Nolloth, Saparua Timur, Maluku Tengah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hanamanteo (bicara | kontrib)
k tanpa rujukan
Baris 81:
Di negeri Nolloth ada soa yaitu:
# Soa
 
== Tokoh Terkenal ==
 
== Referensi ==
Baris 88 ⟶ 86:
 
{{Saparua Timur, Maluku Tengah}}
 
{{kelurahan-stub}}
 
 
 
== Budaya Dan Lingkungan ==
=== Ekspresi Budaya ===
Pada umumnya Ekspressi Budaya dan Seni yang dijumpai dalam masyarakat desa Nolloth tidak berbeda jauh dengan desa-desa yang lain seperti yang telah dicatat pada desa-desa lain yang ada di Kecamatan Saparua. Namun ada beberapa yang spesifik dan menonjol yang dapat dicatat pada seni tari dan menu makanan. Dalam seni tari di Nolloth terkenal beberapa tarian adat seperti tari Cakalele Bulu Ayam. Selain tarian-tarian adat tersebut dapat dicatat pula beberapa tarian modern kreasi barus seperti tari bialola.
 
Tari Cakalang,
Tari Pata Cengkih,
Tari Pukul Sagu.
 
Pakaian yang dipakai penari dan musik yang mengiringnya disesuaikan dengan latar belakang budaya yang diekspresikan oleh masing-masing tarian misalnya:
Tari Cakalele Bulu Ayam ditarikan oleh orang laki-laki. Pakaian yang dikenakan ialah baju cele dan calana makasarkat pinggang serta Topi Bulu Ayam yang putih bersih.
Alat yang dipakai sebagai pelengkap adalah Parang dan Salawaku ( Perisai )
dan musik yang mengiringinya adalah Tifa dan Suling.
 
Tari Bulu Ayam ditarikan oleh Wanita yang dipilih dari tiap-tiap Soa. Pakaian dan alat musik mirip pada Cakalele Bulu Ayam yang disesuaikan dengan penarinya yaitu kaum wanita. Tarian adat hanya boleh pada upacara-upacara adat seperti pada Upacara pelantikan Raja. Perbaikan Rumah Adat Baileu dan lainnya. Sedangkan Tarian modern auta kreasi baru ditarikan setiap dibutuhkannya, misalnya untuk menerima tamu di Desa. Makanan atau kue spesifik di Nolot ialah Kue Orabe dan Kue Baksona, bahan utamanya adalah tepung sagu.
 
=== Lingkungan Alam ===
Desa Nolloth juga mempunyai beberapa pantai yang indah untuk rekreasi laut antara lain Pantai Wailessi, Pantai Asal dan Pantai Wailaloni. Pantai yang berbatu kerikel dan pasir putih di pelabuhan Tuhaha sebelah utara ini mempunyai permandangan yang indah ke pulau Ceram dan sekitarnya. Pantai yang terjal dan air laut yang bersih ini penuh juga dengan terumbu karang dan taman-taman laut. Selanjutnya pegunungan dan bukit-bukit di belakang desa Nolot, penuh dengan kebun-kebun
 
Cengkih dan buah-buahan sebagai sumber mata pencarian penduduk, di samping usaha-usaha sebagai nelayan. Desa Nolloth terkenal pula dengan ketrampilan para nelayan menangkap ikan Cumi-cumi ( sontong ). Dalam seni Oleh Raga Bahari, Desa Nolot terkenal di pulau Saparua sebagai juara lomba dayung “PARAHU MANGGOROBE “ dengan perahu lomba khusus yang disebut “Belang”. Di desa Nolloth dapat dijumpai tipe-tipe perahu nelayan yang spesifik yang disebut Kole-Kole. Melihat pada potensi yang ada di Desa Nolloth dalam upaya menumbuh kembangkan serta memperkenalkan desa Nolloth, maka sebagian Pemuda Pelajar Mahasiswa Desa Nolloth yang berdomisili di Kotamadya Ambon telah berkerja sama dengan salah satu organisasi social yang ada di Desa Nolloth yaitu organisasi Garuda untuk sama-sama melaksanakan kegiatann “Lomba dayung Perahu Tradisional” untuk memperebutkan Garuda Cup. Dan kegiatan ini dileksanakan sejak tanggal 27 desember 1991.
 
Pada tanggal 28 desember 1992 lewat sambutan kepala Dinas Pariwisata Tingkat I Maluku maka kegiatan Lomba Dayung Perahu Tradisional tersebut dijadikan sebagai iven daerah, tapi karena Pemuda Pemudi Desa Nolloth yang tergabung dalam Organisasi Garuda karena tuntutan ekonomi maka mereka harus meninggalkan Desa Nolloth untuk mencari hidup dengan disiplin Ilmu yang mereka peroleh di bangku pendidkan, ada yang berangkat ke Jakarta, Bandung,Ternate, Batam, Sorong dan beberapa daerah lain sehingga tidak ada yang meneruskan kegitan tersebut sampai saat ini.
 
