Tradisi mengikat kaki: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rintojiang (bicara | kontrib)
edit
Rintojiang (bicara | kontrib)
edit
Baris 6:
 
Tradisi ini dibangun atas dasar pandangan masyarakat bahwa berkaki kecil adalah lambang kecantikan seorang wanita. Di zaman Dinasti Song, tradisi ini hanya dipraktekkan oleh wanita dari kelas menengah dan atas. Sampai pada zaman [[Dinasti Ming]] baru dipraktekkan secara luas oleh wanita dari [[suku Han]]. Tentunya ada beberapa pengecualian di beberapa etnis tertentu semisal etnis [[Hakka]] di mana kaum wanitanya harus turun membantu di ladang.
 
Di zaman [[Dinasti Qing]], kekaisaran mengeluarkan beberapa kali larangan untuk mengikat kaki, namun karena pengaruh tradisi ini sangat dalam sehingga larangan ini tidak begitu diindnahkan di kalangan suku Han. Sedangkan tradisi ini tidak begitu populer di kalangan [[suku Manchu]].
 
==Metode==
 
 
Cara umum dalam praktek ini adalah, kaki para gadis, sejak muda telah dibungkus ketat dengan perban sehingga tidak bisa tumbuh dan berkembang secara normal. Bahkan ada yang diremukan kakinya sampai benar-benar tak berbentuk kemudia baru dibungkus. Umumnya, kaki tak tumbuh melebihi 10-15cm. Ketika gadis mencapai usia dewasa, kaki mereka akan tetap kecil. Kebanyakan mengalami infeksi, kelumpuhan, dan penyakit kaki lainnya.
 
==Tingakatan==