Marwan bin al-Hakam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HaEr48 (bicara | kontrib)
HaEr48 (bicara | kontrib)
Baris 41:
Menurut Bosworth, Mu'awiyah mungkin menaruh curiga terhadap ambisi Marwan maupun anggota-anggota Banu Umayyah yang merupakan keturunan Abu al-Ash pada umumnya. Cabang dinasti tersebut jauh lebih besar daripada cabang keturunan Abu Sofyan seperti Muawiyah.{{sfn|Bosworth|1991|p=622}} Marwan adalah salah satu anggota Banu Umayyah paling terkemuka ketika itu, sedangkan selain Muawiyah tidak banyak keturunan Abu Sofyan yang berpengalaman cukup.{{sfn|Bosworth|1991|p=622}} Bosworth menduga, "mungkin saja ada kekhawatiran terhadap keturunan Abu'l Ash yang memaksa Muawiyah ... mengambil langkah tidak umum yaitu menetapkan anaknya [[Yazid bin Muawiyah|Yazid]] sebagai pewaris kekhalifahan semasa hidupnya."{{sfn|Bosworth|1991|p=622}} Sebelumnya, Marwan pernah mendesak Amr bin Utsman (yang juga merupakan keturunan Abu al-Ash) untuk mengklaim jabatan khalifah berdasarkan posisi ayahnya, tetapi Amr tidak tertarik.{{sfn|Madelung|1997|pp=341–342}} Marwan dengan berat hati menerima ketetapan Muawiyah ini pada 676, tetapi diam-diam mendorong [[Said bin Utsman|Said]], putra Utsman bin Affan yang lain, untuk menentang keputusan ini.{{sfn|Madelung|1997|pp=342–343}} Said sendiri cukup puas ketika Muawiyah mengangkatnya sebagai panglima di [[Khurasan]], wilayah paling timur kekhalifahan masa itu, sehingga tidak berambisi mengambil posisi khalifah.{{sfn|Madelung|1997|p=343}}
 
=== Menjadi khalifah ===
Saat Mu'awiyah bin Abu Sufyan benar-benar mangkat pada tahun 680, masyarakat [[Hijaz]] tidak mengakui kekuasaan Yazid.{{sfn|Bosworth|1991|p=622}} Sebagai pemimpin Bani Umayyah di Hijaz,{{sfn|Kennedy|2004|p=79}} Marwan berusaha membuat agar para penduduk mengakui kekuasaan Yazid,{{sfn|Bosworth|1991|p=622}} tetapi Marwan dan Bani Umayyah pada akhirnya tersingkir dari Hijaz.{{sfn|Bosworth|1991|p=622}} Yazid kemudian melancarkan serangan ke kawasan Hijaz dengan pasukan yang dipimpin Muslim bin 'Uqbah pada musim gugur 683 untuk mengambil alih kendali wilayah tersebut. Beberapa anggota Bani Umayyah juga turut serta dalam pasukan tersebut, termasuk Marwan.{{sfn|Bosworth|1991|p=622}} Meski berhasil mencapai kemenangan pada [[Pertempuran al-Harrah|Pertempuran Al-Harrah]], pasukan Umayyah mundur ke Syria lantaran Yazid mangkat pada 683.{{sfn|Kennedy|2004|p=79}} Pemimpin Hijaz saat itu, [[Abdullah bin Zubair|'Abdullah bin Zubair]] beserta pendukungnya mengambil tanah milik Bani Umayyah di kawasan tersebut.{{sfn|Bosworth|1991|p=622}}
Muawiyah meninggal pada tahun 680 dan digantikan oleh Yazid. Masyarakat [[Hijaz]] (termasuk Mekkah dan Madinah) tidak mengakui kekuasaan Yazid,.{{sfn|Bosworth|1991|p=622}} dan tokoh-tokoh utama Islam yang memiliki garis keturunan khalifah yaitu [[Husain bin Ali]], [[Abdullah bin az-Zubair]], dan [[Abdullah bin Umar]], semuanya menolak melakukan baiat.{{sfn|Howard|1990|p=2, note 11}}{{sfn|Wellhausen|1927|pp=142, 144–145}} Marwan sebagai pemuka Banu Umayyah di kawasan Hijaz menganggap Husain dan Ibnu az-Zubair sebagai dua tokoh yang paling berbahaya, dan menyarankan agar Al-Walid bin Utbah, wali negeri Madinah, memaksa keduanya berbaiat.{{sfn|Wellhausen|1927|pp=145–146}}{{sfn|Howard|1990|pp=3–6}} Pada 683, penduduk Madinah bergerak menyerang Banu Umayyah di kota tersebut, dan mereka terkepung dan berlindung di kawasan sekitar rumah Marwan.{{sfn|Wellhausen|1927|p=154}} Marwan meminta bantuan dari Damaskus, dan pada akhir 683 ia mengirimkan pasukan yang dipimpin [[Muslim bin Uqbah]] untuk menegakkan kekuasaan Umayyah di Hijaz.{{sfn|Wellhausen|1927|p=154}}{{sfn|Bosworth|1991|p=622}} Sementara itu, para anggota Banu Umayyah yang terkepung di Madinah akhirnya terusir, dan sebagian (termasuk Marwan dan anggota keluarga Abu'l-Ash) bergabung dengan pasukan Ibnu Uqbah.{{sfn|Bosworth|1991|p=622}} Pasukan Umayyah dan penduduk Madinah bertempur dalam [[Pertempuran al-Harrah]], yang dimenangkan pihak Umayyah setelah Marwan membawa pasukan berkudanya menembus Madinah dan menyerang pasukan penduduk Madinah dari belakang.{{sfn|Wellhausen|1927|p=156}} Meski berhasil mencapai kemenangan, pasukan Umayyah mundur kembali ke Syam karena Yazid meninggal pada 683.{{sfn|Kennedy|2004|p=90}} Pemimpin kubu Hijaz, Abdullah bin Zubair beserta pendukungnya mengambil tanah milik Bani Umayyah di kawasan tersebut.{{sfn|Bosworth|1991|p=622}}
 
Putra Yazid yang sebenarnya tidak terlalu tertarik dalam urusan pemerintahan, [[Muawiyah bin Yazid|Mu'awiyah bin Yazid]], diangkat sebagai khalifah yang baru. Di Hijaz sendiri, 'Abdullah bin Zubair menyatakan dirinya sebagai khalifah. Hal ini menjadikan gelar khalifah diklaim oleh dua pihak dan kekhalifahan terbelah antara khalifah di Syria dan khalifah di Hijaz.