Sepuluh Perintah Allah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
[[Berkas:Decalogue parchment by Jekuthiel Sofer 1768.jpg|ka|jmpl|alt=This is an image of a copy of the 1675 Ten Commandments, at the Amsterdam Esnoga synagogue, produced on parchment in 1768 by [[Jekuthiel Sofer]], a prolific Jewish eighteenth century scribe in Amsterdam. It has Hebrew language writing in two columns separated between, and surrounded by, ornate flowery patterns.|[[Perkamen]] tahun 1768 (612×502 mm) karya [[Jekuthiel Sofer]] mengimitasi Sepuluh Perintah Allah 1675 di [[sinagoge]] [[Sinagoge Portugis (Amsterdam)|Esnoga Amsterdam]].<ref>{{nl}} {{cite web|title=UBA: Rosenthaliana 1768|url=http://cf.uba.uva.nl/nl/publicaties/treasures/page/p34.html|accessdate=26 April 2012|trans_title={{lang-en|1768: The Ten Commandments, copied in Amsterdam Jekuthiel Sofer}}}}</ref>]]
 
dla engan istilah '''Sepuluh PerintahTitah Allah''', dikenal pula dengan istilah '''SepuluhDasa Titah Allah''', atau'''DasaSepuluh TitahPerintah Allah''', ataudikenal pu '''Dekalog''' ({{lang-el|δέκα λόγοι}}), adalah satu kumpulan prinsip [[Alkitab|biblika]] terkait [[etika]] dan [[ibadah]], yang memegang suatu peranan penting dalam [[Yudaisme]], [[Kekristenan]], dan [[Islam]]. Perintah-perintah ini berisi instruksi untuk [[Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku|beribadah kepada Allah saja]], [[Hormatilah ayahmu dan ibumu|menghormati orang tua sendiri]], dan [[Kuduskanlah hari Sabat|memelihara hari Tuhan]], serta larangan terhadap [[Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun|pemberhalaan]], [[Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan|penghujatan]], [[Jangan membunuh|pembunuhan]], [[Jangan berzinah|perzinaan]], [[Jangan mencuri|pencurian]], [[Jangan bersaksi dusta|ketidakjujuran]], dan [[Jangan mengingini|hasrat akan hal-hal yang dilarang]]. Masing-masing kelompok keagamaan mungkin memiliki tradisi tersendiri dalam melakukan penafsiran dan penomoran perintah-perintah ini.
 
Disebutkan bahwa kumpulan perintah ini disampaikan oleh Allah kepada [[suku Israel|bangsa Israel]] melalui perantaraan Nabi [[Musa]] dan ditulis pada [[Loh Batu|kedua loh batu]] dengan [[Jari Allah (Kekristenan)|Jari Allah]].<ref>{{en}} {{cite book |last=Addis |first=William Edward |last2=Arnold |first2=Thomas |title=A Catholic Dictionary |url=https://books.google.com/books?id=b4MXAAAAYAAJ&pg=RA1-PA195&dq=finger+of+god,+tablets+of+stone,+catechism&lr=#PRA1-PA195,M1 |year=1884 |publisher=Princeton University Press |page=195}}</ref><ref>Ulangan 4:13</ref> Sepuluh Perintah Allah tercantum dua kali dalam [[Alkitab Ibrani]] dan [[Perjanjian Lama]], pertama di {{Ayat|Keluaran|20|2|17}}, kemudian di {{Ayat|Ulangan|5|6|21}}.
Baris 254:
{{main|Sepuluh Perintah Allah dalam teologi Katolik}}
 
Dalam pandangan [[Gereja Katolik]], Yesus membebaskan umat Kristen dari seluruh [[Halakha|hukum agama Yahudi]], tetapi tidak dari kewajiban mereka untuk memelihara Sepuluh Perintah Allah.<ref name="Kreeft">{{en}} [[Peter Kreeft]], ''Catholic Christianity: A Complete Catechism of Catholic Beliefs Based on the Catechism of the Catholic Church'', [https://books.google.com/books?id=VZ-xgfJkNNgC&lpg=PP1&pg=PA202#v=onepage&q&f=false ch. 5]. Ignatius Press (2001). ISBN 0-89870-798-6</ref> Dikatakan bahwa perintah-perintah ini diberikan untuk tatanan moral, sementara kisah penciptaan adalah untuk tatanan alam atau kodrati.<ref name=Kreeft />
 
