Silungkang, Sawahlunto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 23:
Tetapi ada pula yang memperkirakan bahwa nama Silungkang itu berasal dari Sawah Lungkang. Tampaknya perkiraan ini agak jauh dari kemungkinan. Sebab di sekitar mengalirnya air lurah Lungkang sampai bertemu dengan Batang Lasi tak ada tanda-tanda bahwa pada masa lalu tempat itu adalah persawahan. Yang terkenal (dekat pertemuan lurah Lungkang dengan Batang Lasi) ialah Polak Pisang (Ladang Pisang). Sedang di mudieknya ialah Polak Kopi. Tak kelihatan bekas-bekasnya bahwa Polak Piang dan Polak Kopi itu dulunya sawah.
 
Lain pula halnya dengan buku Mambangkik Tareh Tarandam. Nama Lungkang itu dikaitkannya dengan legenda Adu Kerbau<sup>1</sup>. “Lungkang” itulah nasihat yang diberikan pemimpin-pemimpin (3 bersaudara : Nan Tuo, Nan Tongah dan Nan Ketek) Talang Tului Batu Badegui, tatkala utusan Kerajaan Bukit Batu Patah datang mencari ikhtiar guna melawan Kerbau besar dari orang Jawa.
 
Tatkala utusan Kerajaan Bukit Batu Patah menanyakan apakah yang dimaksud Lungkang, oleh Nan Tuo dikatakan yang dimaksud dengan Lungkang ialah “Lawan yang besar ialah yang kecil, lawan yang panjang ialah yang singkat, lawan jantan ialah betina”.
 
Keterangan Nan Tuo itu diperkuat oleh Nan Tongah dengan kata-kata : “Itu sebenarnya. Sebab di alam ini terjadi segala dua. Cobalah berguru ke alam Lungkang”. Kemudian Nan Ketek memperkuat pula keterangan Nan Tuo dan Nan Tongah.
 
Utusan pun kembali ke Bukit Batu Patah, setelah ada kepastian dari pemimpin-pemimpin Talang Tului Batu Badegui itu bahwa nasihatnya dapat dipertanggung jawabkan. Tampaknya nasihat “Lungkang” itu dapat diterima Bukit Batu Patah. Dan kemudian terjadilah pertarungan kerbau besar dari Jawa dengan anak kerbau yang pakai taji dan pertarungan ini dimenangkan Anak Kerbau.
Baris 47:
Lepas dari persoalan dari mana asal nama Silungkang, maka kini Silungkang termasuk dalam Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung (tahun 1988). Di sebelah Barat berbatas dengan nagari Kubang dan Lunto. Di sebelah Timur berbatas dengan nagari Batu Manjulur dan Tarung-Tarung. Di sebelah Utara berbatas dengan nagari Pianggu dan di sebelah Selatan berbatas dengan nagari Padang Sibusuk.
 
Menurut sensus terakhir (sumber tulisan ini dibuat tahun 1988) penduduk Silungkang yang menetap di kampungnya berjumlah 8400 orang. Sedang yang tinggal di perantuan kurang lebih 10.000 orang. Secara administratif Negari Silungkang dibagi dalam 7 Jorong : Silungkang Khusus (4300 orang); Muaro Kalaban (3360 orang); Taratak Boncah (440 orang); Bukit Kociek atau Talang Tulus (210 orang); Sungai Cocang (150 orang); Rumbio (120 orang); Bukit Kuning (110) orang.
 
Pada awal diberlakukannya PP No. 5 tahun 1979 di Silungkang, Silungkang dipecah menjadi 7 desa yang terdiri dari Desa Silungkang Khusus, Sungai Cocang, Rumbio, Talang Tuluih, Bukit Kuning, Tak Boncah, serta Muaro Kalaban. Ketujuh desa ini tergabung dalam Kecamatan Sawahlunto.
Baris 57:
== Suku di Nagari Silungkang ==
Suku di Silungkang ada lima
# Suku Supanjang : Panghulu nya Datuk Bosa
# Suku Payobadar : Panghulu nya Datuk Mangguang Jumpo
# Suku Dalimo : Panghulu nya Datuk Penghulu Sati
# Suku Melayu : Panghulu nya Datuk Rajo Nan Godang
# Suku Patopang : Panghulu nya Datuk Rangkayo Nan Godang
 
== Kampung di Silungkang ==
Baris 103:
 
Nagari Silungkang membentang sepanjang sembilan kilometer.<br />
Letak Daerah : Di antara gugusan Bukit Barisan pada sebuah cekungan yang sempit<br />
Batas Daerah :
# Utara: Kubang
# Selatan: Taratak Boncah
# Timur: Kubang Sirakuak, Padang Sibusuak, Kota Sawahlunto
# Barat: Pianggu
Luas Daerah : 2.478 ha <br />
Ketinggian : 153 mdpl <br />
Temperatur : 22 - 33&nbsp;°C <br />
Sungai sungai : Batang Lasi, di Kecamatan Silungkang
 
== Komunitas ==