Mehmed II: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 36.72.28.214 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh LaninBot
Tag: Pengembalian
Baris 190:
Dalam masalah keagamaan, Mehmed memberikan ruang kebebasan beragama pada rakyatnya yang majemuk asalkan mereka mematuhi perintahnya. Setelah penaklukan Bosnia, Mehmed mengeluarkan "Ahdname Milodraž", piagam perjanjian kepada [[Fransiskan|Ordo Fransiskan Bosnia]] yang berisikan pemberian kebebasan pada mereka untuk bergerak bebas dalam kekaisaran, kebebasan menjalankan ibadah di gereja dan biara-biara mereka, dan dilindungi dari penganiyaan, penghinaan, dan penyiksaan resmi maupun tidak resmi.<ref>{{cite web|url=http://www.croatianhistory.net/etf/ahd.html |title=Croatia and Ottoman Empire, Ahdnama, Sultan Mehmet II |publisher=Croatianhistory.net |date= |accessdate=2013-09-17}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.lightmillennium.org/2004_14th_issue/eihsanoglu_stevens.html |title=A Culture of Peaceful Coexistence: The Ottoman Turkish Example; by Prof. Dr. Ekmeleddin IHSANOGLU |publisher=Light Millennium |date= |accessdate=2013-09-17}}</ref>
 
Mehmed juga memberikan ruang bagi umat non-muslim untuk menjalankan ibadah melalui sistem ''millet'', semacam hak otonomi kepada umat tiap agama untuk mengatur diri mereka sendiri tanpa banyak campur tangan dari pemerintah pusat. Meski begitu, karena Islam adalah agama negara Utsmani, Syaikhul Islam yang merupakan pemimpin umat Muslim memiliki kedudukan lebih tinggi dari pemimpin ''millet'' agama lain, bahkan juga lebih tinggi dari para wazir. Mehmed mengangkat Gennadius Scholarius sebagai Patriark Ortodoks Ekumenis pertama pada masa Utsmani,<ref>''Renaissance and Reformation'': James Patrick, page 170, 2007</ref> sehingga dia menjadi pemimpin umarumat [[Kristen Ortodoks]] di seluruh kekaisaran. ''Millet'' Ortodoks adalah ''millet'' non-muslim terbesar di Ustmani. Sultan Mehmed juga membentuk Kerabian Agung Yahudi (''millet'' umat [[Agama Yahudi|Yahudi]]) dan Kepatriarkan Armenia Konstantinopel (''millet'' [[Gereja Apostolik Armenia]]) sebagai penerapan sistem ''millet'' ini. Sebelumnya pada masa kekuasaan Romawi Timur yang beragama Ortodoks, jemaat Gereja Armenia dilarang beribadah di Konstantinopel karena dipandang sebagai ajaran [[bidah|bid'ah]].
 
== Tahun-tahun terakhir ==