Caruban: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan Amin Sumoatmaja (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh 2001:E00:25:4A9F:606F:BEBB:D45A:E457
Tag: Pengembalian
Baris 54:
 
== Pariwisata ==
Caruban memiliki lokasi pariwisata berupa [[candi]] yang diberi nama sesuai dengan lokasi candi tersebut berada, yaitu [[Candi Wonorejo]] (desa Wonorejo), Kelompok Arca "Palang Mejayan" dan berbagai waduk: [[waduk Dawuhan]] [[Waduk Widas]], [[Waduk Kedungbrubus]], dan [[Waduk Notopuro]]. Caruban juga memiliki makam bersejarah yaitu Makam Kuncen Caruban, yaitu Makam Kyai Ageng Anom Besari dan Nyai Ageng Anom Besari, Makam para Bupati Caruban, yaitu Kanjeng Bupati Raden Tumenggung (KBRT) Natasari, KBRT Jayengrana II, dan KBRT Wignya Subrata. Disamping itu ada Makam Kanjeng Pangeran Mangkudipura I yang pernah menjadi Adipati Madiyun lalu diturunkan jabatannya menjadi Bupati Caruban. Dan juga Makam Wedana Caruban yaitu Raden Ngabehi Dirjakusuma II putra Raden Ngabehi Dirjakusuma I (putra Kanjeng Pangeran Mangkudipura i). Di depan Makam Kanjeng Pangeran Mangudipura I terdapat makam cucunya yaitu Raden Tumenggung Prawiradipura. Sedangkan Makam Wedana Caruban sebelumnya Raden Ngabehi Prawiradipura II putra Raden Tumenggung Prawiradipura I berada di Dukuh Gedhoman, Desa Mejayan, Caruban, letaknya sebelah selatan Pasar Burung Caruban. Disamping itu Makam Kuncen Caruban juga makam Raden Ngabehi Lho Prawiradipura (Palang Mejayan-Caruban), Raden Ngabehi Kramadipura (Palang Gemarang-Caruban), Raden Ngabehi Tirtadipura (Palang Krebet-Caruban), Raden Ngabehi Wiradipura (Palang Kuwu-Caruban) dan semuanya masih kerabat para Bupati Caruban, yang pada hakekatnya masih satu keturunan dari Keluarga Besar (Kurawangsa) Raden Adipati Harya Metahun Suranegara ing Jipang. Dengan demikian keberadaan Makam Kuncen Caruban merupakan salah satu cagar budaya yang wajib dilindungi keberadaannya. Makam Kuncen Caruban diresmikan menjadi makam resmi para keluarga Bupati Caruban pada tahun 1797 oleh Sinuwun Kanjeng Sunan Pakubuwana IV ing Kraton Surakarta Hadiningrat, atas permintaan Raden Tumenggung Natasari sebelum seda pada tahun 1794 ing lelampahan Seda Pamit. Kanjeng Sinuwun Sunan Pakubuwana IV mengabulkan permintaan Raden Tumenggung Natasari karena jasa-jasa beliau yang iku serta mengembalikan kewibawaan Kanjeng Sinuwun Pakubuwana II ketika Perang Pacina yang dipimpin oleh Mas Garendi (Sunan Kuning). Raden Natasari muda yang berumur 20 tahun ketika itu, ikut berperang menyelematkan jasad ayahandanya Raden Tumenggung Purwawijaya yang seda, terbunuh musuh. Keluarga besar Raden Harya Metahun I (Metahun Suranegara) sangat setia kepada Kraton Kartasura Hadiningrat, membela kewibawaan Kanjeng Sinuwun Sunan Pakubuwana. Pada akhirnya Perang Pacina dapat diakhiri Raden Tumenggung Jayengrana I ing Pedhanten, Raden Adipati Surabrata ing Panaraga, dan Raden Agus Harun, dan lain-lain ikut berpartisipasi dalam peperangan. Atas jasa beliau-beliau itu maka Raden Tumenggung Jayengrana I diangkat menjadi Bupati Pedhanten-Panaraga (beliau ayahnda Raden Tumenggung Jayengrana II - Bupati Caruban setelah Raden Tumenggung Natasari). Raden Bagus Harun yang juga masih keturunan Bathara Katong dan merupakan murid Kyai Ageng Muhammad Besari ing Gebang Tinatar - Tegalsari-Panaraga, diberi Tanah Perdhikan Sewulan dan menjadi Kyai Ageng Basyariyah. Setelah ditetapkannya Makam Kuncen Caruban, maka Desa Kuncen Caruban ditetapkan menjadi Desa Perdhikan Kuncen Caruban, Desa Kuncen ini mengambil sebagian dari Desa Sawahan. Kepala Desa Sawahan yaitu Raden Setradiwirya ditetapkan menjadi Kepala Desa Perdhikan Kuncen Caruban, yang bertugas ngreksa Makam Kuncen Caruban. Desa Perdhikan Kuncen Caruban itulah pada akhirnya menjadi Desa Kuncen di wilayah Kecamatan Mejayan, Kota Caruban. Kecamatan Mejayan ini dahulunya adalah Onderdistrik Mejayan Distrik Caruban. Onderdistrik Mejayan menjadi Kecamatan Mejayan, sedangkan Distrik Caruban menjadi Pembantu Bupati Caruban. Setelah Kabupaten Caruban digabungkan dengan Kadipaten Madiyun (Wanareja) pada Tahun 1838, gabungan kedua wilayah itulah pada akhirnya menjadi Kabupaten Madiyun yang sekarang. Semoga potensi wisata di bekas Kabupaten Caruban ini dapat dikembangkan bersama dengan potensi wisata di Kabupaten Madiyun lainnya. Begitu juga potensi wisata pusat Kota Caruban di bekas Kabupaten Caruban, yang sekarang menjadi bagian daripada Kabupaten Madiyun secara utuh.
 
== Pranala luar ==