Fenomenologi (filsafat): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 140:
Hasil dari proses fenomenologi tidak hanya berhenti sebagai sekadar koleksi kumpulan fakta-fakta partikular mengenai kesadaran, tetapi lebih tepatnya dirinci menjadi sekumpulan sifat dasar fakta-fakta dan moda keterberiannya. Dari hal tersebut, metode fenomenologi mengejar bukan semata laporan pengalaman subjektif, melainkan kualitas esensial yang digali dari pengalaman realitas. Metode Husserlian untuk menggali kualitas esensial tersebut adalah dengan melakukan reduksi kedua yang disebut reduksi eidetis (dari {{lang-el|εἶδος}}, ''eidos'', bentuk, rupa). Dalam artian lain, reduksi eidetis adalah langkah uji fenomena untuk melihat karakteristik mana yang mungkin berubah (kontingen dan aksidental) dan mana yang tetap (esensial).<ref name="kersten"/>
 
Reduksi eidetis adalah metode untuk mengidentifikasi komponen (kualitas) esensial yang unik atas fenomena yang imanen, membedakan dari fenomena lainnya. Reduksi tersebut dilakukan dengan secara teoretis membaurkan elemen dari objek kajian untuk mengetahui karakteristik mana yang akan tetap eksis meski bentuk umumnya berubah.<ref name="iep"/> Sehingga, jika karakteristik umum objek berubah dan objek kajian tetap, maka karakteristik objek tersebut dianggap tidak relevan dalam pembahasan esensi objek. Metode ini dapat diilustrasikan dengan menggunakan contoh eksperimen pikiran [[Lilin Cartesian]]. Lilin memiliki penampakan keras, memiliki dimensi tertentu, dan memiliki massa, rupa, tekstur, dan bau tertentu. Akan tetapi, kualitas-kualitas tersebut dapat dinegasikan tanpa mengubah "kelilinannya". Bila dipanaskan, kekerasan, dimensi, rupa, dan tekstur berubah. Akan tetapi, komposisi kimia dan massa lilin tetap tak berubah. Sehingga, komposisi kimia dan massa adalah elemen yang diperlukan untuk mempertahankan eksistensi lilin tersebut—komposisi dan massa lilin bersifat esensial secara fenomenologis. z
 
== Referensi ==