Kedokteran hewan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RianHS (bicara | kontrib)
Merapikan artikel
RianHS (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
 
== Sejarah ==
=== Perkembangan kedokteran hewan di dunia ===
Pada masa peradaban kuno, hewan yang paling diperhatikan kesehatannya adalah [[kuda]] karena mereka banyak dimanfaatkan sebagai sarana transportasi dan peperangan (bagian dari pasukan kavaleri). Lama-kelamaan, kesehatan [[sapi]] dan hewan [[ternak]] lainnya mulai diperhatikan.
 
[[Anjing]] baru mendapatkan fokus pada zaman modern, saat perekonomian dunia mulai tumbuh dan peperangan mulai berhenti, yang kemudian disusul oleh hewan kesayangan lainnya. Saat [[anjing]] dan [[kucing]] telah menjadi kesayangan yang umum dipelihara, beberapa orang kemudian mencoba memelihara hewan eksotis di rumah. Interaksi antara hewan dan manusia telah berlangsung selama ribuan tahun, yang dimulai saat manusia pertama kali bertemu dengan hewan dan berusaha menjinakkan mereka.
 
==== Zaman Prasejarahprasejarah ====
{{utama|Domestikasi}}[[Berkas:Egyptian Domesticated Animals.jpg|300px|ka|jmpl|[[Hieroglif Mesir|Hieroglif]] [[Mesir Kuno|Mesir kuno]] yang menggambarkan seseorang yang sedang memerah susu sapi. Hal ini menunjukkan telah terjadi domestikasi pada hewan.]]
Pada awal masa kehidupan, hewan hidup secara liar di habitatnya masing-masing, terpisah dengan manusia. Ilmu sejarah mengajarkan pada kita bahwa pada [[Zaman Batu|zaman batu]], manusia hidup dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan. Di era ini, hewan-hewan liar diburu oleh manusia untuk dijadikan makanan.
Baris 28 ⟶ 27:
Berbagai spesies hewan pun didomestikasi oleh berbagai peradaban di berbagai belahan bumi. Sejak saat itu, tubuh dan kesehatan hewan mulai diperhatikan. Baik sebagai usaha untuk mengobati penyakit hewan, atau sebagai bahan studi perbandingan dengan tubuh manusia.
 
==== Zaman Pertengahanpertengahan ====
[[Berkas:Aristotle Altemps Inv8575.jpg|250px|ka|jmpl|Aristoteles, filsuf Yunani yang juga dikenal sebagai bapak biologi dan zoologi.]]
'''[[Aristoteles]]''' '''([[384 SM]]-[[322 SM]])''', salah satu dari tiga [[Filsafat|filsuf]] terbesar [[Yunani]] [[Yunani Kuno|kuno]], dikenal sebagai bapak kedokteran hewan karena ia adalah orang pertama yang melakukan penelitian mendalam mengenai hewan. Aristoteles meneliti berbagai jenis hewan, mencatat hal-hal yang ia temukan, dan menuliskan hasil penelitiannya itu dalam berbagai buku-bukunya, yang dijadikan acuan untuk pengembangan ilmu selanjutnya.
Baris 43 ⟶ 42:
Di bawah pemerintahan Asoka, [[Kekaisaran Maurya]] dikenal sebagai “Salah satu dari sedikit pemerintahan di dunia yang memperlakukan hewan sebagai rakyatnya, dengan memberi mereka perlindungan yang sama terhadap manusia”.
 
==== Zaman Modernmodern ====
Walaupun berbagai buku tentang [[anatomi]], [[fisiologi]], dan [[taksonomi]] hewan telah ditulis dan dipelajari, tetapi usaha untuk menjadikan kedokteran hewan sebagai bidang ilmu formal dan profesi yang legal, baru dimulai sejak abad ke-18. Usaha ini dirintis oleh seorang bangsawan [[Prancis]] yang bernama Bourgelat.
[[Berkas:Bourgelat.png|250px|ka|jmpl|Claude Bourgelat, pendiri sekolah kedokteran hewan pertama di dunia.]]
Walaupun berbagai buku tentang [[anatomi]], [[fisiologi]], dan [[taksonomi]] hewan telah ditulis dan dipelajari, tetapi usaha untuk menjadikan kedokteran hewan sebagai bidang ilmu formal dan profesi yang legal, baru dimulai sejak abad ke-18. Usaha ini dirintis oleh seorang bangsawan [[Prancis]] yang bernama Bourgelat.
 
