Muhammad Jamil Jaho: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib)
k +refs
Naval Scene (bicara | kontrib)
Baris 54:
Syekh [[Ahmad Khatib Al-Minangkabawi]] (mazhab Syafi'i) adalah guru Muhammad Jamil saat di Mekkah, dan [[Abdul Karim Amrullah]] (ayah Hamka) juga pada saat belajar pada syekh tersebut.<ref name="republika.co.id" /> Keduanya murid tersebut selain belajar juga ditugaskan Syekh Ahmad Khatib untuk membimbing murid-murid lainnya. Muhammad Jamil di Mekkah juga belajar pada Syeikh Alwi al-Maliki (mazhab Maliki) dan Syeikh Mukhtar al-Affani (mazhab Hanbali).<ref name="republika.co.id" />
 
Setelah 10 tahun belajar di Mekkah, Muhammad Jamil lalu kembali ke Padang Panjang, dan kemudian menjadi ulama yang disegani di sana.<ref name="republika.co.id" /> Selama di Makkah ia menikah dengan Zulkaikha keturunan [[Sicincin, 2x11 Enam Lingkung, Padang Pariaman|Sicincin]], [[Padang Pariaman]] tetapi ia tidak mempunyai keturunan.
 
== Pengajaran ==
Syekh Muhammad Jamil Jaho kemudian mengajar di Jaho dan di beberapa daerah di Minangkabau. Ia dalam menjalankan dakwahnya menjalani sebagaimana cara Syekh [[Muhammad Jamil Jambek|Jamil Jambek]], yaitu dengan mengadakan ''tabligh'' di berbagai tempat untuk menyampaikan syiar Islam.<ref name="republika.co.id" /> Walaupun ia juga termasuk ulama yang mengadakan pembaharuan atas pola pendidikan surau, tetapi ia menolak ''ijtihad'' yang sebebas-bebasnya, serta bersikap ''taqlid'' kepada ulama-ulama terdahulu.<ref name="republika.co.id" />
 
SyekhTahun Jamil Jaho termasuk ulama yang mengadakan pembaharuan pendidikan surau1922, tetapi bersikap menolak terhadap ijtihad yang sebebas-bebasnya dan ia bertaqlid kepada ulama-ulama terdahulu. Pada tahun 1922, Syekh Jamil Jaho bersama-sama Syekh Sulaiman ar-Rasuli dan Syeikh Abdul Karim Amrullah mendirikan Persatuan Ulama Minangkabau dan perguruan Islam Thawalib.<ref Diname="republika.co.id" kampung/> halamannyaDi Jaho, tahun 1924 ia mendirikan surau dan membuka ''halaqah'' pengajian, yang kemudian menjadi Madrasah Tarbiyah Islamiyah Jaho, yang sesudahnyalalu menjadi bagian dari organisasi [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah]].<ref name="republika.co.id" />
 
Syekh Muhammad Jamil Jaho juga mendukung berkembangnya organisasi [[Muhammadiyah]] di Minangkabau. Namun, di kemudian hari ia mengundurkan diri dari kepengurusan organisasi ini pada kongresnya yang ke-16 di Pekalongan tahun 1927, karena perbedaan pandanganmengenai tentangpeluang persoalanmembuka ''ijtihad'' dan menolak ''taqlid'' kepada ulama.<ref name="republika.co.id" />
 
== Karya tulis ==