Bengawan Solo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k Menghilangkan spasi sebelum tanda koma dan tanda titik dua
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 42:
 
=== Daerah Hulu ===
Daerah ini mayoritas meliputi daerah hulu kali Tenggar, hulu kali Muning, hulu [[Waduk Gajah Mungkur]] serta sebagian kabupaten Wonogiri dengan penampang sungai yang berbentuk V. Vegetasi pada daerah ini didominasi oleh tumbuhan [[akasia]]. Aktivitas yang banyak dilakukan di dareahdaerah ini adalah [[pertanian]], seperti [[padi]] dan [[kacang tanah]]. Dinding sungai pada daerah ini rata-rata bertebing curam dan tinggi. Karena banyak digunakan untuk pertanian, daerah sekitar sungai pada bagian ini banyak mengalami [[erosi]] dan [[sedimentasi]] yang cukup tinggi.
 
=== Daerah Tengah ===
[[Berkas:bgwnBgwn sala.jpg|jmpl|Bengawan Solo di kawasan Jurug, [[Surakarta]].]]
[[Berkas:Bendungan Gerak Bojonegoro.jpg|jmpl|Bendungan Gerak di [[Bojonegoro]]]]
Daerah ini mayoritas meliputi daerah hilir Waduk Gajah Mungkur, sebagian kabupaten Wonogiri, Karanganyar, Sukoharjo, Klaten, Solo, Sragen, sebagian kabupaten Ngawi dan sebagian Tempuran (hilir) kali [[Kabupaten Madiun|Madiun]] ([[Bengawan Madiun]]). Selain itu daerah ini merupakan daerah yang padat penduduk. Pada umumnya kegiatan [[ekonomi]] di daerah bagian sungai ini lebih tinggi daripada bagian [[Hulu dan hilir|hulu]] dan [[Hulu dan hilir|hilir]], dan didominasi oleh kegiatan [[industri]]. Akibatnya, banyak limbah yang masuk ke sungai dan mencemari vegetasi di daerah ini. Aktivitas masyarakat yang paling menonjol di daerah ini adalah pertanian, pemanfaatan air sebagai kebutuhan sehari-hari, [[peternakan]] dan industri.
 
=== Daerah Hilir ===
Baris 57:
 
== Bendungan Gajah Mungkur ==
Waduk Gajah Mungkur berada 5 Km di sebelah selatan Kota kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Bendungan atau waduk ini dibangun mulai tahun 1970-an dan mulai beroperasi pada tahun 1978. Waduk dengan wilayah luas genangan kurang lebih 88008.800 ha. Beberapa fungsi dari waduk ini antara lain: untuk mengairi sawah seluas 24 .000 ha di daerah Sukoharjo, Klaten, Karanganyar hingga ke Sragen. Selain itu juga untuk memasok air minum Kota Wonogiri. Fungsi lainnya adalah menghasilkan listrik dari PLTA yang awalnya di designdidesain untuk sebesar 12,4 Mega Watt.
 
Waduk yang didesain berusia 100 tahun ini ternyata mengalami pendangkalan yang sangat cepat. Sehingga usia waduk ini menjadi lebih pendek dari yang diperkirakan sebelumnya. Pendangkalan ini terjadi akibat sangat tingginya erosi di wilayah hulu waduk yang mengakibatkan laju sedimentasi yang sangat tinggi pada waduk Gajah Mungkur.
Baris 78:
Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo merupakan DAS terbesar dan aliran sungai terpanjang di Pulau Jawa, terletak di propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. DAS Bengawan Solo memiliki karakteristik topografi yang relatif datar dan sebagian besar berada di daerah dataran rendah sehingga terbentuk aliran sungai yang berkelok-kelok (meander). Aliran meander sungai Bengawan Solo ini merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi besar terhadap tinggalan paleoantropologi dan arkeologi. Bentukan teras dikanan kiri sungai inilah yang banyak mengandung sisa-sisa fauna purba, artefak, serta tulang dan specimen Homo erectus. Tinggalan tersebut terendapkan bersama dengan deposisi teras sungainya.
 
