Maria Magdalena: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
keterangan tanpa sumber, hapus saja
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 42:
[[Berkas:Paolo Veronese, The Conversion of Mary Magdalene.jpg|jmpl|upright=1.5|''[[Pertobatan Maria Magdalena]]'' (''[[circa|ca.]]'' 1548) karya [[Paolo Veronese]]. Menurut [[Injil Lukas]] ({{Alkitab|Lukas 8:2}}), Yesus mengusir "tujuh roh jahat" dari dalam diri Maria Magdalena.{{sfn|Casey|2010|pages=192–193}}{{sfn|Ehrman|2006|pages=206–207}}{{sfn|Chilton|2005|pages=25–28}}]]
 
Keterangan bahwa Maria Magdalena pernah dirasuki tujuh roh jahat diriwayatkan kembali dalam {{Alkitab|Markus 16:9}},{{sfn|Ehrman|2006|page=207}} yakni dalam [[Injil Markus#Bagian penutup Injil Markus|"tambahan pada bagian penutup"]] Injil Markus, yang tidak terdapat dalam naskah-naskah terdahulu. Bagian ini sesungguhnya adalah ayat-ayat yang baru ditambahkan pada abad ke-2, dan mungkin sekali didasarkan pada Injil Lukas.{{sfn|Ehrman|2006|page=207}}{{sfn|May|1977|page=91}} Pada abad pertama, roh jahat diyakini sebagai biang keladi sakit lahiriah maupun batiniah.{{sfn|CaseyKelly|20102006|pagespage=192–19395}}{{sfn|EhrmanCasey|20062010|pages=206–207192–193}}{{sfn|KellyEhrman|2006|pagepages=95206–207}} [[Bruce Chilton]], salah seorang pengkaji sejarah Gereja Perdana, berpendapat bahwa penyebutan angka "tujuh" sebagai jumlah roh jahat yang diusir dari dalam diri Maria Magdalena berarti bahwa ia harus menjalani ''tujuh kali pengusiran roh jahat'', yang mungkin saja berlangsung dalam jangka waktu yang lama, karena enam kali pengusiran yang terdahulu ternyata gagal atau belum tuntas.{{sfn|Chilton|2005|pages=25–28}} [[Bart D. Ehrman]], salah seorang pengkaji Perjanjian Baru sekaligus ahli sejarah Gereja Perdana, menyimpulkan bahwa "tujuh" mungkin hanyalah angka simbolis.{{sfn|Ehrman|2006|pages=206–207}} Dalam tradisi Yahudi, angka tujuh adalah angka sempurna,{{sfn|Ehrman|2006|pages=206–207}} sehingga keterangan bahwa Maria Magdalena pernah dirasuki tujuh roh jahat hanya berarti bahwa ia pernah sepenuhnya kerasukan roh jahat.{{sfn|Ehrman|2006|pages=206–207}} Dari sudut pandang lain, Maria Magdalena kemungkinan mengalami trauma emosional atau kejiwaan yang berat, sehingga dianggap perlu menjalani "tujuh kali pengusiran roh jahat".{{sfn|Casey|2010|pages=192–193}}{{sfn|Ehrman|2006|pages=206–207}} Kemungkinan kesembuhan karena dilepaskan dari kuasa tujuh roh jahat inilah yang membuat Maria Magdalena menjadi sedemikian setianya berbakti pada Yesus.{{sfn|Casey|2010|page=193}}{{sfn|Chilton|2005|pages=28–30}}{{sfn|Schaberg|2004|pages=79–80}} Para penulis injil lazimnya gemar meriwayatkan keseruan pengusiran roh jahat yang dilakukan Yesus di muka umum, lengkap dengan kisah orang yang meraung-raung, memukul-mukul, dan mencabik-cabik pakaian di depan mata khalayak ramai.{{sfn|Chilton|2005|page=26}} Kenyataan bahwa tindakan pengusiran roh jahat yang merasuki Maria Magdalena tidak diriwayatkan secara panjang lebar mungkin menyiratkan bahwa tindakan itu tidak dilakukan di muka umum, atau dianggap tidak cukup menarik untuk diceritakan.{{sfn|Chilton|2005|page=26}}
 
