Kesultanan Berau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k ibukota → ibu kota
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 43:
Hubungan Berau dengan Kesultanan Banjar pada masa Sultan Suryanullah/Sultan [[Suriansyah]]/Pangeran Samudera (1520-1546) disebutkan dalam Hikayat Banjar, waktu itu '''Berau''' salah satu negeri yang turut mengirim pasukan membantu Pangeran Samudera/Sultan Suriansyah dan juga salah satu negeri yang mengirim upeti.<ref>Sudah itu maka orang [[Sebangau Kuala, Pulang Pisau|Sebangau]], orang [[Kabupaten Katingan|Mendawai]], orang [[Kabupaten Kotawaringin Timur|Sampit]], orang [[Kabupaten Seruyan|Pembuang]], orang [[Kerajaan Kotawaringin|Kota Waringin]], orang [[Kerajaan Tanjungpura|Sukadana]], orang [[Kabupaten Melawi|Lawai]], orang [[kerajaan Sambas|Sambas]] sekaliannya itu dipersalin sama disuruh kembali. Tiap-tiap musim barat sekaliannya negeri itu datang mahanjurkan upetinya, musim timur kembali itu. Dan orang [[Takisung, Tanah Laut|Takisung]], orang [[Kuala Tambangan, Takisung, Tanah Laut|Tambangan Laut]], orang [[Kintap, Tanah Laut|Kintap]], orang [[Asam Asam, Jorong, Tanah Laut|Asam-Asam]], orang [[Pulau Laut|Laut-Pulau]], orang [[Pamukan]], orang [[Kesultanan Pasir|Paser]], orang [[Kesultanan Kutai|Kutai]], orang [[Kesultanan Berau|Berau]], orang [[Suku Suluk|Karasikan]], sekaliannya itu dipersalin, sama disuruh kembali. Tiap-tiap musim timur datang sekaliannya negeri itu mahanjurkan upetinya, musim barat kembali. (Cuplikan Hikayat Banjar)</ref> Menurut Hikayat Banjar, pada pertengahan abad ke-17 Sultan Makassar (Gowa-Tallo) meminjam Pasir termasuk daerah ring terluar seperti Kutai, Berau dan [[Kepulauan Sulu|Karasikan]] sebagai tempat berdagang kepada Sultan Banjar IV Mustain Billah/Marhum Panembahan pada waktu Kiai Martasura diutus ke Makassar dan mengadakan perjanjian dengan I Mangadacinna Daeng Sitaba Karaeng Pattingalloang Sultan Mahmud yaitu Sultan [[Tallo, Makassar|Tallo]] yang menjabat [[mangkubumi]] bagi Sultan Malikussaid Raja Gowa tahun 1638-1654. Maka sejak itu Berau tidak lagi mengirim upeti kepada Kesultanan Banjar.<ref name="hikayat banjar"/>
[[Berkas:Jacob Mossel 1704-1761.jpg|ka|jmpl|Jacob Mossel, Gubernur Jenderal VOC tahun 1750-1761]]
Pada masa pemerintahan [[Daftar Penguasa Hindia Belanda|Gubernur Jenderal VOC]] [[Jacob Mossel]] (1750-1761) dibuat perjanjian antara Sultan Sepuh/[[Tamjidullah I]] (1734-1759) dari Banjar dengan Kompeni Belanda ditandatangani pada [[20 Oktober]] [[1756]]. Dalam perjanjian tersebut Kompeni Belanda akan membantu Sultan Tamjidullah I untuk menaklukkan kembali daerah [[Kesultanan Banjar]] yang telah memisahkan diri termasuk di antaranya '''Berau''', negeri-negeri tersebut yaitu Berau, Kutai, Pasir, Sanggau, Sintang dan [[Kabupaten Melawi|Lawai]] serta daerah taklukannya masing-masing. Kalau berhasil maka Seri Sultan akan mengangkat Penghulu-Penghulu di daerah tersebut dan selanjutnya Seri Sultan memerintahkan kepada Penghulu-Penghulu tersebut untuk menyerahkan hasil dari daerah tersebut setiap tahun kepada Kompeni Belanda dengan perincian sebagai berikut :
# [[Kesultanan Berau|Berau]], 20 pikul sarang burung dan 20 pikul lilin.
# [[Kesultanan Kutai|Kutai]], 20 pikul sarang burung dan 40 pikul lilin.