Istihadhah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 37:
| accessdate = 2014-04-23}}</ref>
 
=== Ciri-ciri Darah Istihadhah ===
Berbeda dengan darah haid, darah istihadhah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Warnanya merah, baunya seperti darah biasa, berasal dari urat yang pecah/putus dan ketika keluar langsung mengental.<ref name="Abu">{{cite web
| title = Mengenal Darah Istihadhah
Baris 87:
| accessdate = [[2014-04-23]]}}</ref>
 
=== Hukum Darah Istihadhah ===
Istihadhah merupakan peristiwa yang tidak menentu kesudahannya.<ref name="Atiqah">{{cite book|author=Atiqah Hamid|title = Buku Lengkap Fiqh Wanita|publisher = DIVA Press|date = 2013|pages =170-179}}</ref> Hal ini bukan sebuah penghalang untuk wanita muslim menjalankan ibadahnya setiap hari.<ref name="Atiqah">{{cite book|author=Atiqah Hamid|title = Buku Lengkap Fiqh Wanita|publisher = DIVA Press|date = 2013|pages =170-179}}</ref> Wanita yang mengalami istihadhah harus tetap menjalankan salat, puasa dan ibadah lainnya. Dalil hadits berikut:
 
'Dari Aisyah ''Aisyah ra''. dia berkata: Fatimah binti ''Abi Hubaisy'' “wahai [[Rasulullah]], sesungguhnya aku mengalami istihadhah banyak sekali. Bagaimana menurutmu? Aku telah terhalang dengan sebab itu dari menuaikan salat dan puasa”. Dia berkata: “aku“Aku akan tunjukantunjukkan padamu untuk mengetahuinya. Gunakan kapas untuk menutup kemaluanmu karena di akan menutup aliran darahmu” dia berkata: darah tersebut terlalu deras. Kemudian di hadist tersebut Nabi bersabda: “sesungguhnya darah tersebut tendangan – tendangan syaitan, maka massa haidmu enam atau tujuh hari berdasarkan ilmu Allah Ta’ala. Kemudian mandilah jika engkau melihat dirimu sudah bersih (dari haidmu) dan berpuasalah” (HR.Ahmad, Abu Dawud, At Tirmidzi dan dia menshahihkannya. Di nukilkan bahwasannya Imam Ahmad menshahihkanya dan Al Bukhari menghasankannya)”.<ref name="Salafy">{{cite web
| title = Istihadhah dan Hukum-hukumnya
| work =
Baris 276:
Wanita yang menderita istihadhah dapat digolongkan dalam empat keadaan:<ref name="Anshori">{{cite book|author=Anshori Umar Sitanggal|title = Fiqih Wanita|publisher = CV. Asy-Syifa'|date = 1986|pages =71}}</ref>
 
1. '''Mubtadi’ah Mumayyizah''': baruBaru pertama kali keluar darah dari rahimnya, tetapi sudah pandai membedakan antara darah haid dan istihadhah.<ref name="drhasanah.com">{{cite web
| title = Untuk kita-kita: Istihadhah
| work =