Tempat Pengasingan Boven Digoel: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Me iwan (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetika
M Fery Fadli (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 17:
 
== Golongan naturalis dan golongan ''Werkwillig'' ==
Ibu kota dari Boven Digoel adalah Tanah Merah.<ref name="lambang">{{cite book|author= Tarmidzy Thamrin|title= Boven Digoel: Lambang perlawanan terhadap kolonialisme|publisher= Ciscom-Cottage|year= 2001|page=112}}</ref> Pada waktu kampung Tanah merah ini terbagi menjadi dua bagian itu, yang dipisahkan oleh sebuah jalan yang lebarnya kira-kira dua meter.<ref name="negriku">{{cite book|author= Mohammad Hatta|title= Untuk Negeriku: Sebuah Otobiografi|publisher= Penerbit Buku Kompas|year= 2011|page=148-149|isbn=9797095401}}</ref> Kampung ini dikategorikan dengan Kampung A dan Kampung B.<ref name="negriku"/> orang-orang buangan yang tinggal di kampung A kebanyakan orang yang tidak mau bekerja pada pemerintah.<ref name="negriku"/> Mereka disebut kaum naturalis, disebut kaum naturalis karena saban bulan mereka menerima makanan secara natura dari pemerintah setempat.<ref name="negriku"/> Ransum dalam natura itu jumlahnya setiap bulan: 18 Kg beras, 2&nbsp;kg ikan asin, 300 gram the, 300 gram kacang hijau, 2/3 botol limonde minya kelapa.<ref name="negriku"/> Kebanyakan orang buangan yang tinggal di Kampung B, Ialah mereka yang disebut Werkwillig, orang-orang yang mau bekerja dengan pemerintah setempat.<ref name="negriku"/> Orang yang mau bekerja diupah 40 sen sehari.<ref name="negriku"/> Kerjanya kebanyakan mencangkul parit, menggali selokan dan pekerjaan yang seperti itu. Sebenarnya ada satu golongan yang ketiga, yaitu orang buangan yang dari semulanya menentang terus dan tidak mau mengikuti perintah, sekalipun untuk kepentingan sendiri, seperti memberishkan halaman sendiri, Mereka pada golongan ini dicap sebagai onverzlijken atau menentang terus.<ref name="negriku"/> Pada akhirnya mereka dikirim ke Tanah tinggi yaitu Boven Digoel oleh pemerintah setempat (pemerintah Belanda), kira-kira sehari lebih hulu dari Tanah merah.<ref name="negriku"/> Meraka tidak mau membuat rumah sendiri dan kampung sendiri, mereka semuanya tinggal pada satu barak yang sudah disediakan oleh pihak pemerintah Belanda[[Hindia-hindiaBelanda]] .<ref name="negriku"/> Jumlahnya ada kira-kira beberapa puluh orang.<ref name="negriku"/> Mereka di tanah tinggi dijaga oleh beberapa kompi serdadu yang tinggal di tangsi sendiri dekat pada barak kaum onverzeonlijken.<ref name="negriku"/> Karena letak daerah Tanah Tinggi ini buruk, sehingga banyak para buangan yang menderita sakit parah, kemudian banyak beberapa buangan yang menyerah kepada pihak Belanda untuk menjadi orang werkwillig dan terus bekerja di Tanah Merah.<ref name="negriku"/>
 
== Penderitaan tawanan ==