Hijrah ke Abisinia: Perbedaan antara revisi

Menurut berbagai riwayat tradisional, sejak Nabi Muhammad melancarkan dakwah terbuka di Mekah dan mendapatkan pengikut yang cukup signifikan, beberapa pemeluk muslim saat itu, khususnya yang bukan berasal dari klan Quraisy, menghadapi tekanan dan penganiayaan, yang membuat Nabi Muhammad menyarankan supaya mereka mencari perlindungan di Abisinia. Sebagaimana dikisahkan dalam Sirah [[Ibnu Ishaq]]:<ref name="sira146" /><ref name="Watt110-111">{{cite book|title=Muhammad at Mecca|author=W. Montgomery Watt|publisher=Oxford University Press|year=1980|pages=110–111}}</ref><blockquote>Ketika Rasulullah saw melihat penderitaan para sahabat, [...] dia berkata kepada mereka: "Jika kamu pergi ke Abisinia (akan lebih baik bagimu) karena penguasa di sana tidak akan mentolerir ketidakadilan dan itu adalah negeri yang bersahabat, hingga waktunya Allah membebaskan kalian dari kesulitan yang kalian hadapi sekarang." Setelah itu (sebagian) para sahabat pergi ke Abisinia karena takut akan menjadi murtad (akibat penindasan yang dihadapi) dan berpaling dari Tuhan serta mengikuti agama mereka. Ini adalah hijrah pertama dalam Islam.</blockquote>

Peristiwa hijrah ke Abisinia ini terjadi dalam beberapa gelombang. Menurut [[IbnIbnu Ishaq]], gelombang pertama terdiditerdiri atas 11 laki-laki dan 4 perempuan:<ref name="sira146">{{cite book|last= [[IbnIbnu IshāqIshaq]]|title=Sīratu Rasūlillāh (tr. [[Alfred Guillaume]])|year=2004|page=146|publisher=Oxford University Press|first=|isbn=|location=}}</ref>