Turunnya Kristus ke neraka: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Perancis +Prancis) |
k Perubahan kosmetik tanda baca |
||
Baris 85:
''[[Katekismus Gereja Katolik]]'' (KGK) menyatakan bahwa "dengan ungkapan 'Ia turun ke Neraka', Syahadat Para Rasul mengakui bahwa Yesus sungguh-sungguh wafat, dan melalui wafat-Nya Ia menaklukkan maut serta iblis 'yang berkuasa atas maut' ({{Alkitab|Ibrani 2:14}}). Dalam jiwa insani-Nya yang bersatu dengan pribadi ilahi-Nya, Kristus yang telah wafat itu turun ke dunia orang mati. Ia membukakan pintu-pintu surga bagi orang benar yang telah wafat mendahului-Nya."<ref>''[http://www.vatican.va/archive/catechism/p122a5p1.htm Katekismus Gereja Katolik]'', hlmn. 636–637.</ref>
Kata "Neraka" berasal dari [[bahasa Sanskerta]], नरक
Konseptualisasi alam arwah sebagai suatu tempat, meskipun mungkin saja dan sudah lumrah dilakukan, bukanlah suatu hal yang wajib sifatnya (dokumen-dokumen Gereja, misalnya katekismus, menggunakan istilah "keadaan atau tempat"). Sejumlah pihak meyakini bahwa Kristus tidak turun ke tempat arwah orang-orang yang dilaknat, yang sekarang ini pada umumnya dipahami sebagai makna dari kata "neraka". Sebagai contoh, [[Thomas Aquinas|Tomas Aquinas]] mengajarkan bahwa Kristus tidak turun ke "neraka orang-orang yang tersesat" dalam esensi-Nya tetapi hanya melalui dampak dari wafat-Nya. Melalui wafat-Nya "Ia membuat mereka merasa malu akan ketidakpercayaan dan kefasikan mereka: tetapi bagi orang-orang yang terkurung di [[purgatorium]], Ia memberikan harapan untuk beroleh kemuliaan: sementara bagi para bapa leluhur suci yang terkurung di neraka semata-mata karena [[dosa asal]], Ia membawa terang kemuliaan abadi."<ref>[http://www.newadvent.org/summa/4052.htm Summa Theologica, III, 52, art. 2]</ref>
|