Marwan bin al-Hakam: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rahmatdenas (bicara | kontrib) |
|||
Baris 65:
=== Upaya mengembalikan kekuasaan Umayyah ===
[[Berkas:Second Fitna Territorial Control Map ca 686.svg|jmpl|upright=1.75|alt=|Perpecahan politik umat Islam di tengah [[Perang Saudara Islam II]], sekitar tahun 686. Dalam waktu kurang dari setahun, Marwan mengembalikan kekuasaan Umayyah (yang tadinya hanya di sebagian Syam) ke wilayah berwarna merah.]]
Masa kekuasaan Marwan yang singkat dihabiskan untuk mengembalikan negeri Syam dan sekitarnya ke dalam kendali Umayyah.
Kemenangan telak pihak Umayyah dan Yamani menjadi awal [[Perpecahan Qais-Kalb|perseteruan antarsuku Yamani dan Qais]].{{sfn|Kennedy|2004|p=92}} Kemenangan Marwan di pertempuran tersebut mengukuhkan posisi Banu Kalb dan sekutu-sekutunya dari kelompok [[Bani Qudha'ah|Qudha'ah]].{{sfn|Cobb|2001|p=69}} Kaum [[Qahthan]] di Hims kemudian bergabung sebagai sekutu mereka, sehingga membentuk persekutuan kabilah yang lebih besar.{{sfn|Cobb|2001|pp=69–70}} Sisa-sisa kelompok Qais kemudian dipimpin oleh [[Zufar bin al-Harits al-Kilabi]], merebut benteng [[Al-Qarqisiya]] di kawasan Al-Jazirah ([[Mesopotamia Hulu]]), dan melanjutkan perlawanan kabilah-kabilah yang menentang kekuasaan Umayyah.{{sfn|Kennedy|2004|p=91}} Ath-Thabari mencatat puisi Marwan yang merayakan kemenangannya di Marj Rahith dan menyebutkan kabilah-kabilah yang mendukungnya:
Baris 77:
:: Dan jika Qais datang, katakan, "Jangan mendekat!"<ref>{{harvnb|Hawting|1989|pp=60–61}}, teks puisi ini juga tersedia di [[m:wikisource:ar:تاريخ الطبري/الجزء الخامس|Wikisource Bahasa Arab]], diawali "لما رأيت الأمر أمرًا نهبا".</ref></poem></blockquote>
Marwan menerima baiat sebagai khalifah di Damaskus pada bulan Juli atau Agustus.{{sfn|Wellhausen|1927|p=182}} Ia menikahi Umm Hasyim Fakhitah, janda Yazid dan ibu dari Khalid sehingga ia memiliki hubungan perkawinan dengan trah Sufyani yang merupakan khalifah-khalifah sebelumnya.{{sfn|Bosworth|1991|p=622}} Wellhausen menganggap bahwa pernikahan ini adalah upaya Marwan untuk mengendalikan warisan
Meski telah menang di Marj Rahith dan mengukuhkan kekuasaan Umayyah di Syam bagian tengah, kekuasan Marwan tidak diakui di wilayah-wilayah bekas kekhalifahan Umayyah lainnya. Pada sisa masa kekuasaannya, ia berusaha memperluas kembali kekuasaan Umayyah dengan menggunakan kekuatan militer serta bantuan Ibnu Ziyad dan Ibnu Bahdal.{{sfn|Kennedy|2004|p=92}}{{sfn|Bosworth|1991|p=622}} Ia mengirimkan Rauh bin Zinba' ke Palestina, yang berhasil mengusir [[Natil bin Qais]], wali negeri Palestina yang mendukung Ibnu az-Zubair dan merupakan saingan Rauh untuk kepemimpinan Banu Judzam.{{sfn|Biesterfeldt|Günther|2018|p=953}} Marwan juga mengukuhkan kendali Umayyah di kawasan utara Syam.{{sfn|Bosworth|1991|p=622}} Pada Februari atau Maret 685, Marwan mengambil kendali Mesir dengan bantuan kabilah-kabilah terkemuka di ibu kota Mesir saat itu yaitu [[Fustat|Fusthat]].{{sfn|Kennedy|2004|p=92}} Abdurrahman bin Utbah, wali negeri Mesir pendukung Abdullah ibn az-Zubair, digulingkan dan digantikan oleh seorang putra Marwan yaitu Abdul Aziz.{{sfn|Bosworth|1991|p=622}}{{sfn|Kennedy|2004|p=92}} Selanjutnya, pasukan pro-Marwan di bawah pimpinan Amr bin Said menghalau serangan yang dilancarkan [[Mush'ab bin az-Zubair]] (adik dari Abdullah bin az-Zubair) terhadap Palestina.{{sfn|Bosworth|1991|p=622}}{{sfn|Wellhausen|1927|p=185}} Marwan juga mengirimkan pasukan ke Hijaz di bawah pimpinan [[Hubaisy bin Duljah]], tetapi pasukan ini dikalahkan di [[Ar-Rabadzah]] di timur Madinah.{{sfn|Bosworth|1991|p=622}}{{sfn|Biesterfeldt|Günther|2018|p=953}} Selain itu, Marwan mengirim putranya [[Muhammad bin Marwan|Muhammad]] untuk menghadap kabilah-kabilah Qais di kawasan tengah lembah [[Sungai Efrat]].{{sfn|Kennedy|2004|p=92}} Masih pada awal tahun 685, ia mengirimkan pasukan di bawah kepemimpinan Ubaidillah bin Ziyad untuk merebut Irak dari kekuasaan Abdullah bin az-Zubair
=== Kematian ===
|