=== Upacara Adat ===
Upacara-upucara adat yang sampai sekarang masih dilaksanakan di Baileu adalah:
* Upacara penerimaan “kain Berkat”( Mas Kawin )
* Upacara pelantikan Raja, Kepala Soa dan Kewang
* Upacara Buka Sasi dan tutup Sasi
* Upacara Tutup Atap Baileu
 
Selain upacara-upacara tersebut di atas di baileu masih diadakan rapat dan musyawarah untuk memutuskan hal hal penting bagi kepentingan masyarakat desa.
Dewasa ini upacara adat sudah dikombinasikan dengan kebiasaan-kabiasaan baru seperti unsur-unsur agama Kristen ( doa ) dan pemerintahan yang terlibat misalnya pada upacara pelantikan raja sehabis upacara adat di Baileu, lalu diteruskan dengan upacara pengukuhan di gereja.
 
Mata rumah-mata rumah yang berperan dalam upacara “Tutup Atap Baileu” adalah Matarumah Sipasulta yang berhak meletakan atap “Astahul” pertama, sedangkan astahul kedua dan ketiga masing-masing Matarumah Tuwanakotta dan kemudian dikuti seluruh masyarakat desa. Matarumah Silahooy menutup atap bumbungan dan dibantu Matarumah Ninkeula. Matarumah Pemahu menikat tali bumbungan. Matarumah Letemia memukul tifa dan gong. Demikian juga halnya dengan mereka yang menjaga pintu masuk Baileu seperti:
 
* PINTU I: Matahari terbit dijaga oleh Uku Lima yang terdiri dari Matarumah-matarunah Huliselan, Malessy, Selanno, Matatula dan Pasalbessy.
* PINTU II: Matahari terbenam dijaga oleh Matarumah Luhulima dan Metekohy.
* PINTU III: Yaitu pintu tengah pada matahari terbit dijaga oleh Matarumah Raja Gunung yaitu LatuSopacua Latu( Sopacua ).
* PINTU IV: Yaitu pintu tengah matahari terbenam dijaga oleh Raja Pantai yaitu Latupukulu latu (pasalbessy).
* Pada upacara Adat penting selalu hadir masyarakat Pela dari negeri Haruku.
 
==== Gereja Protestan Maluku Nolloth ====
Peletakan Batu pertama pada tamanya pada tahun 1820 dan Gereja ini diresmikan permakaiannya pada tahun 1860 oleh Pendeta Belanda R.Bossert dan S.Y.Manuputty.
Gedung Gereja tidak mempunyai nama dan prasastinya hanya ditulis nama “BAIT ALLAH”. Penderian Gedung Gereja ini memakan waktu sekitar 40 tahun dan dibantu oleh Jemaat Pela dari Haruku/Sameth.
 
Menurut ceritra orang tua-tua dalam jemaat, pembangunan gedung Geredja ini menyita sebagian besar daya dan dana dari jemaat setempat. Beberapa keluarga yang tidak dapat menahan pengorbanan, terpaksa meninggalkan jemaatnya seperti keluarga Huliselan yang pergi ke desa Lateri dan Keluarga Ninkeula ke desa Hattu di pulau Ambon.
 
Gedung Gereja berbentuk empat persegi dengan ukuran 32,46 x 20,21 meter. Dinding bangunan-bangunan setebal kira-kira 1 meter dibuat dari batu kapur pengganti semen. Bangunan Gereja bagian dalam ditunjang dua deret tiang Lilin sebanyak 8 buah. Jumlah pintu dan jendela masing-masing:
 
* Jendela besar sebanyak 12 buah
* Jendela kecil sebanyak 13 buah
* Pintu depan dan pintu belakang
 
Loteng berbentuk kubah memanjang yang disebut juga berbentuk “Belakang Teteruga” (penyu). Sedangkan bentuk Mimbar seperti cawan. Beberapa benda dan peralatan Gereja masih utuh dan asli seperti:
 
* Bangku-bangku duduk jemaat
* Kas ( bangku ) duduk untuk Raja dan Keluarganya
* Kas ( bangku ) duduk penatua da syamas
* Alat-alat perjamuan kudus
* Enam buah Tanggu bertangkai panjang sekitar 3 meter
* Alkitab yang memakai kunci, terjemahan Leidekker
* Mimbar kecil dan Mimbar besar dan kursi di dalamnya
* Sebuah lemari dan sebuah Lonceng lama.
 
Gedung Gereja ditutup dengan atap dan 5 tahun sekali diganti dengan atap baru. Kunci Stori atau ruangan pertemuan Majelis Jemaat, adalah bangunan baru yang dikerjakan tahun 1964.
 
== Toko Terkenal ==
 
== Referensi ==
* {{id}} [http://nollothtitasomi.blogspot.com/search?updated-max=2012-01-10T06:41:00-08:00&max-results=7 Situs Utama Negeri Nolloth-Titasomi]
 
{{Saparua, Maluku Tengah}}
 
 
{{kelurahan-stub}}