'''Claude Bourgelat ([[1712]]-[[1779]])''' adalah orang yang mendirikan sekolah kedokteran hewan pertama di dunia, yang terletak di [[Lyon]], [[Prancis]]. Bourgelat adalah seorang ahli [[kuda]]. Karena ketertarikan dan pengetahuannya yang mendalam mengenai kuda, ia diangkat menjadi direktur akademi berkuda Lyon. Bourgelat juga belajar tentang metodologi ilmiah untuk melakukan pembedahan, meneliti anatomi kuda. Bekerja sama dengan para dokter bedah di Lyon.
 
Baris 55 ⟶ 53:
Sang raja lalu mengabulkan permintaannya. Pada tahun [[1761]], Bourgelat diberi sebidang tanah di [[Lyon]] untuk mendirikan sekolah kedokteran hewan dan ia sendiri ditunjuk menjadi direkturnya. Sejak saat itu dimulailah usaha dalam menggali dan menyebarkan ilmu pengetahuan dan pengobatan penyakit pada hewan domestik yang dimulai dari [[Lyon]], lalu ke Alford (daerah kecil dekat [[Paris]]), dan kemudian menyebar ke kota-kota lain di daratan [[Eropa]], hingga ke seluruh dunia.
 
=== Perkembangan kedokteran hewan di Indonesia ===
==== Masa sebelum kemerdekaan ====
==== Tahun 1800-an ====
Pendidikan kedokteran hewan di [[Indonesia]] mempunyai sejarah yang panjang. Program pengembangan peternakan di [[Sejarah Nusantara (1800–1942)|zaman Belanda]] dahulu, terutama ternak besar, memerlukan tenaga-tenaga ahli kesehatan hewan, yang pada masa itu (pertengahan [[Abad ke-11 hingga 20|abad ke-19 sampai awal abad ke-20]]) amat langka. Pada tahun [[1851]] tercatat hanya ada dua orang dokter hewan bangsa Belanda, sementara berbagai penyakit hewan menular, termasukseperti ''rinderpest'', berjangkit di Indonesia.
 
Melihat keadaan itu pemerintah [[Hindia Belanda]] membuka sebuah sekolah dalam bidang kedokteran hewan di [[Kota Surabaya|Surabaya]] pada tahun [[1861]] dipimpin oleh Dr. J. van der Weide. Siswa yang diterima adalah para ”[[Pribumi-Nusantara|bumiputera]]”, dengan lama pendidikan dua tahun. Namun ternyata upaya ini kurang berhasil karena selama sembilan tahun hanya delapan orang ”dokter hewan bumiputera” (''inlandsche veearts'') yang dihasilkan. Sekolah itu akhirnya ditutup pada tahun [[1875]].
 
Pendidikan dokter hewan dilanjutkan dalam bentuk lain, yaitu berupa magang pada ”dokter gewan ''gubernemen''” (''gouvernements veearts'' artinya dokter hewan pemerintah). Dalam periode [[1875]]-[[1880]] tercatat ada sembilan pemuda bumiputera yang magang pada tujuh orang dokter hewan ''gubernemen'', delapan orang di antaranya pada tahun 1880 diluluskan sebagai ”''Inlandschedokter Veearts''”hewan bumiputera.
 
Meskipun pengetahuan dan kemampuan para dokter hewan bumiputera dinilai sangat memuaskan, tetapi pemerintah dalam hal ini Departemen Kepamongprajaan (''Binnenlands Bestuur'') berpendapat pendidikan dokter hewan perlu diselenggarakan secara intensif. Maka direktur B.B. mengusulkan agar pendidikan dokter hewan ini diselenggarakan seperti halnya pendidikan ”dokter bumiputera” (''inlandsche geneeskundige'') pada [[School tot Opleiding van Indische Artsen|STOVIA]] (''School tot Opleiding van Indische Artsen'' yang artinya Sekolah Pendidikan Dokter Hindia). Bahkan diusulkan pula agar pendidikan dasarnya disatukan saja dengan STOVIA. Meskipun usul ini pada prinsipnya disetujui oleh Menteri Urusan Jajahan (''Minister van Kolonien'') pada pemerintah Kerajaan di Negeri Belanda, tetapi karena keberatan yang sangat dari Direktur Departemen Pendidikan Keibadatan dan Kerajinan (''Onderwijs, Eeredienst en Nijverheid'') maupun dari direktur STOVIA, usul tadi tidak jadi dilaksanakan.
 
