Kota Salatiga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 76:
# Daerah topografi datar dengan persentase <u>+</u> 10%, yaitu Kelurahan Kalicacing, Kelurahan Noborejo, Kelurahan Kalibening, dan Kelurahan Blotongan.<ref name=":0" />
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het zwembad van Kali Taman te Salatiga Midden Java TMnr 60010897.jpg|jmpl|260x260px|Pemandian Kalitaman di Salatiga pada tahun 1928.|al=]]Jenis tanah di Salatiga sendiri dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu tanah latosallatosol cokelat dan tanah cokelat tua. Tanah latosallatosol cokelat sangat baik untuk tanaman padi, palawija, sayur-sayuran, dan buah-buahan dengan produktivitas sedang hingga tinggi, sedangkan tanah latosallatosol cokelat tua cocok untuk tanaman holtikultura seperti kopi, teh, padi, dan pisang yang banyak dijumpai di bagian utara Salatiga.
 
Faktor pendukung lain yang turut mempengaruhi kesuburan tanah di Salatiga adalah konsenterasi air. Salatiga memiliki tiga sumber mata air yang letaknya berdekatan, yaitu Kalitaman, Benoyo, dan Kalisumbo. Air dari ketiga sumber tersebut memiliki debit yang cukup besar untuk keperluan sehari-hari. Khusus untuk sumber mata air Kalitaman dipakai sebagai kolam renang sejak zaman ''gemeente'' dan sampai saat ini menjadi kolam renang bertaraf nasional di Jawa Tengah. Selain ketiga sumber mata air tersebut, masih ada beberapa sumber mata air lagi di Salatiga, yaitu Belik Kalioso, Senjoyo, dan Muncul, sehingga tidak aneh apabila beberapa nama di wilayah ini menggunakan kata-kata yang menunjukkan sumber mata air tersebut, yaitu Dukuh Kalitaman, Kalisumba, Kalioso, Kalibodri, Kalimangkal, dan Kalicacup.