Karena Maria Magdalena adalah salah seorang dari perempuan-perempuan yang menyokong pewartaan Yesus dengan kucuran dana, maka dapat disimpulkan bahwa ia tergolong relatif kaya.{{sfn|Casey|2010|page=193}}{{sfn|Ehrman|2006|pages=195, 198}} Tempat-tempat dia dan perempuan-perempuan lainnya disebutkan dalam injil-injil benar-benar menunjukkan bahwa peran serta mereka sangat penting bagi pewartaan Yesus,{{sfn|Casey|2010|pages=192–195}}{{sfn|Ehrman|2006|page=196}}{{sfn|Sanders|1993|pages=124–125}}{{sfn|Haag|2016}} dan kenyataan bahwa nama Maria Magdalena selalu didahulukan bilamana disebut bersama nama-nama sekelompok perempuan dalam ketiga injil sinoptik menunjukkan bahwa ia dihargai sebagai orang yang terpenting di antara mereka.{{sfn|Casey|2010|pages=194–195}}{{sfn|Sanders|1993|page=124}}{{sfn|Ricci|1994|pages=51–161}} Carla Ricci mengemukakan bahwa, di kalangan pengikut Yesus, Maria Magdalena menduduki tempat pertama di antara murid-murid perempuan, sebagaimana Simon Petrus menduduki tempat pertama di antara murid-murid lelaki.{{sfn|Ricci|1994|pages=51–161}} Kenyataan bahwa kaum perempuan memainkan peranan yang sedemikian pentingnya dalam pewartaan Yesus bukanlah suatu perkara yang sungguh-sungguh radikal atau belum pernah terjadi sebelumnya;{{sfn|Ehrman|2006|page=196}}{{sfn|Haag|2016}} prasasti-prasasti semasa dari sebuah rumah ibadat Yahudi di [[Afrodisias]], [[Asia Kecil]], membuktikan bahwa banyak donatur utama rumah ibadat itu adalah kaum perempuan.{{sfn|Ehrman|2006|page=196}} Selain itu, sangat tidak mungkin [[Yesus historis|Yesus dalam sejarah]] pernah mengajarkan kesetaraan penuh antara perempuan dan laki-laki,{{sfn|Ehrman|2006|pages=199–200}}{{sfn|Schaberg|2004|page=84}} malah salah satu kenyataan tersahih dari riwayat hidup Yesus adalah kenyataan bahwa kedua belas murid utamanya dipilih dari antara kaum lelaki.{{sfn|Ehrman|2006|page=200}} Meskipun demikian, pewartaan Yesus memang memberi keleluasaan yang lebih besar kepada kaum perempuan dibanding keleluasaan yang mereka nikmati dalam keseharian masyarakat Yahudi kala itu.{{sfn|HaagEhrman|20162006|pages=195–196}}{{sfn|EhrmanHaag|2006|pages=195–1962016}} Yesus mengajarkan bahwa di dalam Kerajaan Allah, yang kedatangannya sudah di ambang pintu itu, akan terjadi penjungkirbalikan peranan, dan orang-orang yang tertindas akan ditinggikan ({{Alkitab|Matius 19:30, 20:16}}).{{sfn|Ehrman|2006|pages=196–200}} Menurut Bart D. Ehrman, gagasan ini kemungkinan dapat memikat dan menggugah kaum perempuan pada zaman itu, misalnya saja Maria Magdalena, yang mungkin merasa tertindas oleh [[patriarki|pandangan tradisional mengenai peran gender]] dalam masyarakat.{{sfn|Ehrman|2006|pages=196–205}}
 
=== Saksi mata penyaliban dan penguburan Yesus ===
Baris 66:
Dalam {{Alkitab|Markus 16:1–8}}, yakni riwayat tertua mengenai kubur kosong, Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus, dan Salome pergi ke kubur selepas fajar, satu setengah hari sesudah penguburan jenazah Yesus, dan mendapati bahwa batu penyumbat sudah tergelinding dari liang kubur.{{sfn|Ehrman|2006|pages=227–229}}{{sfn|Sanders|1993|pages=276–280}}{{sfn|Casey|2010|pages=461–462}} Mereka masuk ke liang kubur dan bertemu dengan seorang pemuda berjubah putih, yang mewartakan kepada mereka bahwa Yesus sudah bangkit dari maut serta menyuruh mereka mengabari murid-murid lelaki bahwa Yesus akan menjumpai mereka di Galilea.{{sfn|Casey|2010|page=462}}{{sfn|Ehrman|2006|pages=227–229}}{{sfn|Sanders|1993|pages=276–280}} Perempuan-perempuan itu malah lari dari kubur dan tidak mengabari siapa pun karena terlampau ketakutan.{{sfn|Casey|2010|page=462}}{{sfn|Ehrman|2006|pages=227–229}}{{sfn|Sanders|1993|pages=276–280}} Riwayat injil mula-mula berakhir sampai di sini, tanpa kisah penampakan Yesus sama sekali.{{sfn|Casey|2010|page=462}}{{sfn|Sanders|1993|pages=276–280}}{{sfn|Ehrman|2006|page=228}} Menurut Maurice Casey, riwayat tiba-tiba terputus begitu saja karena Injil Markus hanyalah tulisan rancangan awal yang belum rampung dikerjakan.{{sfn|Casey|2010|page=462}}
 