==== Tahun 1900-1945 ====
Baru padaPada tahun [[1907]] ada perkembangan yang melincinkan jalan menuju pendidikan kedokteran hewan yang mantap. Atasatas usul Prof. Melchior Treub, Direktur Departemen Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (''Landbouw, Nijverheid en Handel''), Pemerintahpemerintah mendirikan laboratorium veteriner (''veeartsenijkundig laboratorium'') yang telahsaat lamaini direncanakanmenjadi olehBalai Dr.Besar dePenelitian Veteriner Bogor) Doesuntuk menangani wabah rinderpest di Indonesia. Pada Laboratoriumlaboratorium ini digabungkan kursus untuk mendidik dokter hewan bumiputera. Kursus ini dibuka pada bulan Mei 1907 dengan nama ”''Cursus tot Opleiding van Inlandsche Veearstsen''”. Lama pendidikan ditetapkan empat tahun dan siswanya adalah lulusan HBS 3 tahun atau [[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs|MULO]] (setingkat [[Sekolah menengah pertama|SMP]] sekarang) dan sekolah-sekolah lain pada waktu itu yang dianggap sederajat. Dua orang siswa pertamanya ternyata lulusan MLS (''Middelbare Landbouwschool'' atau Sekolah Pertanian Menengah Atas) yang sebenarnya setingkat dengan [[Sekolah menengah atas|SMA]]. Oleh karenanya, mereka langsung diterima di tingkat III.
 
Kursus ini mulanya ada di bawah pengawasan Dr. Koningsberger, Kepala Kebun Raya dan Museum Zoologi [[Kota Bogor|Bogor]]. Pada tahun [[1908]], Dr. L de Blieck didatangkan dari Belanda untuk memimpin laboratorium veteriner, dan setahun kemudian (1909) dia diserahi pula memimpin kursus.
 
Pada tahun [[1910]] nama kursus diubah menjadi ”''inlandsche veeartsenschool''” (sekolah dokter hewan bumiputera) dan sebutan kepala sekolahnya menjadi direktur, yang masih tetap dijabat oleh Dr. de Blieck merangkap sebagai kepala labotatorium. Pada tahun [[1914]], nama sekolah itu diubah lagi menjadi ”''Nederlands indischeIndische veeartsenschoolVeeartsenschool''” (NIVS) atau sekolah dokter hewan (SDH) dengan ketentuan bahwa sekolah ini tidak hanya untuk siswa bumiputera melainkan juga terbuka bagi golongan lain. Perkembangan selanjutnya ternyata malah ”mundur”, dengan disatukannya lagi sekolah dengan laboratorium menjadi ”''veeartsenijkundig instituut''” (VI) atau lembaga veteriner. Namun akhirnya pada tahun [[1919]], sekolah dipisahkan dari lembaga sehingga berdiri sendiri dan dapat berkembang sebaik-baiknya. Di bawah kepemimpinan de Blieck NIVS, sekolah NIVS ditingkatkan mutunya, antara lain dengan memasukkan pelajaran [[bahasa Jerman]] agar para siswa dapat menggunakan buku-buku kedokteran hewan berbahasa Jerman. Perlu pula dicatat bahwa sejak tahun [[1920]] lulusan NIVS diterima di Fakultas Kedokteran Hewan di [[Utrecht (provinsi)|Utrecht]], negeri Belanda, langsung di tingkat III.
 
Pada awal tahun [[1942]] bala, tentara [[Jepang]] menyerbu dan menguasai Hindia Belanda. Segenap daerah Indonesia dikuasai tentara Jepang. Roda pemerintahan militer berjalan di bawah kekaisaran Jepang. Sekolah Dokter Hewan di Bogor dibuka kembali dengan nama ''Bogor semon zui gakko''. Keadaan ini berlangsung hingga pertengahan tahun [[1945]], ketika Jepang menyerah kepada sekutu setelah kota [[Hiroshima, Hiroshima|Hiroshima]] dan [[Nagasaki]] dijatuhi [[Pengeboman atom Hiroshima dan Nagasaki|bom atom]].
 
