Aceh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
- 7 Kategori menggunakan HotCat
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 174:
Aceh pertama dikenal dengan nama '''Aceh Darussalam ''' (1511–1959), kemudian '''Daerah Istimewa Aceh''' (1959–2001), '''Nanggroe Aceh Darussalam''' (2001–2009), dan terakhir '''Aceh''' (2009–sekarang).<ref>Peraturan Gubernur Aceh Nomor 46 Tahun 2009 tentang Penggunaan Sebutan Nama Aceh dan Gelar Pejabat Pemerintahan dalam Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Aceh tertanggal 7 April 2009, dalam Pergub tersebut ditegaskan bahwa sebutan Daerah Otonom, Pemerintahan Daerah, Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Nomenklatur dan Papan Nama Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA), Titelatur Penandatangan, Stempel Jabatan dan Stempel Instansi dalam Tata Naskah Dinas di lingkungan Pemerintah Aceh, diubah dan diseragamkan dari sebutan/nomenklatur "Nanggroe Aceh Darussalam" ("NAD") menjadi sebutan/nomenklatur "Aceh". Ini dilakukan sambil menunggu ketentuan dalam Pasal 251 UU Pemerintahan Aceh yang menyatakan bahwa nama Aceh sebagai provinsi dalam sistem NKRI, akan ditentukan oleh DPRA hasil Pemilu 2009. Lihat pula http://www.acehprov.go.id/</ref> Sebelumnya, nama ''Aceh'' biasa ditulis ''Acheh'', ''Atjeh'', dan ''Achin''.<ref>[http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/1148.pdf Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1956 Tentang Pembentukan Daerah Otonom Propinsi Aceh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi Sumatera Utara]</ref>
 
=== JamanZaman prasejarah ===
[[Berkas:Bukit Kerang in Aceh Tamiang, Aceh.jpg|jmpl|Bukit kerang dari masa prasejarah di Aceh Tamiang]]
 
Aceh telah dihuni manusia sejak zaman [[Mesolitikum]], hal ini dibuktikan dengan keberadaan situs Bukit Kerang yang diklaim sebagai peninggalan zaman tersebut di kabupaten [[Aceh Tamiang]]. Selain itu pada situs lain yang dinamakan dengan Situs Desa Pangkalan juga telah dilakukan ekskavasi serta berhasil ditemukan artefak peninggalan dari zaman Mesolitikum berupa kapak Sumatralith, fragmen gigi manusia, tulang badak, dan beberapa peralatan sederhana lainnya. Selain di kabupaten [[Aceh Tamiang]], peninggalan kehidupan prasejarah di Aceh juga ditemukan di dataran tinggi [[Gayo]] tepatnya di Ceruk Mendale dan Ceruk Ujung Karang yang terdapat disekitar Danau Laut Tawar. Penemuan situs prasejarah ini mengungkapkan bukti adanya hunian manusia prasejarah yang telah berlangsung disini pada sekitar 7.400 hingga 5.000 tahun yang lalu.
 
=== JamanZaman kerajaan ===
==== JamanZaman kerajaan Hindu-Buddha ====
[[Berkas:Avalokiteshvara head Aceh Srivijaya 1.JPG|jmpl|150px|Arca [[Awalokiteswara]] bergaya [[Sriwijaya]] yang ditemukan di Aceh diperkirakan dari abad ke-9. Sekarang tersimpan di [[Museum Nasional Indonesia]].]]