Menurut {{Alkitab|Matius 28:1–10}}, perempuan-perempuan yang pergi ke kubur Yesus adalah Maria Magdalena dan "Maria yang lain".{{sfn|Casey|2010|page=462}}{{sfn|Ehrman|2006|pages=227–229}}{{sfn|Sanders|1993|pages=276–280}} Bumi berguncang dan sesosok malaikat berjubah putih turun dari langit, lalu menggelindingkan batu penyumbat dari liang kubur di depan mata mereka.{{sfn|Casey|2010|page=462}}{{sfn|Ehrman|2006|pages=227–229}}{{sfn|Sanders|1993|pages=276–280}} Malaikat itu mengabarkan bahwa Yesus sudah bangkit dari maut.{{sfn|CaseyEhrman|20102006|pagepages=462227–229}}{{sfn|EhrmanSanders|20061993|pages=227–229276–280}}{{sfn|SandersCasey|19932010|pagespage=276–280462}} Yesus sendiri kemudian menampakkan diri pada perempuan-perempuan itu selagi mereka bergegas meninggalkan kubur, lalu menyuruh mereka mengabari murid-murid lain bahwa ia akan menjumpai mereka di Galilea.{{sfn|Casey|2010|page=462}}{{sfn|Ehrman|2006|pages=227–229}}{{sfn|Sanders|1993|pages=276–280}} Menurut {{Alkitab|Lukas 24:1–12}}, sekelompok perempuan, yang tidak disebutkan namanya, pergi ke kubur dan mendapati batu penyumbat sudah tergelinding dari liang kubur, sama seperti yang diriwayatkan dalam Injil Markus.{{sfn|Ehrman|2006|pages=227–229}}{{sfn|Sanders|1993|pages=276–280}}{{sfn|Casey|2010|page=463}} Mereka masuk ke liang kubur dan berjumpa dengan dua orang pemuda berjubah putih yang memberitahukan bahwa Yesus sudah bangkit dari maut.{{sfn|Ehrman|2006|pages=227–229}}{{sfn|Sanders|1993|pages=276–280}}{{sfn|Casey|2010|page=463}} Selanjutnya mereka bergegas memberitahukan kejadian itu kepada sebelas rasul yang tersisa, tetapi pemberitahuan mereka tidak diindahkan karena dianggap sebagai omong kosong belaka.{{sfn|Ehrman|2006|pages=227–229}}{{sfn|Sanders|1993|pages=276–280}}{{sfn|Casey|2010|page=463}} Dalam Injil Lukas, Yesus diriwayatkan menampakkan diri untuk pertama kalinya bukan kepada perempuan-perempuan yang pergi ke kubur,{{sfn|Ehrman|2006|pages=227–229}}{{sfn|Sanders|1993|pages=276–280}}{{sfn|Casey|2010|pages=463–464}} melainkan kepada [[Kleopas]] dan seorang "murid lain" yang tidak disebutkan namanya, [[Penampakan pada perjalanan ke Emaus|di jalan ke]] [[Emaus]].{{sfn|Ehrman|2006|pages=227–229}}{{sfn|Sanders|1993|pages=276–280}}{{sfn|Casey|2010|pages=463–464}} Injil Lukas juga tidak meriwayatkan bahwa perempuan-perempuan itu disuruh mengabari murid-murid Yesus untuk kembali ke Galilea, dan justru meriwayatkan bahwa Yesus menyuruh murid-muridnya tetap tinggal di daerah sekitar Yerusalem, alih-alih menyuruh mereka pulang ke Galilea.{{sfn|Casey|2010|pages=463–464}}{{sfn|Ehrman|2006|pages=226–227}}
 
[[Berkas:IVANOV YAV HRISTA MARI1.jpg|jmpl|upright=1.5|kiri|''Yesus Menampakkan Diri kepada Maria Magdalena'' (1835) karya [[Alexander Andreyevich Ivanov]]. Menurut {{Alkitab|Yohanes 20:1–13}}, Maria Magdalena seorang diri bertemu dengan Yesus pascakebangkitannya,{{sfn|Casey|2010|page=464}}{{sfn|Ehrman|2006|page=228}} dan Yesus berkata "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa."{{sfn|Ehrman|2006|page=228}}]]
 
