelusuri alur silsilahnya.}}