Warungbambu, Karawang Timur, Karawang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
menambahkan kantor dinas
penambahan museum Karawang Bekasi
Tag: VisualEditor karakter berulang [ * ]
Baris 18:
Wilayah kelurahan Warungbambu meliputi:
 
<nowiki>*</nowiki>Dusun Warnajaya
Dusun Warnajaya, Dusun Krajan1,Dusun Krajan 2,Dusun Sukamulya,Dusun Sukamaju,Dusun Warnajaya, Perumahan Bumi Karawang Permai, Perumahan Gading Elok 2 Karawang dan Grand City
 
<nowiki>*</nowiki> Dusun Krajan1
 
<nowiki>*</nowiki>Dusun Krajan 2
 
<nowiki>*</nowiki>Dusun Sukamulya
 
<nowiki>*</nowiki>Dusun Sukamaju
 
<nowiki>*</nowiki>Dusun Warnajaya
 
<nowiki>*</nowiki> Perumahan Bumi Karawang Permai,
 
<nowiki>*</nowiki>Perumahan Gading Elok 2 Karawang
 
<nowiki>*</nowiki>Perumahan Grand City
 
Didalamnya wilayah Warungbambu ada beberapa Perusahan dan Kantor Dinas Pemerintahan Karawang yaitu:
Baris 24 ⟶ 40:
kantor Dinas Catatan Sipil Karawang,Lembaga Pemasyarakatan Narapidana Karawang dan Kantor Dinas Ketenagakerjaan
 
Disisi jalan raya Surokunto terdapat Museum Karawang Bekasi sebagai Tanda Perjuangan Masyarakat Karawang dan
{{Karawang Timur, Karawang}}
 
Bekasi didalam Kemerdekaan Republik Indonesia. Didalamnya ada tulisan Puisi dari Khairil Anwar:
 
'''Karawang - Bekasi'''
 
''Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi''
 
''tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi''
 
''Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,''
 
''terbayang kami maju dan mendegap hati ?''
 
''Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi''
 
''Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak''
 
''Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu''
 
''Kenang, kenanglah kami''
 
''Kami sudah coba apa yang kami bisa''
 
''Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa''
 
''Kami cuma tulang-tulang berserakan''
 
''Tapi adalah kepunyaanmu''
 
''Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan''
 
''Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan''
 
''atau tidak untuk apa-apa,''
 
''Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata''
 
''Kaulah sekarang yang berkata''
 
''Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi''
 
''Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak''
 
''Kenang, kenanglah kami''
 
''Teruskan, teruskan jiwa kami''
 
''Menjaga Bung Karno''
 
''menjaga Bung Hatta''
 
''menjaga Bung Sjahrir''
 
''Kami sekarang mayat''
 
''Berikan kami arti''
 
''Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian''
 
''Kenang, kenanglah kami''
 
''yang tinggal tulang-tulang diliputi debu''
 
''Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi ...................''
 
'''Pesan Moral dari Chairil Anwar kepada kita lewat puisinya, adalah :'''
 
# Semangat melanjutkan perjuangan meskipun tidak dalam bentuk perang ataupun harus mati, tetapi lebih kepada memajukan Negara dan tetap mengenang jasa-jasa Pahlawan yang telah tiada. Puisi Chairil Anwar ini merupakan satu cara untuk mengingatkan kita terhadap segala jasa dan perjuangan yang telah dilakukan oleh para pahlawan.
# Perjuangan para pahlawan belum selesai hingga Chairil Anwar mencoba mengetuk hati kaum muda untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan. Maka dari itu hargailah jasa para pahlawan.
# Puisi ini mengandung makna yang dalam, yang menggambarkan insan-insan yang rela mati muda demi perjuangan kemerdekaan yang meminta kesadaran serta simpati insan masa kini untuk tetap mengenang mereka dan melanjutkan perjuangan untuk membela tanah air.
 
Karya Chairil Anwar dengan judul “Karawang-Bekasi” ini betul-betul hidup dan sangat berkesan bagi siapa saja yang membacanya sehingga menimbulkan semangat untuk melanjutkan sebuah perjuangan yang selalu berkelanjutan. Maka tak salah kalau Chairil Anwar ini dijuluki “Penyair legendaris Indonesia dan Pelopor "Angkatan 45."  ( from blog greanfiction ){{Karawang Timur, Karawang}}
 
{{Kelurahan-stub}}