Peran Maria Magdalena dalam peristiwa kebangkitan Yesus sangat ditonjolkan dalam Injil Yohanes.{{sfn|Hinkle|2003|page=446}}{{sfn|Ehrman|2006|page=253}} Menurut {{Alkitab|Yohanes 20:1–10}}, Maria Magdalena pergi ke kubur Yesus seorang diri ketika hari masih gelap, dan mendapati bahwa batu penyumbat sudah tergelinding dari pintu kubur.{{sfn|Hinkle|2003|page=446}}{{sfn|Casey|2010|page=464}}{{sfn|Ehrman|2006|pages=227, 253}} Ia tidak bertemu dengan siapa pun, tetapi langsung bergegas memberi tahu Petrus dan "[[murid yang dikasihi Yesus]]".{{sfn|Hinkle|2003|page=446}}{{sfn|Ehrman|2006|pages=227, 253}} Kedua murid ini kemudian pergi menengok kubur Yesus bersama Maria Magdalena, dan memastikan bahwa tempat itu memang sudah kosong,{{sfn|Hinkle|2003|page=446}}{{sfn|Ehrman|2006|page=253}} tetapi keduanya kemudian pulang tanpa bertemu dengan Yesus yang sudah bangkit.{{sfn|HinkleEhrman|20032006|page=446253}}{{sfn|EhrmanHinkle|20062003|page=253446}} Menurut {{Alkitab|Yohanes 20:11–18}}, Maria Magdalena, yang tetap tinggal seorang diri di taman pekarangan kubur, melihat dua sosok malaikat duduk di bekas tempat jenazah Yesus dibaringkandibujurkan.{{sfn|Hinkle|2003|page=446}} Yesus kemudian menampakkan diri kepadanya.{{sfn|Hinkle|2003|page=446}}{{sfn|Ehrman|2006|pages=253, 228}} Mula-mula ia menyangka bahwa Yesus adalah pengurus taman,{{sfn|HinkleEhrman|20032006|page=446253}}{{sfn|EhrmanHinkle|20062003|page=253446}} tetapi sesudah mendengar Yesus menyebut namanya, ia mengenali Yesus dan berseru "rabuni!" (kata [[bahasa Aram|Aram]] yang berarti "guruku").{{sfn|Hinkle|2003|page=446}}{{sfn|Ehrman|2006|page=253}} Ia hendak menyentuh Yesus, tetapi Yesus berkata kepadanya, "janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa."{{sfn|Ehrman|2006|page=228}} Yesus kemudian menyuruhnya memberitakan kabar baik kebangkitannya kepada para rasul.{{sfn|HinkleEhrman|20032006|page=446253}}{{sfn|EhrmanHinkle|20062003|page=253446}} Dengan demikian Injil Yohanes menampilkan Maria Magdalena sebagai rasul perdana, yakni rasul yang diutus kepada para rasul.{{sfn|HinkleEhrman|20032006|page=446253}}{{sfn|EhrmanHinkle|20062003|page=253446}}
 
Karena para penyalin naskah merasa tidak puas melihat bagian penutup Injil Markus tampak seperti riwayat yang mendadak terputus begitu saja, mereka menambahkan sejumlah ayat penutup yang berbeda-beda dari satu salinan ke salinan yang lain.{{sfn|Casey|2010|page=477}} Dalam "[[Injil Markus|bagian penutup yang ringkas]]", yakni bagian penutup yang hanya didapati dalam segelintir naskah, perempuan-perempuan yang pergi ke kubur Yesus bergegas menemui "orang-orang yang ada bersama-sama dengan Petrus", dan mengabarkan peristiwa yang mereka saksikan di kubur Yesus, diikuti pernyataan singkat mengenai pewartaan injil dari timur sampai ke barat.{{sfn|Casey|2010|page=477}} Bagian penutup yang terkesan "terlampau dipaksakan" ini justru bertentangan dengan ayat terakhir dalam teks asli, yakni ayat yang menyatakan bahwa perempuan-perempuan itu "tidak memberitahu siapa pun".{{sfn|Casey|2010|page=477}} "[[Injil Markus|Bagian penutup yang panjang]]", yakni bagian penutup yang terdapat dalam sebagian besar naskah, merupakan sekumpulan "riwayat campur aduk" yang dipetik dari injil-injil lain.{{sfn|Casey|2010|page=477}} Bagian ini diawali dengan riwayat penampakan diri Yesus kepada Maria Magdalena seorang diri (sebagaimana yang diriwayatkan dalam Injil Yohanes),{{sfn|Casey|2010|page=477}} kemudian diikuti uraian singkat tentang penampakan diri Yesus kepada kedua orang murid di jalan ke Emaus (sebagaimana yang diriwayatkan dalam Injil Lukas) dan kepada sebelas murid utama yang tersisa (sebagaimana yang diriwayatkan dalam Injil Matius).{{sfn|Casey|2010|page=477}}
 
