Tungku tigo sajarangan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 2:
 
== Sejarah ==
Istilah [[kepemimpinan]] ''tungku tigo sajarangan'' diibaratkan dengan bejana diatas [[tungku]].<ref name="tungku">http://www.kabaranah.com/2016/01/makna-tungku-tigo-sajarangan.html</ref> Jika bejana dalam posisi seimbang diatas [[tungku]], bejana tidak akan jatuh ke api. Artinya [[pemerintah]] berjalan dengan posisi dan kedudukan masing-masing, maka masyarakat akan terhindar dari permasalahan. Pemecahan masalah di Minang sangat unik yaitu dengan musyawarah dan mufakat.<ref name="tungku" />
 
Seperti petatah petitih di bawah ini:
Baris 12:
#: Penghulu memiliki gelar ketika sudah menjabat
# Alim ulama
#: Orang biasa di dalam masyarakat yang mengetahui segala hal tentang ilmu [[agama]]. Mengajarkan pendidikan agama serta menyebarkan dakwah. Sesuai alqur’an dan hadist ajaran dari Rasulullah SAW. Mencontohkan perilaku yang baik menurut ajaran akidah. Tugas lainnya membantu dalam acara pernikahan. Saat ini alim ulama dikenal dengan sebutan ustad/kiyai.
# ''Cadiak pandai''
#: Memiliki jabatan setingkat dengan alim ulama dan penghulu Karena memiliki pengetahuan umum yang luas. Memberikan solusi dalam penyelesaian masalah di lingkungan masyarakat. Bertugas membuat aturan untuk mengatur, menciptakan kemanan dan ketentraman, untuk kehidupan yang lebih baik.Zaman sekarang kelompok pemuda dan orang pemikir disebut sebagai cerdik pandai.
 
== Referensi ==