Flu burung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RianHS (bicara | kontrib)
Menambahkan tabel dan gambar
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 32:
=== Patogenisitas ===
Berdasarkan kemampuannya menimbulkan penyakit, flu burung dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
* Flu burung dengan patogenisitas tinggi (bahasa Inggris: ''highly pathogenic avian influenza'' atau HPAI) yang menyebabkan tingkat kematian yang tinggi, dan
* Flu burung dengan patogenisitas rendah (bahasa Inggris: ''low pathogenic avian influenza'' atau LPAI) yang menyebabkan penyakit dengan tanda klinis yang ringan.
 
Baris 44:
Adapun virus LPAI merupakan semua virus influenza A subtipe H5 dan H7 yang tidak termasuk HPAI.
 
Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) mendefinisikan flu burung sebagai infeksi pada unggas yang disebabkan oleh virus influenza A dengan patogenisitas tinggi (HPAI) dan oleh subtipe H5 dan H7 dengan patogenisitas rendah (H5/H7 LPAI).
 
=== Nomenklatur dan klad ===
Baris 56:
 
=== Sifat alami dan perubahan antigen ===
Kelangsungan hidup virus di lingkungan dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya jumlah virus, [[Suhu|temperatur]], paparan [[sinar matahari]], keberadaan materi organik, [[pH]] dan [[Keasinan|salinitas]] (jika virus di air), serta [[Kelembaban relatif|kelembapan relatif]] (pada permukaan padat atau [[tinja]]).<ref name=CFSPHAI>{{Cite web|url=http://www.cfsph.iastate.edu/Factsheets/pdfs/highly_pathogenic_avian_influenza-citations.pdf|title=CFSPH Technical Disease Fact Sheets: Avian Influenza|last=Spickler|first=Anna|date=November 2015|website=The Center for Food Security and Public Health|publisher=Iowa State University|archive-url=|archive-date=|dead-url=no|access-date=15 Juni 2019}}</ref> Virus influenza A peka terhadap berbagai jenis [[disinfektan]], di antaranya [[natrium hipoklorit]], [[etanol]] 60-90%, [[Kation amonium kuarterner|senyawa amonium kuartener]], [[Alkanal|aldehid]], [[fenol]], [[asam]], dan [[iodin povidon]], juga bisa diinaktivasi dengan pemanasan 56-60 &nbsp;°C selama minimal 60 menit serta oleh [[radiasi]] ionisasi atau pH ekstrem (pH 1-3 atau pH 10-14).<ref name=CFSPHAI/>
 
Virus flu burung terus berubah dengan konstan. Ada dua cara mereka untuk berubah:<ref>{{Cite web|url=https://www.cdc.gov/flu/about/viruses/change.htm|title=How the flu virus can change: “Drift” and “Shift”|last=|first=|date=|website=Centers for Disease Control and Prevention|publisher=|archive-url=|archive-date=|dead-url=no|access-date=17 Juni 2019}}</ref>
Baris 89:
Pada bulan September-Oktober [[2003]], virus H5N1 diidentifikasi di Indonesia. Deklarasi [[Pemerintah Indonesia]] dilakukan pada tanggal 3 Februari [[2004]] melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 96/Kpts/PD.620/2/2004 yang menyatakan bahwa penyakit flu burung telah tersebar di sembilan [[Provinsi di Indonesia|provinsi]], yaitu [[Lampung]], [[Banten]], [[Jawa Barat]], [[Jawa Tengah]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta|DI Yogyakarta]], [[Jawa Timur]], [[Kalimantan Selatan]], [[Kalimantan Tengah]], dan [[Bali]]. <ref>{{cite book |last=Pemerintah Republik Indonesia|first= |date=3 Februari 2004|title=Keputusan Menteri Pertanian Nomor 96/Kpts/PD.620/2/2004 tentang Pernyataan Berjangkitnya Wabah Penyakit Hewan Menular Influensa pada Unggas (Avian Influenza) di Beberapa Propinsi di Wilayah Indonesia|url=http://perundangan.pertanian.go.id/admin/file/SK-96-04.pdf|location=Jakarta|publisher=Kementerian Pertanian Republik Indonesia|page= |isbn= |author-link= }}</ref>
 