Dalam bukunya yang terbit pada tahun 2006, Bart D. Ehrman mengemukakan bahwa "tampaknya nyaris pasti" bahwa kisah-kisah tentang kubur yang kosong, tanpa memandang akurat tidaknya kisah-kisah itu, dapat ditelusuri kembali sampai pada sosok Maria Magdalena dalam sejarah.{{sfn|Ehrman|2006|page=229}} Mengingat bahwa dalam masyarakat Yahudi, kaum perempuan dianggap sebagai saksi yang tidak andal dan tidak dibenarkan untuk bersaksi di hadapan mahkamah,{{sfn|Ehrman|2006|page=255}} kemungkinan besar umat Gereja Perdana tidak punya motif untuk mengarang-ngarang sebuah cerita bahwa orang pertama yang mendapati kubur Yesus sudah kosong adalah seorang perempuan.{{sfn|Ehrman|2006|page=255}} Andaikata kisah ini memang karangan belaka, umat Gereja Perdana akan sangat terdorong untuk menampilkan Petrus, murid terdekat Yesus semasa hidupnya, sebagai orang pertama yang mendapati kubur Yesus sudah kosong.{{sfn|Ehrman|2006|page=255}} Bart D. Ehrman juga menjelaskan bahwa kisah tentang Maria Magdalena mendapati kubur Yesus sudah kosong diriwayatkan secara berlainan dalam injil-injil sinoptik, Injil Yohanes, dan Injil Petrus.{{sfn|Ehrman|2006|pages=226–227, 255–256}} [[N. T. Wright]] berpendapat bahwa "jujur saja, sukar dibayangkan [perempuan-perempuan yang pergi ke kubur] dimasukkan ke dalam tradisi (khazanah riwayat, amalan, aturan, dan ajaran Kristen yang tidak termaktub dalam Kitab Suci) sesudah zaman Paulus."{{sfn|CaseyWright|20102003|page=475607}}{{sfn|WrightCasey|20032010|page=607475}}
 
Argumen ini disanggah oleh Maurice Casey. Ia berpendapat bahwa perempuan-perempuan yang pergi ke kubur bukanlah saksi perkara hukum, melainkan pahlawan-pahlawan wanita yang selaras dengan tradisi lama Yahudi.{{sfn|Casey|2010|page=475}} Menurut Maurice Casey, kisah kubur kosong hanyalah karangan penulis Injil Markus atau salah seorang narasumbernya, yang didasarkan atas kenyataan sejarah bahwa perempuan-perempuan itu hadir dalam peristiwa penyaliban dan penguburan Yesus.{{sfn|Casey|2010|page=475}} Dalam bukunya yang terbit pada tahun 2014, Bart D. Ehrman menyanggah argumen lamanya sendiri,{{sfn|Ehrman|2014|pages=164–169}} dengan mengemukakan bahwa kisah kubur kosong kemungkinan besar hanya cerita karangan belaka yang baru muncul belakangan karena menurutnya nyaris tidak mungkin jenazah Yesus disemayamkan di dalam kubur jenis apa pun.{{sfn|Ehrman|2014|pages=164–169}} Selain itu, jika jenazah Yesus tidak pernah dikubur maka tidak ada seorang pun pada masa itu dapat mengklaim bahwa kubur Yesus yang tidak ada itu didapati sudah kosong.{{sfn|Ehrman|2014|pages=164–169}} Ia berkesimpulan, gagasan bahwa umat Gereja Perdana "tidak punya motif" untuk mengarang-ngarang cerita ini hanyalah gagasan yang "miskin imajinasi",{{sfn|Ehrman|2014|page=166}} dan umat Gereja Perdana punya berbagai motif,{{sfn|Ehrman|2014|pages=166–169}} teristimewa karena kaum perempuan terlalu menonjol dalam paguyuban-paguyuban Gereja Perdana dan kaum perempuan sendiri kemungkinan sangat terdorong untuk mengarang-ngarang sebuah cerita tentang perempuan sebagai orang pertama yang mendapati kubur Yesus sudah kosong.{{sfn|Ehrman|2014|pages=166–167}} Kendati demikian, di kemudian hari Ehrman menyimpulkan bahwa Maria Magdalena pastilah salah satu di antara orang-orang yang pernah mengalami kejadian yang membuat mereka mengira telah berjumpa dengan Yesus pascakebangkitannya,{{sfn|Ehrman|2014|page=192}} dengan menunjukkan bahwa sosok Maria Magdalena mengemuka dalam riwayat-riwayat injil mengenai peristiwa kebangkitan Yesus, tetapi tidak ditonjolkan sebagai saksi dalam semua riwayat injil lainnya.{{sfn|Ehrman|2014|page=192}}
Baris 97:
{{utama|Injil Tomas}}
 