Berdasarkan hasil penelitian kehidupan manusia purba yang sebelumnya, wilayah yang teridentifikasi teras purba Bengawan Solo memiliki riwayat penemuan yang menakjubkan. Banyak fosil-fosil yang ditemukan diwilayah sepanjang teras sungai Bengawan Solo ini. Seperti penemuan tengkorak dan tulang Homo erectus serta penemuan rangka utuh gajah purba. Wilayah-wilayah penemuan tersebut antara lain Sangiran, Sambungmacan, Cemeng, Trinil, Selopuro, dan Ngandong. Penemuan fosil tengkorak di wilayah Sambungmacan, Trinil dan Ngandong merupakan salah satu bukti peradaban manusia di wilayah aliran sungai. Pertanggalan dari temuan-temuan yang didapatkan menunjukan bahwa Homo erectus yang mendiami wilayah ini lebih muda (Progresif) dibandingkan dengan Homo Erectus yang tinggal di Sangiran (Arkaik dan Tipik). Bukti tersebut menunjukanmenunjukkan adanya pergeseran hunian Homo Erectus dike kearaharah hilir sungai Bengawan Solo.
 
Sejak tahun 2012 sampai tahun 2014, BPSMP Sangiran bekerja sama dengan Puslit Arkenas melakukan kajian manusia purba sepanjang DAS Bengawan Solo. Berdasarkan survei yang telah dilakukan, mulai dari Medalem sampai Ngandong telah teridentifikasi sebanyak 41 teras purba yang berpotensi mengandung temuan arkeologi terutama fosil dan artefak. Selain survei, dilakukan pula kegiatan ekskavasi di situs Matar yang letaknya di seberang Situs Ngandong. Hasil kajian yang didapat, di situs ini menemukan banyak artefak dan fosil fauna namun belum ditemukan fosil manusia. Seluruh hasil kajian ini akan menambah pengetahuan dan informasi tentang manusia purba di sepanjang aliran hilir Bengawan Solo.
Baris 96:
Buku ini merupakan rangkuman perjalanan jurnalistik harian Kompas. Ekspedisi ini berusaha memotret secara mendasar masalah-masalah sungai tersebut dari sejarahnya, bagaimana peran manusia di sekitarnya, apa manfaat yang diperoleh dari sungai, hingga kerusakan yang diakibatkan oleh ulah manusia.
 
Lewat ekspedisi ini banyak aspek kehidupan berhasil disingkapkan, termasuk kehidupan budayanya. Bengawan Solo tidak hanya menjangkau lintas area, tetapi juga lintas masa. Sebagai sungai purba berbagai peristiwa berlangsung di dalamnya, di lembah atau di sekitar daerah alirannya. Bengawan sepanjang kurang lebih 527 Km ini menuliskan peristiwa dari zaman prasejarah, zaman kerajaan Hindu dan BudhaBuddha, kerajaan Islam, Perang Diponegoro, zaman revolusi sampai pendaratan darurat pesawat Garuda.
 
Hulu Bengawan Solo berupa kali Muning dan kali Tenggar di desa Jeblogan, kecamatan Karang Tengah, kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, berbatasan dengan kecamatan Punung, kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Punung kaya akan gua karts (kapur), yang di antaranya pernah menjadi hunian masa "berburu" dan "mengumpulkan makanan tingkat lanjut". Daerah Pacitan adalah tempat penting dalam riset teknologi paleolitik sebab terdapat banyak perangkat prasejarah dalam bentuk yang jelas. Bukti kehidupan prasejarah juga didapati di sejumlah tempat yang berada lebih ke arah hilir Bengawan Solo, yaitu daerah Sragen, Karanganyar, Blora dan Ngawi.