Batara Guru: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jose Amadeus (bicara | kontrib)
Membatalkan suntingan berniat baik oleh Jose Amadeus (bicara): Beda dari sumber. (Notto Disu Shitto Agen ⛔)
Tag: Pembatalan
Baris 6:
 
=== Kelahiran ===
Dalam Serat Kanda, BatharaBetara Guru (Manikmaya) terlahir dari kuningdiciptakan telur/dari cahaya yang gemerlapan oleh [[Sang Hyang Tunggal]], bersamaan dengan cahaya yang berwarna kehitam-hitaman yang merupakan asal jadinya Ismaya ([[Semar]]). Oleh Hyang Tunggal, diputuskanlah bahwa Manikmaya yang berkuasa di SuralayaSuryalaya, sedangkan Ismaya turun ke bumi untuk mengasuh para [[Pandawa]].
 
Batara Guru memiliki dua saudara, Sang Hyang AntagaMaha Punggung dan Sang Hyang Ismaya.<ref>{{cite book|title=Ensiklopedi wayang Indonesia: A-B|volume=1|editor=Sena Wangi|publisher=Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia|year=1999|isbn=9799240018|language=Indonesian|url=http://books.google.com/books?id=pN9kAAAAMAAJ|page=259}}</ref><ref>{{cite book|url=http://books.google.com/books?id=IytwAAAAMAAJ|page=525|title=The British in Java, 1811-1816: a Javanese account|volume=10|series=Oriental documents|editor=P. B. R. Carey|publisher=Oxford University Press, for British Academy|year=1992|isbn=0197260624}}</ref><ref>{{cite book|url=http://books.google.com/books?id=3JlwAAAAMAAJ|title=Folk psychology of the Javanese of Ponorogo|volume=2|first=Jerome|last=Weiss|publisher=Yale University|year=1977|page=522}}</ref> Orang tua mereka adalah [[Sang Hyang Tunggal]] dan Dewi RekathawatiRekatawati. Suatu hari, Dewi RekathawatiRekatawati melahirkanmenelurkan sebutir telur yang bersinar. Sang Hyang Tunggal mengubah telur tersebut, kulitnya menjadi Sang Hyang Maha Punggung / Antaga ([[Togog]]) yang sulung, putih telur menjadi Sang Hyang Ismaya ([[Semar]]), dan kuningnya menjadi Sang Hyang Manikmaya. Kemudian waktu, terjadi perdebatan antara Sang Hyang AntagaTunggal dan Sang Hyang Ismayamenunjuk mengenaidua siapasaudaranya yang lebih sakti di antara mereka berdua. Maka, diadakan sebuah sayembara, barangsiapa dapat menelan dan memuntahkan kembali Gunung Mahameru, maka dialah yang paling sakti dan berhak menguasai tiga dunia. Sang Hyang Antaga memasukkan Gunung Mahameru ke dalam mulutnya, namun tidak dapat masuk semuanya sehingga mulut Sang Hyang Antaga sobek dan berubah menjadi buruk rupa. Sedangkan Sang Hyang Ismaya dapat menelan Gunung Mahameru, namun tidak dapat mengeluarkannya kembali. Gunung Mahameru berhenti di dalam perutnya, sehingga Sang Hyang Ismaya berubah menjadi Semar. Melihat hal tersebut, [[Sang Hyang Tunggal]] menghukum kedua anaknya itutua untuk turunmengawasi ke Madyapada agar menjadi pengasuhumat manusia., Sang Hyang Antaga berubah nama menjaditerutama [[TogogPandawa]] Tejamantri, dansementara mengasuhBatara manusiaGuru yang bersifat buruk dan raksasa, sedangkan(atau Sang Hyang IsmayaManikmaya) berubahmemimpin namapara menjadidewa [[Semar]] sebagai pengasuh ksatria yang mempunyai sifatdi luhurkahyangan.
 
Saat diciptakan, ia merasa paling sempurna dan tiada cacatnya. Hyang Tunggal mengetahui perasaan Manikmaya, lalu Hyang Tunggal bersabda bahwa Manikmaya akan memiliki cacad berupa lemah di kaki, belang di leher, bercaling, dan berlengan empat. Batara Guru amat menyesal mendengar perkataan Hyang Tunggal, dan sabda dia betul-betul terjadi.