[[Injil Tomas]], yang lazim dianggap berasal dari penghujung abad pertama atau permulaan abad kedua tarikh Masehi ini, adalah salah satu dari karya-karya tulis kuno yang ditemukan dalam [[perpustakaan Nag Hammadi|Kumpulan Pustaka Nag Hammadi]] pada tahun 1945.{{sfn|Meyer|2004}} Injil Tomas memuat 114 perkataan yang dinisbahkan kepada Yesus.{{sfn|Ehrman|2006|pages=210–211}} Banyak di antaranya yang mirip dengan perkataan-perkataan Yesus dalam injil-injil kanonik,{{sfn|Ehrman|2006|page=210}} tetapi perkataan-perkataan selebihnya benar-benar tidak mirip dengan satu pun ayat Kitab Suci Perjanjian Baru.{{sfn|Ehrman|2006|pages=210–211}} Beberapa ahli meyakini bahwa setidaknya sejumlah kecil dari perkataan-perkataan ini dapat dipercaya bersumber dari Yesus dalam sejarah.{{sfn|SandersEhrman|19932006|page=64210}}{{sfn|EhrmanSanders|20061993|page=21064}} Dua di antaranya merujuk pada seorang perempuan bernama "Maria", yang pada umumnya dianggap sama dengan Maria Magdalena.{{sfn|Ehrman|2006|pages=210–211}} Pada perkataan ke-21, Maria sendiri mengutarakan sebuah pertanyaan yang sama sekali tidak menyinggung siapa-siapa. Ia bertanya kepada Yesus, "seperti apakah murid-muridmu?"{{sfn|Ehrman|2006|page=211}} Yesus menjawab, "mereka seperti anak-anak yang menempati lahan kepunyaan orang lain. Ketika para pemilik lahan datang, mereka akan berkata, 'mari kita ambil kembali lahan kita.' Mereka (akan) menanggalkan pakaian di depan mata anak-anak itu agar membiarkan mereka mengambil kembali lahan mereka dan mengembalikannya kepada mereka". Sesudah itu, Yesus melanjutkan pengajarannya dengan menceritakan sebuah perumpamaan tentang tuan rumah dan pencuri, yang diakhiri dengan imbauan umum, "barang siapa bertelinga hendaklah ia mendengarkan".
 
Kendati demikian, perkataan ke-114, yang menyebut-nyebut tentang Maria, lumayan menimbulkan kontroversi. Perkataan ke-114 berbunyi demikian:{{sfn|Ehrman|2006|page=211}}
Baris 128:
<blockquote>Petrus berkata kepada Maria, "Saudari, kami tahu bahwa Juru Selamat mengasihi engkau melebihi semua perempuan. Beritahukanlah kepada kami perkataan-perkataan Juru Selamat yang engkau ingat, yang engkau ketahui tetapi tidak kami ketahui, dan yang belum pernah kami dengar". Maria menjawab, "apa yang tersembunyi bagimu akan aku beritahukan kepadamu". Lalu ia mengucapkan perkataan ini kepada mereka, "aku", katanya, "aku melihat Tuhan dalam suatu penampakan dan berkata kepadanya, Tuhan, aku melihat engkau hari ini dalam penampakan".{{sfn|De Boer|2005|page=61}}</blockquote>
 
Maria selanjutnya menjabarkan kosmologi Gnostik secara mendalam, dan mengaku sebagai satu-satunya orang yang sudah memahami ajaran-ajaran sejati Yesus.{{sfn|Ehrman|2006|pages=243–245}}{{sfn|Casey|2010|pages=535–536}} [[Andreas]] menyanggah Maria dengan berkata, "apapun pendapat kamu mengenai perkataannya, aku tidak percaya kalau perkataannya berasal dari Juru Selamat. Ajaran-ajaran ini sungguh ganjil."{{sfn|Ehrman|2006|page=245}}{{sfn|Casey|2010|page=536}} Petrus berkata, "benarkah Juru Selamat pernah berkata-kata kepada seorang perempuan tanpa kita ketahui? Haruskah kita semua mendengarkan perkataan perempuan ini? Benarkah Juru Selamat lebih memilih dia daripada kita?"{{sfn|Ehrman|2006|page=245}}{{sfn|Casey|2010|page=536}} Kalimat tanggapan dari Andreas dan Petrus ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa mereka tidak memahami ajaran-ajaran Yesus,{{sfn|Ehrman|2006|page=245}}{{sfn|Casey|2010|page=536}} dan hanya Maria saja yang sungguh-sungguh paham.{{sfn|CaseyEhrman|20102006|pagepages=536245–246}}{{sfn|EhrmanCasey|20062010|pagespage=245–246536}} Rasul [[Matius|Lewi]] membela Maria dengan mencela Petrus,{{sfn|Ehrman|2006|page=245}}{{sfn|Casey|2010|page=536}} "Petrus, engkau selalu saja marah-marah. Sekarang aku melihat engkau menentang perempuan ini seakan-akan dia seterumu. Jikalau Juru Selamat menjadikannya layak, siapakah engkau sehingga berani menolaknya? Tentu Juru Selamat benar-benar mengenal dirinya. Itulah sebabnya Juru Selamat mengasihinya melebihi kita."{{sfn|Ehrman|2006|page=246}}{{sfn|Casey|2010|page=536}}
 
