Kesultanan Banten: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Inayubhagya (bicara | kontrib)
k Penambahan sidebar Sejarah Indonesia
Baris 233:
|6
|[[1651]] - [[1683]]
|[[Ageng Tirtayasa dari Banten|Sultan Ageng Tirtayasa<ref>Sejak masa pemerintahan [[Ageng Tirtayasa dari Banten|Sultan Ageng Tirtayasa]], gelar-gelar kebangsawanan Banten ditertibkan: Sultan untuk raja, Pangeran Ratu untuk putra mahkota atau pewaris takhta pertama, Pangeran Adipati untuk pewaris takhta kedua atau adik Pangeeran Ratu (Djajadiningrat, 1983: 209-10)</ref>]][[Kesultanan Banten#cite%20note-51|<span class="mw-reflink-text">[51]</span>]]<span class="mw-reflink-text"><nowiki>[47]</nowiki></span>[[Kesultanan Banten#cite note-3|<span class="mw-reflink-text">[3]</span>]][[Daftar Sultan Banten#cite note-8|<span class="mw-reflink-text">[8][8][8]</span>]]<span class="mw-reflink-text"><nowiki>[9]</nowiki></span>
|
* Abu al-Fath Abdul Fattah
Baris 367:
<sup>2.</sup> <small>Pada masa Kevakuman Kesultanan Banten, rakyat Banten di bawah pimpinan para Ulama secara seporadis kerap melakukan perlawanan kepada pemerintah [[Hindia Belanda]]. Banyak perjuangan yang menyuarakan spirit kesultanan Banten dan keislaman, yang paling menonjol adalah peristiwa Geger Cilegon tahun 1888.</small>
 
<sup>3.</sup> <small>Pada masa awal kemerdekaan RI sekitar tahun 1946 - 1948, di [[Yogyakarta]] terjadi pertemuan antara pewaris takhta Kesultanan Banten: Ratu Bagus Aryo Marjojo Soerjaatmadja (adik kembar dari Ratu Bagus Iman Soepeno Soerjaatmadja yang saat itu telah meinggal dunia), [[Soekarno]], Sultan [[Hamengkubuwono IX]], dan K.H. [[Tubagus Achmad Chotib al-Bantani]] (Residen Banten). Pada pertemuan Soekarno mempersilakan pewaris takhta Kesultanan Banten untuk memimpin wilayah Banten kembali, tetapi pewaris takhta dikarenakan tanggung jawabnya sebagi Direktur BRI (kini setingkat [[Gubernur Bank Indonesia]]) menitipkan kepemimpinan Banten termasuk penjagaan dan pengurusan aset keluarga besar Kesultanan Banten kepada K.H. [[Tubagus Achmad Chotib al-Bantani]] selaku Residen Banten sampai saat bilamana anak atau cucu Marjono kembali ke Banten.</small>
|}