Majapahit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Cleanup
Berkas Djong_Pati_Unus.jpg dibuang karena dihapus dari Commons oleh Gbawden
Baris 243:
 
Catatan [[Tome Pires]] tahun 1515 menyebutkan pasukan tentara Gusti Pati, wakil raja Batara Brawijaya, berjumlah 200,000 orang, 2,000 diantaranya adalah prajurit berkuda dan 4,000 adalah ''musketeer''.<ref>{{Cite book|title=Suma Oriental|last=Pires|first=Tome|publisher=The Hakluyt Society|year=|isbn=9784000085052|location=|pages=}}</ref> Duarte Barbosa sekitar tahun 1510 mengatakan bahwa penduduk Jawa sangat ahli dalam membuat artileri dan merupakan penembak artileri yang baik. Mereka membuat banyak meriam 1 pon (cetbang atau [[rentaka]]), [[senapan lontak]] panjang, dan senjata api lainnya. Setiap tempat disana dianggap sangat baik dalam mencetak artileri, dan juga dalam ilmu penggunaanya.<ref>{{Cite book|title=A Description of the Coasts of East Africa and Malabar in the Beginning of the Sixteenth Century|last=Barbosa|first=Duarte|publisher=The Hakluyt Society|year=1866|isbn=|location=|pages=}}</ref>
 
[[Berkas:Djong Pati Unus.jpg|jmpl|Perbandingan ukuran kapal djong dengan kapal [[galiung]] Eropa.]]
Untuk angkatan laut, armada Majapahit menggunakan djong/jong secara besar-besaran sebagai kekuatan lautnya. Pada puncaknya Majapahit memiliki 5 armada perang. Tidak diketahui secara pasti berapa jumlah total jong yang dimiliki Majapahit, tetapi jumlah terbesar yang pernah digunakan dalam satu ekspedisi adalah berjumlah 400 buah, tepatnya saat Majapahit menyerang [[Kesultanan Samudera Pasai|Pasai]].<ref>''Hikayat Raja-Raja Pasai'', 3: 98: Sa-telah itu, mak disuroh baginda musta'idkan segala kelengkapan dan segala alat senjata peperangan akan mendatangi negeri Pasai itu, sa-kira-kira empat ratus jong yang besar-besar dan lain daripada itu banyak lagi daripada malangbang dan kelulus.</ref> Setiap kapal berukuran panjang sekitar 70-180 meter, berat sekitar 500-800 ton dan dapat membawa 200-1000 orang. Kapal ini dipersenjatai meriam sepanjang 3 meter, dan banyak [[cetbang]] berukuran kecil.<ref name=":12">{{Cite book|title=Majapahit Peradaban Maritim|last=Nugroho|first=Irawan Djoko|publisher=Suluh Nuswantara Bakti|year=2011|isbn=9786029346008|location=|pages=}}</ref> Sebuah jong dari tahun 1420 memiliki daya muat 2000 ton dan hampir saja menyeberangi samudera Atlantik.<ref>Text from Fra Mauro map, 10-A13, bahasa Italia asli: "Circa hi ani del Signor 1420 una naue ouer çoncho de india discorse per una trauersa per el mar de india a la uia de le isole de hi homeni e de le done de fuora dal cauo de diab e tra le isole uerde e le oscuritade a la uia de ponente e de garbin per 40 çornade, non trouando mai altro che aiere e aqua, e per suo arbitrio iscorse 2000 mia e declinata la fortuna i fece suo retorno in çorni 70 fina al sopradito cauo de diab. E acostandose la naue a le riue per suo bisogno, i marinari uedeno uno ouo de uno oselo nominato chrocho, el qual ouo era de la grandeça de una bota d'anfora." [http://geoweb.venezia.sbn.it/geoweb/Hsl/FraMauro/FMnumerico.html]{{dead link|date=December 2017|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}}</ref> Sebelum [[tragedi Bubat]] tahun 1357, raja Sunda dan keluarganya datang di Majapahit setelah berlayar di laut Jawa menggunakan kapal-kapal jong hibrida Cina-Asia tenggara bertingkat sembilan (Bahasa Jawa kuno: ''Jong sasanga wagunan'' ''ring Tatarnagari tiniru''). Kapal hibrida ini mencampurkan teknik China dalam pembuatannya, yaitu menggunakan paku besi selain menggunakan pasak kayu.<ref>{{Cite book|title=The Javanese Crossroads. Essay of Global History|last=Lombard|first=Denys|publisher=|year=1990|isbn=2713209498|location=|pages=}}</ref> Menurut Sejarah Melayu, jenis kapal lain yang digunakan Majapahit adalah malangbang, [[kelulus]], [[lancaran (kapal)|lancaran]], [[penjajap]], jongkong, cecuruh, [[tongkang]],dan pelang.<ref>''Sejarah Melayu'', 5.4: 47: Maka betara Majapahit pun menitahkan hulubalangnya berlengkap perahu akan menyerang Singapura itu, seratus buah jung; lain dari itu beberapa melangbing dan kelulus, jongkong, cecuruh, tongkang, tiada terhisabkan lagi banyaknya.</ref><ref>[[Sejarah Melayu]], 10.4: 77: ... maka baginda pun segera menyuruh berlengkap tiga ratus buah jung, lain dari pada itu kelulus, pelang, jongkong, tiada terbilang lagi.</ref> Penggambaran angkatan laut Majapahit di masa modern seringkali menggambarkan kapal-kapal bercadik, namun pada kenyataannya kapal ini berasal dari abad ke-8 yaitu kapal Borobudur, yang digunakan [[Wangsa Sailendra|dinasti Sailendra]].<ref name=":12" />