Sekitar 3,5 tahun kemudian, tepatnya pada 10 Juli [[2007]], pemerintah menetapkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 393/Kpts/PD.620/7/2007 yang menyatakan bahwa flu burung telah mewabah di 31 provinsi.<ref>{{cite book |last=Pemerintah Republik Indonesia|first= |date=10 Juli 2007|title=Keputusan Menteri Pertanian Nomor 393/Kpts/PD.620/7/2007 tentang Pernyataan Berjangkitnya Wabah Penyakit Hewan Menular Influenza pada Unggas (Avian Influenza) di Wilayah Indonesia|url=http://perundangan.pertanian.go.id/admin/k_mentan/SK-393-07.pdf|location=Jakarta|publisher=Kementerian Pertanian Republik Indonesia|page= |isbn= |author-link= }}</ref> Pada masa itu, Indonesia masih terdiri dari 33 provinsi ([[Kalimantan Utara]] baru diresmikan pada tahun [[2012]]) sehingga provinsi yang masih belum dinyatakan tertular flu burung hanyalah [[Gorontalo]] dan [[Maluku Utara]]. Provinsi Gorontalo kemudian ikut tertular pada Maret 2011.<ref>{{cite news |last=Jordan|first=Ray|date=29 Desember 2011|title=Dari 33 Provinsi, Hanya Maluku Utara yang Bebas Flu Burung|url=https://news.okezone.com/read/2011/12/29/337/549096/dari-33-provinsi-hanya-maluku-utara-yang-bebas-flu-burung|work=Okezone|location= |access-date=25 Juni 2019}} </ref>
 
Flu burung akhirnya berhasil diberantas di beberapa daerah. Provinsi Maluku<ref>{{cite book |last=Pemerintah Republik Indonesia|first= |date=31 Mei 2016|title=Keputusan Menteri Pertanian Nomor 362/Kpts/PK.320/5/2016 tentang Provinsi Maluku Bebas dari Penyakit Avian Influenza pada Unggas|url=https://drive.google.com/file/d/0B7TRoPlvUOk_RTU1bERCZ2s1VGs/view|location=Jakarta|publisher=Kementerian Pertanian Republik Indonesia|page= |isbn= |author-link= }}</ref> dan Maluku Utara<ref>{{cite book |last=Pemerintah Republik Indonesia|first= |date=29 Januari 2016|title=Keputusan Menteri Pertanian Nomor 87/Kpts/PK.320/1/2016 tentang Provinsi Maluku Utara Bebas dari Penyakit Avian Influenza pada Unggas|url=https://drive.google.com/file/d/0B7TRoPlvUOk_UjBDSlRYcmVVUms/view|location=Jakarta|publisher=Kementerian Pertanian Republik Indonesia|page= |isbn= |author-link= }}</ref> mendapatkan status bebas dari flu burung pada unggas di tahun 2016 sedangkan Provinsi Papua<ref>{{cite book |last=Pemerintah Republik Indonesia|first= |date=26 September 2017|title=Keputusan Menteri Pertanian Nomor 600/Kpts/PK.320/9/2017 tentang Provinsi Papua Bebas dari Penyakit Avian Influenza pada Unggas|url=http://keswan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/01/SK-Mentan-Bebas-AI_Papua.pdf|location=Jakarta|publisher=Kementerian Pertanian Republik Indonesia|page= |isbn= |author-link= }}</ref> di tahun 2017.
Baris 199:
Penanganan medis maupun pemberian obat dilakukan oleh petugas medis yang berwenang. Obat-obatan yang biasa diberikan adalah penurun panas dan anti virus. Di antara antivirus yang dapat digunakan adalah jenis yang menghambat replikasi dari neuramidase (neuramidase inhibitor), antara lain [[Oseltamivir]] (Tamiflu) dan Zanamivir. Masing-masing dari antivirus tersebut memiliki efek samping dan perlu diberikan dalam waktu tertentu sehingga diperlukan opini dokter.
 
== Referensi ==
{{References}}
 
== Pranala Luar ==
* {{id}} [http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=1048&Itemid=2 Daftar rumah sakit rujukan untuk flu burung] di Indonesia
* {{id}} [http://www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=214 "Waspada flu burung"], dari Departemen Kesehatan RI