Sungai Opak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gilang Bayu Rakasiwi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 29:
 
=== Anak sungai ===
Sungai Opak memiliki beberapa anak [[sungai]] yang cukup besar, diantaranyadi antaranya:
# [[Sungai Gendol]]
# Sungai Tepus
Baris 42:
 
== Kondisi Sungai ==
Dari hasil penelitian parameter kualitas air yang diukur meliputi fisik (suhu, salinitas, kedalaman), kimia (amonia, nittrat, phospatfosfat), dan mokrobiologi (total coliformkoliform). Dari hasil yang diketahui kualitas air muara Sungai Opak parameter amoniak berkisar antara 0,02-0.06 mg/L, parameter nitrat berkisar antara 0,34-0,81 mg/L, parameter phospatfosfat berkisar antara 0,06-0,46 mg/L, dan total coliformkoliform antara 30.825 koloni/100mL. Dengan demikian status mutu kualitas muara Sungai Opak tercemar sedang.
 
== Geografi ==
Baris 48:
 
== Flora dan Fauna ==
Air Sungai Opak tergolong keruh, tetapi tidak berarti sangat tercemar karena makhluk hidup yang tinggal disitudi situ lumayan banyak dan bervariasi. Variasi makhluk hidup tersebut salah satunya di daerah saluran irigasi Sungai Opak yang melintasi sepanjang jalan menuju ke Pantai Parangtritis terdapat macam-macam ikan, antara lain ikan sapu-sapu (Hypostomus plecostomus), ikan-ikan kecil sejenis tawes Kepek (wader kepek), Lele Jawa (Clarias batracus), ikan gabus, ikan Nilem (Osteochillus hasselti), dan ikan Beles. Pada daerah tersebut Lele Jawa mulai terancam kepunahannya sejak adanya Lele Dumbo, karena perkembangbiakan Lele Dumbo lebih cepat. Orang-orang disekitardi sekitar daerah tersebut jarang mau membudidayakan Lele Jawa. Di pinggiran sungai terdapat tanaman eceng gondok yang berjumlah ratusan.
 
== Pemanfaatan ==
Baris 57:
Di muara Sungai Opak terdapat kawasan hutan mangrove yang terletak di desa Tirtohargo, kecamatan Kretek, kabupaten Bantul. Dusun Baros merupakan kawasan perintis hutan bakau pada salah satu area di muara Sungai Opak sehingga kawasan hutan mangrove tersebut sering disebut Kawasan Mangrove Baros. Tanaman mangrove tumbuh lebat, di dekatnya terdapat hamparan rumput yang digunakan oleh petani untuk pakan ternak. Terdapat sampah yang hanyut dari hulu sungai dan tersangkut di kawasan muara ketika air pasang sehingga membuat air laut dan tepi pantai tampak kotor. Kawasan ini berhasil mengembangkan hutan bakau yang sebelumnya diprediksi tidak dapat tumbuh dengan kondisi tanah dan lingkungan yang tidak memenuhi persyaratan. Usaha penanaman mangrove merupakan salah satu usaha untuk menyelamatkan kawasan pesisir pantai dari abrasi ombak laut selatan.
 
Di daerah Muara Baros, sampah dari hulu yang hanyut terbawa arus ke muara menyebabkan daerah muara tampak kotor dan tercemar. Bila hal ini dibiarkan terus menerus dan dalam jangka waktu lama (puluhan tahun) akan menimbulkan kerusakan lingkungan di muara tersebut. Selain itu, jumlah variasi makhluk hidup akan berkurang dan sumber dayanya juga berkurang. Maka dari itu, perlu adanya pelestarian lingkungan yang tidak hanya di muara saja, tetapi yang lebih penting adalah di hulunya. Karena sumber limbah berawal dari hulu. Selain itu, penambangan liar yang terus menerus dilakukndilakukan akan menimbulkan pelebaran sungai. Akibatnya warga kehilangan lahan pertnianpertanian yang berada di sekitar sungai. Sehingga penghasilan dan sumber makanan warga sekitar berkurang. Hal tersebut sangat merugikan dan perlu dihentikan. Saat [[gempa bumi]] melanda wilayah Yogyakarta 27 Mei 2006, pihak Badan Survei [[Geologi]] [[Amerika Serikat]] ([[USGS]]) menyatakan pusat gempa (episentrum) berada di kawasan Pantai Samas atau tepatnya di muara Sungai Opak, pada [[koordinat]] 8,007 derajat [[Lintang Selatan]], 110,286 derajat [[Bujur Timur]].
 
== Lihat pula ==