Menurut ''[[Katekismus Gereja Katolik]]'', yang adalah pemaparan resmi keyakinan Kristiani Gereja Katolik, Sepuluh Perintah Allah dipandang penting untuk pertumbuhan dan kesehatan rohani yang baik,<ref name="Kreeft201">{{en}} {{cite book |title=Catholic Christianity |last=Kreeft |first=Peter |authorlink=Peter Kreeft|year=2001 |publisher=Ignatius Press |isbn=0-89870-798-6}} pp. 201–203 ([https://books.google.com/books?id=VZ-xgfJkNNgC&pg=PA201&hl=en#v=onepage&q&f=false Google preview p.201])</ref> serta berfungsi sebagai dasar bagi [[ajaran sosial Katolik|keadilan sosial]].<ref name="Carmody">{{en}} {{cite book |title=Reading the Bible |last=Carmody |first=Timothy R. |year=2004 |publisher=[[Paulist Press]]|isbn=978-0-8091-4189-0}} p. 82</ref> Ajaran Gereja mengenai Sepuluh Perintah Allah utamanya didasarkan pada Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, dan tulisan-tulisan dari para [[Bapa Gereja]] awal.<ref name="Cat">{{KGK|pp=2052|end=2074|long=yes}}</ref> Dalam Perjanjian Baru, Yesus [[Khotbah di Bukit|mengakui keabsahan perintah-perintah ini]] dan menginstruksikan [[Murid (Kekristenan)|murid-murid]]-Nya untuk melangkah lebih jauh, mensyaratkan suatu kebenaran yang melebihi daripada para [[Ahli Taurat|ahli kitab]] dan [[Farisi]].<ref name="Kreeft202">{{en}} {{cite book |title=Catholic Christianity |last=Kreeft |first=Peter |authorlink=Peter Kreeft|year=2001 |publisher=Ignatius Press |isbn=0-89870-798-6}} p. 202 ([https://books.google.com/books?id=VZ-xgfJkNNgC&pg=PA202&hl=en#v=onepage&q&f=false Google preview p.202])</ref> Perintah-perintah ini dirangkum oleh Yesus menjadi dua "[[Hukum Kasih|hukum kasih]]" yang mengajarkan untuk mengasihi Allah dan mengasihi sesama,<ref name="Schreck303">{{cite book |title=The Essential Catholic Catechism |last=Schreck |first=Alan|year=1999 |publisher=Servant Publications|isbn=1-56955-128-6}} p. 303</ref> menginstruksikan setiap individu untuk mempertahankan relasi yang baik dengan keduanya.
Baris 277:
{{See also|Hukum dan Injil}}
 
Kendati menolak teologi moral Katolik Roma, dengan memberi [[Hukum dan Injil|penekanan lebih pada hukum alkitabiah]] dan [[Kabar Baik|injil]], para teolog [[Protestan]] awal tetap mempertahankan Sepuluh Perintah Allah sebagai titik awal kehidupan moral Kristen.<ref name="Sedgwick">{{en}} [[Timothy Sedgwick]], ''The Christian Moral Life: Practices of Piety'', [https://books.google.com/books?id=HFVg2jBgL3IC&pg=PA9#v=onepage&q&f=false pp. 9–20]. Church Publishing (2008). ISBN 1-59627-100-0</ref> Masing-masing denominasi Kristen memiliki keragaman dalam hal bagaimana mereka menerjemahkan prinsip-prinsip dasar ini ke dalam hal-hal spesifik yang membentuk suatu [[etika Kristen]] yang sepenuhnya.<ref name=Sedgwick /> Sementara kalangan Katolik menekankan tindakan untuk melaksanakan Sepuluh Perintah Allah, kalangan Protestan menggunakan Sepuluh Perintah Allah dengan maksud menguraikan kehidupan Kristen kepada setiap orang, dan membuat setiap orang menyadari, melalui kegagalan mereka menjalani kehidupan tersebut, bahwa mereka tidak mampu melakukannya sendiri.<ref name=Sedgwick />
 
[[Berkas:Ten Commandments in India.jpg|ka|jmpl|Sebuah sekolah Kristen di India memajang Sepuluh Perintah Allah.]]