==== Masa setelah kemerdekaan ====
==== Tahun 1945-1949 ====
Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|proklamasi kemerdekaan]] 17 Agustus [[1945]], Sekolah Dokter Hewan Bogor dibuka kembali dan kemudian dinaikkan statusnya menjadi lembaga pendidikan tinggi dengan nama Perguruan Tinggi Kedokteran Hewan (PTKH) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kemakmuran No. 1280a/Per. tanggal 20 September [[1946]]. Lamadengan lama pendidikan ditetapkan lima tahun. Kenaikan status itu dipersiapkan dan diusulkan oleh Panitia Pendirian Perguruan Tinggi Kedokteran Hewan yang diangkat oleh Menteri Kemakmuran. Sebagai Pimpinanpimpinan diangkat Dr. Mohede dengan sebutan Rektor Magnifikus dan PTKH dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden [[Mohammad Hatta]] bulan November 1946.
 
Pada tahun [[1947]], krisis diplomatik antara pemerintah Republik Indonesia dengan Kerajaan Belanda mencapai puncaknya. Tentara Belanda menyerbu daerah-berbagai daerah Republik yang kemudian dikenal sebagai ”negara” termasuk ”negara Jawa Barat”, yang dimaksudkan agar kelak akan merupakan bagian dari ”Negara Federal”. Maka dihentikanlahsehingga aktivitas PTKH, dihentikan dan beberapa orang mahasiswanya mengungsi ke daerah Republik di Jawa Tengah. Ada pendapat bahwa sebenarnya PTKH tidak pernah secara resmi dinyatakan ditutup pada waktu itu. Bahkan atas persetujuan Rektorrektor PTKH dan Kementerian Kemakmuran, di [[Kabupaten Klaten|Klaten]] Jawa Tengah pada tahun 1947 dibuka ”kelas dalam pengasingan” untuk tingkat pertama dari Perguruan Tinggi Kedokteran Hewan Republik Indonesia (PTKH-RI). Ketika pecahterjadi ”''clash''”agresi militer kedua dan Ibuibu kota RI [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] diserbu oleh pasukan para (pasukan payung) Belanda pada tanggal 19 Desember [[1948]], PTKH-RI ditutup. Setelah Yogyakarta diserahkan kembali kepada Pemerintah RI maka pada 1 November [[1949]] PTKH dibuka kembali tetapi pindah dari Klaten ke Yogyakarta. Pada tanggal 19 Desember 1949 semua perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta bergabung menjadi [[Universitas Gadjah Mada|Universitit Gajah Mada]], dan PTKH-RI menjelma menjadi Fakultit Kedokteran Hewan UGM.
 
Sementara di Bogor pada bulan Mei [[1948]] pemerintah Federalfederal membentuk ”''Faculteit der Diergeneeskunde''" (Fakultas Kedokteran Hewan) yang menjadi bagian dari ''Universitet van Indonesie'', setelah sebelumnya (tahun 1947) membentuk ''Faculteit voor Landbouw Wetenschappen'' (Fakultas Ilmu-ilmu Pertanian). SetelahPeriode konflik dengan Belanda berakhir setelah perundingan di [[Konferensi Meja Bundar]] (KMB) mencapai sukses dan dilakukan pemulihan kedaulatan (Indonesia pada 27 Desember [[1949]]), maka pada tanggal 3 Februari [[1950]] secara resmi dibentuklah Universitet Indonesia yang meliputi fakultas-fakultas di Jakarta, (hukum, ekonomi, kedokteran, sastra), Bogor (pertanian, kedokteran hewan) dan Bandung (teknik, ilmu pasti dan ilmu alam). Nama ''Faculteit der Diergeneeskunde'' resmi menjadi Fakultas Kedokteran Hewan, Universitet Indonesia (FKH-UI).
 
==== Tahun 1950-sekarang ====
Dengan peraturan pemerintah No. 10 tahun 1955 istilah fakultit (UGM) dan Fakultet (UI) diseragamkan menjadi Fakultas. Kemudian dengan Surat Keputusan No. 53759/Kab. tertanggal 15 September 1955 istilah ”Peternakan” disebut secara khusus dalam penamaan fakultas, sehingga lengkapnya menjadi Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (FKHP).
Pada tanggal 3 Februari [[1950]] secara resmi dibentuk Universitet Indonesia yang meliputi fakultas-fakultas di Jakarta, (hukum, ekonomi, kedokteran, sastra), Bogor (pertanian, kedokteran hewan), dan Bandung (teknik, ilmu pasti dan ilmu alam). Nama ''Faculteit der Diergeneeskunde'' resmi menjadi Fakultas Kedokteran Hewan, Universitet Indonesia (FKH-UI).
 
Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1955 istilah fakultit (UGM) dan Fakultet (UI) diseragamkan menjadi fakultas. Pada tahun 1960, FKH-UI berubah nama menjadi Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (FKHP-UI), kemudian pada tahun 1962 kembali menjadi Fakultas Kedokteran Hewan UI, sedangkan peternakan menjadi Fakultas Peternakan dan Perikanan Laut UI.
Pada tahun 1961 dibuka Jurusan Perikanan Laut pada FKHP-UI bersama dengan Jurusan Peternakan dan Jurusan Kesehatan Hewan dan nama fakultas menjadi FKH PPL. Dua tahun kemudian, pada tanggal 1 September [[1963]] pemerintah membentuk [[Institut Pertanian Bogor]] (IPB) dengan SK Menteri PTIP No. 91 Tahun 1963. Jurusan Peternakan ditingkatkan menjadi Fakultas Peternakan dan Jurusan Perikanan Laut bersama dengan Jurusan Perikanan Darat Fakultas Pertanian ditingkatkan menjadi Fakultas Perikanan. Maka nama FKH PPL kembali menjadi hanya FKH lagi. Di UGM, Fakultas Peternakan didirikan pada bulan November [[1969]].
 
Pada 1 September [[1963]] pemerintah membentuk [[Institut Pertanian Bogor]] (IPB) dengan SK Menteri PTIP No. 91 Tahun 1963. Terdapat lima fakultas yang ditetapkan, yaitu Fakultas Pertanian (berasal dari Jurusan Pertanian Fakultas Pertanian UI), Fakultas Kehutanan (berasal dari Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian UI), Fakultas Kedokteran Hewan (berasal dari Fakultas Kedokteran Hewan UI), Fakultas Peternakan (berasal dari Fakultas Peternakan dan Perikanan Laut UI), dan Fakultas Perikanan (merupakan gabungan Jurusan Perikanan Darat Fakultas Pertanian dan Jurusan Perikanan Laut Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan UI).
 
Sementara itu pada [[Universitas Syiah Kuala]] di [[Kota Banda Aceh|Banda Aceh]] pada tahun [[1961]] didirikan Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan, namun pada perkembangannya aspek peternakannya bergabung dengan Fakultas Pertanian. Pada Tahun [[1969]] Fakultas Peternakan [[Universitas Brawijaya]] [[Kota Malang|Malang]] membuka jurusan Kedokteran Hewan yang diasuh bersama oleh [[Universitas Airlangga]] [[Kota Surabaya|Surabaya]] dan Pemerintah Daerah [[Jawa Timur]]. Namun jurusan ini tidak dilanjutkan dan Universitas Airlangga mendirikan sendiri Fakultas Kedokteran Hewan pada tahun [[1972]] dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 055/0/1972 tertanggal 25 Maret 1972. Terakhir, [[Universitas Udayana]] di [[Kota Denpasar|Denpasar]], membuka Program Studi Kedokteran Hewan pada tahun [[1983]], yang sebelumnya merupakan Jurusan Kedokteran Hewan, Fakultas Peternakan semenjak [[1979]]. Program ini menginduk langsung kepada rektor sambil menunggu memperoleh status sebagai fakultas. Status sebagai fakultas baru tercapai pada tahun [[1997]].
 
== Profesi dokterDokter hewan ==
=== Pendidikan ===
Kedokteran hewan merupakan suatu [[profesi]] yang resmi dan legal yang dipelajari melalui pendidikan di tingkat [[universitas]]. Pendidikan ini terbagi menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah pendidikan sarjana (S-1) yang biasanya ditempuh selama delapan semester. Setelah menyelesaikan tahap ini, seseorang akan mendapatkan gelar [[Sarjana Kedokteran Hewan|sarjana kedokteran hewan]] (S.K.H.). Tahap kedua adalah pendidikan profesi (koasisten) yang biasanya memerlukan waktu 1,5-2 tahun. Setelah menyelesaikan koas, seseorang baru akan mendapatkan gelar dokter hewan (drh).
 
Jumlah universitas yang memiliki [[fakultas]] atau program studi kedokteran hewan di [[Indonesia]] berjumlah 11 buah. Kesebelas universitas itu adalah:
Baris 103 ⟶ 107:
# [[Universitas Padjadjaran]] ([[Bandung]])
 
=== Profesi dokter hewan===
{{utama|Dokter hewan}}
Dokter hewan (disebut juga medik veteriner) adalah dokter yang menangani hewan dan penyakit-penyakitnya. Selain bertanggung jawab terhadap kesehatan hewan (keswan), dokter hewan juga berperan dalam [[kesehatan masyarakat veteriner]] (kesmavet) dan meningkatkan [[kesejahteraan hewan]] (kesrawan). Sebagaimana profesi dokter lainnya, sebelum dilantik menjadi dokter hewan, seseorang harus mengucapkan [[Sumpah Dokter Hewan|sumpah]] untuk berjanji akan mengabdikan diri pada profesi yang akan ditekuninya. Di Indonesia, organisasi profesi dokter hewan adalah [[Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia]] (PDHI).
 
