Suku Banjar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
LabdajiwaBot (bicara | kontrib)
k Bhiksu -> Biksu
Baris 971:
[Untuk memperingati kemenangan di Palembang] Maharaja Sriwijaya mengadakan upacara (magaway sangskārāgama) dan memberikan anugrah (malakwaken dana) kepada kepala agama Budha (dharmadhyaksa ring kasogatan) yaitu Guru Besar Sakyakirti (dang acāryya çakyakirti). Tujuan sang raja adalah agar harta itu digunakan untuk membuat wihara dan keperluan lainnya.
 
Pada waktu itu, hadir sekalian raja taklukan [dari seluruh] Sumatra, serta semua pemimpin wilayah /175/ dari negeri-negeri yang berada di bawah kekuasaan Maharaja Sriwijaya (séwaka mahāraja çriwijaya), yaitu: pemuka kaum (sang pinakadi), ahli nujum (sang pranaraja), pembesar kerajaan (mantri raja), perwira angkatan bersenjata (sang tanda), panglima angkatan bersenjata (sang baladika wadyabala), panglima angkatan laut (sénapati sarwajala), duta-duta dari negara sahabat, kepala agama Buddha (dang acāryyāgama budhayāna), kepala agama Nirwana (dang acāryyāgama nirwānayāna), pendeta (dwija), para sanggha: bhiksubiksu, bhiksunibiksuni, upasaka, dan upasika. Begitu juga beberapa ribu angkatan bersenjata Sriwijaya dan sejumlah warga masyarakat.
 
Kerajaan Sriwijaya menguasai seluruh Pulau Sumatra (wus nyakrawarti rat swarnabhumi) pada nem-angatus-telu-welas ikang çakakāla /176/ (613 S – 691 M), sebagai maharaja dimana semua raja-raja di Pulau Sumatra telah takluk dan berada di bawah kuasa Sriwijaya (ri séwaka ring çriwijaya).