Musyawarah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1:
{{referensi}}
'''Musyawarah''' berasal dari kata Syawara yaitu berasal dari Bahasa Arab yang berarti [[berunding]], urun rembuk atau mengatakan dan mengajukan sesuatu.Istilah-istilah lain dalam tata Negara Indonesia dan kehidupan [[modern]] tentang musyawarah dikenal dengan sebutan “syuro”, “rembug desa”, “kerapatan nagari” bahkan “demokrasi”. Kewajiban musyawarah hanya untuk urusan keduniawian. Jadi musyawarah adalah suatu upaya bersama dengan sikap [[rendah hati]] untuk memecahkan persoalan (mencari jalan keluar) guna mengambil keputusan bersama dalam penyelesaian atau pemecahan masalah yang menyangkut urusan keduniawian.
 
[[Berkas:Panel Discussion 2.jpg|jmplthumb|280px|Sekelompok orang sedang bermusyawarah membicarakan sesuatu]]
 
Saat ini musyawarah selalu dikait-kaitkan dengan dunia [[politik]], [[demokrasi]]. Bahkan hal tersebut tidak dapat dipisahkan , pada prinsipnya musyawarah adalah bagian dari [[demokrasi]], dalam [[demokrasi pancasila]] penentuan hasil dilakukan dengan cara musyawarah [[mufakat]] dan jika terjadi kebuntuan yang berkepanjangan barulah dilakukan [[pemungutan suara]], jadi demokrasi tidaklah sama dengan votting.Cara votting cenderung dipilih oleh sebagian besar negara demokrasi karena lebih praktis, menghemat waktu dan lebih simpel daripada musyawarah yang berbelit-belit itulah sebabnya votting cenderung identik dengan demokrasi padahal votting sebenarnya adalah salah satu cara dalam mekanisme penentuan pendapat dalam sistem demokrasi.
 
== Musyawarah dan komunikasi ==
Baris 15 ⟶ 17:
 
== Musyawarah dalam dunia politik ==
Pengambilan keputusan politik adalah pengambilan keputusan melalui sarana umum dan dikatakan selanjutnya bahwa keputusan yang dimaksud adalah keputusan mengenai tindakan umum atau nilai-nilai (public goods) yaitu mengenai apa yang dilakukan dan siapa mendapat apa. Dari pengertian ini sudah jelas bahwa kita memang memiliki hak sendiri dalam menyalurkan aspirasi kita. Tidak ada yang dapat melarang kita untuk berpendapat.<br />[[Berkas:Round Table Conference.jpg|jmplthumb|280px|Konferensi Meja Bundar antara Belanda dan Indonesia di Den Haag, Belanda, merupakan salah satu contoh musyawarah di dunia politik]]
 
Ilmu politik menurut W.A Robson, dalam The University Teaching of Social Sciences<ref>The University Teaching of Social Sciences Books, W.A Robson</ref> mengatakan bahwa ilmu politik mempelajari kekuasaan dalam masyarakat, yaitu sifat hakiki, dasar, proses-proses, ruang lingkup dan hasil-hasil. Fokus perhatiannya tertuju pada perjuangan untuk mencapai atau mempertahankan kekuasaan, melaksanakan kekuasaan atau pengaruh atas orang lain atau menentang pelaksanaan kekuasaan itu. Ilmu politik juga berkaitan dengan masalah kekuasaan, kepemimpinan seseorang yang memiliki pengaruh terhadap jalannya kehidupan politik di sebuah negara. Bagaimana pemimpin itu memimpin akan mempengaruhi bagaimana masyarakatnya bertindak dan berlaku.<br />
Baris 21 ⟶ 23:
Tidak semua orang akan dengan mudahnya memberikan pendapatnya, bersuara juga merupakan hal vital yang tidak semua orang dapat lakukan. Ketidakpercayaan terhadap diri sendiri merupakan hal yang sering dijumpai oleh kita sebagai manusia, kita juga takut salah dalam berpendapat, takut nantinya akan ada pembicaraan di belakang kita dan membuat diri kita menjadi tidak nyaman di tengah-tengah kelompok. Karena itu kebanyakan dari kita memilih [[opsi]] diam saja yang disinyalir bahwa diam adalah mencari keamanan tanpa melakukan apa-apa tetapi hal negatifnya adalah masalah dapat saja tidak terpecahkan secara baik karena masih ada yang belum menyalurkan aspirasinya. Partisi politik sendiri dari buku dasar-dasar ilmu politik adalah kegiatan warga yang bertindak sebagai pribadi-pribadi yang dimaksudkan untuk memengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah. [[Partisipasi]] dapat bersifat individual atau [[kolektif]], terorganisir atau [[spontan]], mantap atau sporadis, secara damai atau dengan kekerasan [[legal]] atau [[ilegal]], [[efektif]] atau tidak efektif.
 
== Musyawarah daringDaring ==
Saat ini juga mulai berkembang musyawarah daring yang pada dasarnya sama dengan musyawarah tatap muka atau langsung. Tetapi banyak anggapan bahwa komunikasi sendiri akan berjalan dengan lancar jika ada komunikasi secara nonverbal. Komunikasi akan terasa lebih lengkap. Namun tetap ada pendapat yang berkebalikan yang mengatakan bahwa musyawarah secara online membantu kita yang masuk kedalam kelompok [[minoritas]] untuk ikut berpendapat dan pendapat yang dituangkan akan lebih lengkap karena dapat dilakukan proses pengeditan terlebih dahulu. Baik musyawarah online ataupun musyawarah langsung keduanya memiliki kekuatan serta kelemahannya masing-masing.
 
Berikut adalah perbedaan antara musyawarah online dan langsung:
{| class="wikitable"
|-
! Musyawarah langsung/tatap muka !! Musyawarah online
|-
| Adanya isyarat nonverbal. || Tidak ditemukan isyarat nonverbal.
|-
| Kelompok minoritas terabaikan. || Tidak ada yang terabaikan semua berhak bersuara.
|-
| Butuh biaya yang lebih banyak. || Tidak membutuhkan biaya.
|-
| Karena jarak yang berbeda maka dibutuhkan waktu yang lama untuk dapat mengupulkan semua. || Jarak yang jauh tidak menjadi halangan asalkan memiliki akses online dan semua tepat waktu.
|-
| Kurang jujur/jarang yang bersuara secara lugas dan jujur karena takut akan adanya emosi yang tidak penting. || Lebih jujur dalam pengungkapan pendapat karena tidak ada ketakutan akan bertemu secara langsung (tidak ada emosi).
|-
| Tidak membutuhkan akses internet karena bertemu secara langsung. || Membutuhkan akses internet karena di Indonesia sendiri belum merata dalam hal pembangunan daerah.
|}
 
Baris 47 ⟶ 49:
 
== Daftar pustaka ==
* Mulyana, Deddy,M.A,Ph.D,Prof . 2008 . '''Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar''' , PT Remaja Rosdakarya Bandung<br />
* Budiarjo,Miriam,Prof . 2008 . '''Dasar-dasar Ilmu Politik edisi ketiga''' , PT.Gramedia Pustaka Utama<br />
* http://jcmc.indiana.edu/vol12/issue4/min.html<br />
* http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2092968-pengertian-musyawarah/<br />