Berbeda dengan [[dokter]] dan [[dokter gigi]] yang sebagian besar bekerja sebagai praktisi, sebagian dokter hewan memilih untuk berkarya dalam bidang lain selain membuka praktik klinik. Dokter hewan praktisi biasanya lebih memfokuskan diri pada satu kelompok hewan tertentu, seperti hewan kecil atau hewan besar. Kelompok hewan kecil merujuk kepada hewan kesayangan yang dipelihara sebagai hewan hobi, seperti [[anjing]], [[kucing]], dan [[kelinci]]. Sedangkan kelompok hewan besar meliputi ternak seperti [[sapi]], [[kambing]], [[kuda]], dan [[babi]].
 
Dokter hewan juga banyak bekerja sebagai konsultan ahli (misalnya konsultan [[unggas]] seperti [[ayam]] atau satwa liar seperti [[gajah]]) baik secara mandiri maupun pada perusahaan swasta. Sejumlah dokter hewan juga bekerja pada lembaga penelitian, konservasi hewan, pembibitan, produksi dan reproduksi hewan, serta [[Badan Karantina Pertanian|badan karantina.]]
 
Di Indonesia, organisasi profesi dokter hewan adalah [[Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia]] (PDHI). Semboyan dokter hewan Indonesia adalah "Manusya mriga satwa sewaka" yang artinya "Mengabdi untuk kesejahteraan manusia melalui dunia hewan".
 
== Lihat pula ==
* [[Dokter hewan]]
* [[Dokter hewan spesialis]]
* [[Sarjana Kedokteran Hewan]]
* [[Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia]]
* [[Otoritas veteriner]]
* [[Kesehatan masyarakat veteriner]]
* [[Zoonosis]]
 
== Pranala luar ==
{{Commons|Category:Veterinary Medicine}}
'''Situs web universitas'''
* [http://www.fkh.unsyiah.ac.id/ Fakultas Kedokteran Hewan Unsyiah]
* [http://fkh.ipb.ac.id/ Fakultas Kedokteran Hewan IPB]
* [https://fkh.ugm.ac.id/ Fakultas Kedokteran Hewan UGM]
* [http://fkh.unair.ac.id/new/ Fakultas Kedokteran Hewan Unair]
* [https://fkh.uwks.ac.id/ Fakultas Kedokteran Hewan UWKS]
* [https://fkh.unud.ac.id/ Fakultas Kedokteran Hewan Unud]
* [https://fkh.ub.ac.id/en/ Fakultas Kedokteran Hewan UB]
* [http://fkh-untb.id/ Fakultas Kedokteran Hewan UNTB]
* [https://fkh.undana.ac.id/ Fakultas Kedokteran Hewan Undana]
* [https://med.unhas.ac.id/kedokteranhewan/ Program Studi Kedokteran Hewan Unhas]
* [http://www.unpad.ac.id/fakultas/kedokteran/kedokteran-hewan/ Program Studi Kedokteran Hewan Unpad]
 
 
'''Situs web lainnya'''
* {{id}} [httphttps://vet-indopdhi.comor.id/ VetIndo - Situs KomunitasPerhimpunan Dokter Hewan Indonesia]
* {{id}} [https://halovet.id/ Halovet]
* {{id}} [http://civas.net/ CIVAS - ''Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies'']
* {{id}} [http://upikke.staff.ipb.ac.id/files/2012/12/SEJARAH-SINGKAT-PENDIDIKAN-KEDOKTERAN-HEWAN-DI-INDONESIA.pdf Sejarah kedokteran hewan di Indonesia]
* {{id}} [http://vet-indo.com/ VetIndo - Situs Komunitas Dokter Hewan Indonesia]
* {{en}} [http://vetelib.com VetElib - Forum eBook Kedokteran Hewan]
* {{en}} [http://www.jvetunud.com Veterinary Journal] - Veterinary Journal of Udayana University
* {{en}} [http://www.fkhunud.org Veteriner Faculty] - Veteriner Faculty of Udayana University
 
[[Kategori:Kedokteran hewan| ]]