=== Injil kaum Borbori ===
[[Kaum Borbori]] atau kaum Fibioni adalah sekte [[Gnostisisme|Gnostik]] Gereja Perdana pada akhir abad ke-4, yang memiliki banyak karya tulis terkait Maria Magdalena,{{sfn|Kim|2015|pages=37–39}}{{sfn|DeConick|2011|page=139}}{{sfn|Strong|Strong|2008|page=90}} antara lain ''Pertanyaan-Pertanyaan Maria'', ''Pertanyaan-Pertanyaan Penting Maria'', ''Pertanyaan-Pertanyaan Remeh Maria'', dan ''Kelahiran Maria''.{{sfn|Kim|2015|pages=37–39}} Tidak satu pun karya-karya tulis ini yang sintas sampai sekarang,{{sfn|Kim|2015|pages=37–39}}{{sfn|Strong|Strong|2008|page=90}} tetapi judul beserta isinya secara garis besar terlestarikan dalam ''[[Panarion]]'', karya tulis [[Epifanius dari Salamis|Epifanius, Uskup Salamis]] yang dijuluki Si Pemburu Bidah.{{sfn|Kim|2015|pages=37–39}}{{sfn|Ehrman|2006|page=235}}{{sfn|Strong|Strong|2008|page=90}} Menurut Epifanius, ''Pertanyaan-Pertanyaan Maria'' memuat sebuah cerita bahwasanya sesudah bangkit dari antara orang mati, Yesus menampakkan diri kepada Maria Magdalena, dan membawanya ke puncak sebuah gunung. Di puncak gunung, Yesus menciptakan sesosok perempuan dari sisi tubuhnya sendiri kemudian menyetubuhinya.{{sfn|Ehrman|2006|page=235}} Pada saat [[ejakulasi]], Yesus menelan air maninya sendiri lalu berkata kepada Maria, "demikianlah yang harus kita perbuat, agar kita dapat hidup."{{sfn|DeConickEhrman|20112006|page=139235}}{{sfn|EhrmanDeConick|20062011|page=235139}} Begitu mendengar perkataan ini, Maria langsung pingsan. Yesus membantu menyadarkannya lalu berkata kepadanya, "wahai engkau yang kecil iman, mengapa engkau ragu-ragu?"{{sfn|DeConickEhrman|20112006|page=139235}}{{sfn|EhrmanDeConick|20062011|page=235139}} Cerita inilah yang mendasari laku ritual [[Ekaristi]] kaum Borbori, yang konon mencakup tindakan bersenggama beramai-ramai serta menelan air mani sebagai "tubuh Kristus" dan darah haid sebagai "darah Kristus".{{sfn|DeConickEhrman|20112006|pagepages=139234–235}}{{sfn|EhrmanDeConick|20062011|pagespage=234–235139}} Bart D. Ehrman meragukan keakuratan keterangan ringkas dari Epifanius ini. Ia berpendapat bahwa "penjabaran Epifanius terkesan seperti desas-desus yang beredar luas di tengah masyarakat pada masa lampau perihal perkumpulan-perkumpulan rahasia Zaman Kuno".{{sfn|Ehrman|2006|page=235}}
 
== Tinggalan sejarah ==
Baris 137:
[[Berkas:Dura Europos baptistry women at the tomb.jpg|jmpl|upright=1.7|Fresko dari sekitar tahun 240 M{{sfn|Haskins|2005|page=59}} di [[panti umat]] [[gereja Dura-Europos]] ini memuat gambar tertua Maria Magdalena.{{sfn|Haskins|2005|pages=58–59}} Ia ditampilkan bersama dua orang perempuan lain (gambar perempuan yang ketiga sudah rusak),{{sfn|Haskins|2005|page=59}} masing-masing membawa sebatang suluh dan secawan [[mur]] seraya bergegas menuju [[kubur Yesus]] yang masih tersegel.{{sfn|Haskins|2005|pages=58–61}}]]
 
Sebagian besar dari [[Bapa Gereja|bapa-bapa Gereja]] terdahulu tidak mengulas tentang Maria Magdalena sama sekali,{{sfn|EhrmanSchaberg|20062004|page=18586}}{{sfn|SchabergEhrman|20042006|page=86185}}{{sfn|Haskins|2005|page=90}} sementara bapa-bapa Gereja yang menyebut-nyebut perihal dirinya cuma mengulas secara singkat.{{sfn|Schaberg|2004|page=86}}{{sfn|Ehrman|2006|page=185}}{{sfn|Haskins|2005|page=90}} Dalam polemik anti-Kristen bertajuk ''[[Ajaran Yang Benar]]'' ({{lang-el|Λόγος Ἀληθής, Logos Alētēs}}), yang ditulis antara tahun 170 dan tahun 180 tarikh Masehi, filsuf penganut agama leluhur yang bernama [[Celsus|Kelsos]] mengemukakan bahwa Maria Magdalena tidak lebih dari "seorang perempuan yang mudah terbawa perasaan... yang jika tidak bermimpi dalam suasana batin tertentu, dan dibutakan oleh angan-angannya sendiri sampai-sampai berhalusinasi akibat sangkaan-sangkaan yang keliru (keadaan semacam ini sudah pernah dialami ribuan orang), maka tentunya cuma ingin membuat orang lain terkesan dengan mengarang-ngarang cerita fantastis, dan pada akhirnya kisah omong kosong ini menjadi dimanfaatkan pengemis-pengemis lainnya sebagai sarana mencari rezeki."{{sfn|Schaberg|2004|pages=84–85}} Bapa Gereja asal Aleksandria, [[Origenes]] (''[[circa|ca.]]'' 184 – ''ca.'' 253), membela iman Kristen dari tuduhan ini dalam risalah apologetiknya yang berjudul ''[[Contra Celsum|Melawan Kelsos]]'' ({{lang-el|Κατὰ Κέλσου, Kata Kelsou}}). Ia mengemukakan bahwa dalam {{Alkitab|Matius 28:1}}, Maria Magdalena dan "Maria yang lain" berjumpa dengan Yesus yang sudah bangkit, dengan demikian ada dua orang saksi mata.{{sfn|Schaberg|2004|page=85}} Dalam risalahnya, Origenes mengabadikan salah satu pernyataan Kelsos bahwa umat Kristen pada zamannya mengamalkan ajaran-ajaran seorang perempuan bernama "Maryame", yang mungkin sekali adalah Maria Magdalena.{{sfn|Schaberg|2004|page=87}}{{sfn|Ehrman|2006|page=256}} Origenes menyepelekan pernyataan ini dengan mengemukakan bahwa Kelsos "memberondong kita dengan banyak sekali nama orang".{{sfn|Schaberg|2004|page=87}}
 
