Ketela pohon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
k Membatalkan 3 suntingan oleh Louisa Ovelia Renata Setiawan (bicara)
Tag: Pembatalan
Baris 23:
== Deskripsi ==
 
[[Perdu]], bisa mencapai 7 meter tinggi, dengan cabang agak jarang. Akar tunggang dengan sejumlah akar cabang yang kemudian membesar menjadi [[umbi]] akar yang dapat dimakan. Ukuran umbi rata-rata bergaris tengah 2–3 cm dan panjang 50–80 cm, tergantung dari [[klon]]/[[kultivar]]. Bagian dalam umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya [[asam sianida]] yang bersifat berbahayame[[racun]] bagi [[manusia]].{{cn}}
 
[[Umbi]] ketela pohon merupakan [[sumber energi]] yang kaya karbohidrat namun sangat miskin [[protein]]. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada [[daun]] singkong karena mengandung [[asam amino]] [[metionina]].{{cn}}
Baris 31:
[[Berkas:Embrapa news sp of cassava (José Cruz ABr) 25jan2008.jpg|jmpl|Batang ubi kayu. Masa tanam 8 - 10 bulan.]]
[[Berkas:Starr 061212-2345 Manihot esculenta.jpg|jmpl|Buah ubi kayu varietas tertentu.]]
=== Sejarah Budidaya dan Penyebarannya ===
yejak''Manihot esculenta'' pertama kali dikenal di [[Amerika Selatan]] kemudian dikembangkan pada masa [[prasejarah]] di [[Brasil]] dan [[Paraguay]], sejak kurang lebih 10 ribu tahun yang lalu. Bentuk-bentuk modern dari spesies yang telah dibudidayakan dapat ditemukan bertumbuh liar di Brasil selatan. Meskipun spesies ''Manihot'' yang liar ada banyak, semua kultivar ''M. esculenta'' dapat dibudidayakan. Wa punWalaupun demikian, bukti-bukti arkeologis budidaya singkong justru banyak ditemukan di kebudayaan Indian [[Maya]], tepatnya di [[Meksiko]] dan [[El Salvador]].
 
Produksi singkong dunia diperkirakan mencapai 192 juta ton pada tahun [[2004]]. [[Nigeria]] menempati urutan pertama dgn 52,4 juta ton, disusul [[Brasil]] dgn 25,4 juta ton. [[Indonesia]] menempati posisi ketiga dgn 24,1 juta ton, diikuti [[Thailand]] dgn 21,9 juta ton ([[FAO]], [[2004]]<ref>[http://www.fao.org/docrep/007/y5287e/y5287e00.htm FAO. 2004. Global Cassava Market Study, Rome]</ref>) Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton di [[Amerika Latin]] dan [[Kepu anKepulauan Karibia]].
 
=== Di Hindia Belanda ===
Baris 42 ⟶ 43:
Namun hingga [[1876]], sebagaimana dicatat H.J. van Swieten, kontrolir di [[Trenggalek]], dalam buku De Zoete Cassave (''Jatropha janipha'') yang terbit [[1875]], singkong kurang dikenal atau tidak ada sama sekali di beberapa bagian Pulau Jawa, tetapi ditanam besar-besaran di bagian lain. “Bagaimanapun juga, singkong saat ini mempunyai arti yang lebih besar dalam susunan makanan penduduk dibandingkan dengan setengah abad yang lalu,” tulisnya, sebagaimana dikutip Creutzberg dan van Laanen. Sampai sekitar tahun 1875, konsumsi singkong di Jawa masih rendah. Baru pada permulaan abad ke-20, konsumsinya meningkat pesat. Pembudidayaannya juga meluas. Terlebih rakyat diminta memperluas tanaman singkong mereka.{{cn}}
 
Peningkatan penanaman singkong sejalan dengan pertumbuhan penduduk Pulau Jawa yang pesat. Ditambah lagi produksi padi tertinggal di belakang pertumbuhan penduduk. “Singkong khususnya menjadi sumber pangan tambahan yang disukai,” tulis Marwati Djoened Poesponegoro dan [[Nugroho Notosusanto]] dalam Sejarah Nasional Indonesia V. Hingga saat ini, singkong telah menjadi salah satu bahan pangan yang utama, tidak saja di Indonesia tetapi juga di dunia. Di Indonesia, singkong merupakan makanan pokok ketiga setelah [[padi-padian]] dan [[jagung]].{{cn}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM In Tapioca Fabriek Kedoeng Kawoeng Tjikalahang van de firma Goan Goan en Co wordt cassave gedroogd Java TMnr 10011274.jpg|kiri|jmpl|Pabrik [[Tapioka]] Kedung Kawung Cikalahang milik firma Goan Goan & Co, [[Cirebon]], [[Jawa Barat]] (tahun tidak diketahui)]]
Hindia Belanda pernah menjadi salah satu pengekspor dan penghasil tepung [[tapioka]] terbesar di dunia. Di Jawa banyak sekali didirikan pabrik2 pengolahan singkong untuk dijadikan tepung tapioka. Seperti dalam buku ''Handbook of the Netherlands East Indies'', pada tahun [[1928]] tercatat 21,9% produksi tapioka diekspor ke [[Amerika Serikat]], 16,7% ke [[Inggris]], 8,4% ke [[Jepang]], lalu 7% dikirim ke [[Belanda]], [[Jerman]], [[Belgia]], [[Denmark]] dan [[Norwegia]]. Biasanya tepung olahan singkong tersebut dimanfaatkan sebagai bahan baku [[lem]] dan [[permen karet]], industri [[tekstil]] dan [[furniture]].{{cn}}