[[Kekristenan Barat|Umat Kristen Barat]] mengenal Maria Magdalena sebagai seorang pelacur atau perempuan jalang yang bertobat sekalipun tidak didukung injil-injil kanonik, yang sama sekali tidak memuat pernyataan yang menyiratkan bahwa ia pernah melacurkan diri maupun pernah menjalani hidup yang penuh dosa.{{sfn|Doyle}}{{sfn|Ehrman|2006|pages=189–190}} Anggapan keliru ini agaknya muncul akibat pencampuradukan jati diri Maria Magdalena, [[Maria dari Betania]] (yang [[Yesus diurapi|mengurapi kaki Yesus dengan minyak wangi]] dalam {{Alkitab|Yohanes 11:1–12}}), dan "perempuan berdosa" tanpa nama yang mengurapi kaki Yesus dalam {{Alkitab|Lukas 7:36–50}}.{{sfn|Doyle}}{{sfn|Morrow}} Seawal-awalnya pada abad ke-3, Bapa Gereja yang bernama [[Tertulianus]] (''[[circa|ca.]]'' 160 – 225) menyebut-menyebut tentang sentuhan seorang "perempuan mantan pendosa" dalam rangka membuktikan bahwa Yesus yang sudah bangkit itu "bukanlah hantu, melainkan sungguh-sungguh insan berjasmani."{{sfn|Schaberg|2004|page=85}} Keterangan Tertulianus ini mungkin merupakan indikasi bahwa jati diri Maria Magdalena kala itu sudah dicampuradukkan dengan "perempuan berdosa" yang disebut-sebut dalam {{Alkitab|Lukas 7:36–50}}, kendati Tertulianus tidak pernah menyebutkan bahwa perempuan yang ia maksud adalah Maria Magdalena.{{sfn|Schaberg|2004|page=85}} Sebuah teks khotbah yang dinisbahkan kepada [[Hippolitus dari Roma|Hipolitus dari Roma]] (''ca.'' 170 – 235) menyebutkan bahwa Maria dari Betania bersama saudarinya yang bernama [[Marta]] pergi mencari Yesus di taman sebagaimana yang dilakukan Maria Magdalena dalam {{Alkitab|Yohanes 20}}. Keterangan ini menunjukkan adanya pencampuradukan jati diri Maria dari Betania dengan Maria Magdalena.{{sfn|Schaberg|2004|pages=85–86}} Isi khotbah menggambarkan perempuan berjati diri campur aduk ini sebagai "[[Hawa]] kedua" yang menawar ketidaktaatan Hawa pertama dengan ketaatannya.{{sfn|Schaberg|2004|page=86}}{{sfn|Haskins|2005|page=90}} Khotbah ini juga terang-terangan menyebut Maria Magdalena dan perempuan-perempuan lain sebagai "rasul".{{sfn|Ehrman|2006|page=253}}{{sfn|Bock|2004|pages=143–144}} Keterangan pertama yang menegaskan bahwa Maria Magdalena adalah seorang pendosa yang bertobat berasal dari [[Efrem orang Siria|Efrem orang Suriah]] (''ca.'' 306 – 373).{{sfn|Hooper|2005|page=81}}{{sfn|Althaus-Reid|2009|page=86}} Salah satu faktor penyebab Maria Magdalena disebut-sebut sebagai mantan pendosa adalah citra buruk kampung halamannya, Magdala,{{sfn|Haskins|2005|page=15}} yang warganya dikabarkan asusila dan murahan.{{sfn|Haskins|2005|page=15}}