Sang Pemimpi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 19:
Andrea mengenali Arai yang hidup yatim piatu dan harus hidup sebatang kara ("Simpai Keramat"). Karena, ayahnya, satu-satunya anggota keluarganya, meninggal dunia. Sedangkan, Andrea dan Arai mengenali Jimbron di Masjid Al-Hikmah. Jimbron diasuh oleh Pendeta Geovanny, keluarga dekat Jimbron yang berbeda agama, karena Jimbron juga anak yatim piatu, sama seperti Arai. Gaya berbicara Jimbron agak sedikit gagap, dan Jimbron terobsesi pada kuda, karena gemar menonton serial televisi ''"[[The Lone Ranger]]"''. Dari serial televisi tersebut, Jimbron mengagung-agungkan kuda sebagai hewan yang memenangkan [[perang Badar]].
 
Masjid Al-Hikmah memiliki struktur organisasi yang terdiri dari Haji Satar, Haji Marhaban Hamim bin Muktamar Aminudin (Taikong Hamim), dan Haji Hazani. Haji Satar adalah pembuat peraturan, Taikong Hamim adalah pelaksana peraturan, dan Haji Hazani adalah pengawas peraturan. Namun, sebagai pelaksana peraturan, Taikong Hamim juga memiliki watak yang sama tegasnya dengan Pak Mustar, wakil kepala sekolah SMA Negeri Bukan Main. Dan, jika sampai tamat SD belum hafal Juz Amma, maka akan dimasukkan ke dalam beduk yang dipukul sekeras-kerasnya, sehingga ketika keluar akan berjalan zig-zag seperti "ayam keracunan kepiting batu". (Bab 5 : "Tuhan Tahu, Tapi Menunggu", hal. 59)
 
Ikal dan Arai sering dihukum Taikong Hamim. Karena, mereka mengaji dengan nafas yang lemah sehingga tidak terdengar ''tajwid''-nya. Namun, ketika Taikong Hamim menjadi imam shalat, ketika Taikong sampai pada ayat terakhir Surah al-Fathihah ''"waladh dhaaliin"'', Arai membalasnya dengan mengucapkan ''"amin"'' dengan suara yang panjang. Hal tersebut terjadi kembali ketika Arai menimba ilmu di Eropa, shalat di salah satu masjid di Austria dengan imam Oruzgan Mourad Karzani. (Edensor. Bab 38 : "Enam Belas Tahun Tuhan Menunggu", hal 243)
 
Drs. Julian Ichsan Balia adalah kepala SMA Negeri Bukan Main. Beliau adalah tokoh yang kharismatik. Digambarkan dalam bab 1 ''"What A Wonderful World"'' di halaman 9, dalam percakapannya dengan Pak Mustar, Pak Balia memang masih belia, tetapi beliau adalah "pengibar panji" ''Akhlaqul Karimah'' dan integritasnya tak tercela. Jika wakil rakyat zaman sekarang berwatak seperti Pak Balia, maka republik ini tidak akan berkenalan dengan istilah studi banding. Pak Balia menetapkan Nilai Ebtanas Murni (NEM) untuk diterima di SMA Negeri Bukan Main, minimal 42. Namun, seorang ''tauke'' yang anaknya memiliki NEM 28 dan sampai tamat SMP tidak tahu ibu kota provinsi Sumatra Selatan, mulai menguji kredibilitas Pak Balia. (Bab 1 : ''"What A Wonderful World"'', hal. 7)
 
{{cquote|
Baris 31:
}}
 
Mustar M. Dja'idin, B.A. adalah pendiri SMA Negeri Bukan Main, Manggar, yang mana beliau adalah wakil kepala sekolah tersebut. Namun, Pak Mustar berubah menjadi tempramental justru karena anak laki-laki semata wayangnya tidak diterima di SMA yang ia dirikan sendiri tersebut. Nilai Ebtanas Murni (NEM)-nya ternyata 41,75. Sedangkan, Pak Balia menetapkan NEM minimal 42. Rupanya, Pak Balia "mencium bau" konspirasi antara Pak Mustar dengan anak tunggalnya. (Bab 1 : ''"What A Wonderful World"'', hal. 8-9)
 
{{cquote|
Baris 39:
}}
 
Pak Mustar dikenal tegas. Tidak ada yang berani macam-macam dengannya. Salah satu ketegasan Pak Mustar adalah setelah berbicara di hadapan para orang tua murid dengan Pak Balia, ia "menumpahkan kekesalan"-nya pada siswa yang diterima. (Bab 1 : ''"What A Wonderful World"'', hal. 10)
 
{{cquote|
Baris 51:
Lam Nyet Pho adalah ketua preman pasar ikan, keturunan prajurit Hupo, semacam ''capo''. Nyonya Pho memiliki 16 perahu motor dan memiliki ratusan anak buah yang tidak pernah melepaskan badik dari pinggangnya. Ketika Ikal dan Arai dikejar-kejar karena mengejek Pak Mustar ketika upacara bendera, Ikal dan Arai bersembunyi di balik peti es bau busuk milik Nyonya Pho.
 
Nyonya Pho juga memiliki gedung bioskop yang mana anak-anak sekolah dilarang masuk, karena bioskop itu memuat film-film yang mengandung maksiat seperti "[[Beranak Dalam Kubur]]". Oleh karena itu, Pak Mustar melarang keras murid-murid SMA Negeri Bukan Main untuk mendekati apalagi masuk ke dalam bioskop tersebut. Padahal, kontrakan Ikal dan Arai berdekatan dengan bioskop "terlarang" tersebut. (Bab 9 : "Bioskop", hal. 96)
 
{{cquote|
Baris 59:
}}
 
Semasa SMA, banyak kenakalan yang dilakukan oleh Arai dan Ikal. Mereka pernah mengejek Pak Mustar ketika upacara bendera, sehingga Pak Mustar marah dan mengejar mereka hingga mereka bersembunyi di balik peti es bau busuk milik Nyonya Pho. Mereka juga pernah menyusup ke bioskop yang juga dimiliki oleh Nyonya Pho, yang tidak mengizinkan anak sekolah masuk untuk menonton film dewasa. Pak Mustar mengetahui hal tersebut sehingga Arai, Jimbron, dan Ikal diberi hukuman keesokan harinya. (Bab 10 : ''"Action!!"'', hal. 118-119)
 
{{cquote|
Baris 71:
= Tokoh-tokoh =
== Tokoh Utama ==
# '''Ikal''' : Andrea Hirata sendiri, tokoh utama dalam cerita
# '''Arai''' : anak yatim piatu, disebut sebagai "Simpai Keramat" karena ayahnya, satu-satunya anggota keluarganya, meninggal dunia. Arai diangkat sebagai sepupu Ikal.
# '''Jimbron''' : anak yatim piatu. Ia diasuh oleh Pendeta Geovanny, anggota keluarganya yang berbeda agama. Meskipun demikian, Pendeta Geovanny menginginkan Jimbron taat menjalankan Islam.
 
== Tokoh Lain ==
# '''Seman Said Harun''' : ayah Ikal, pekerja PN Timah, kuli yang menyekop xenotim di wasrai (instalasi pencucian timah)
# '''Pendeta Geovanny''' : paman Jimbron setelah menjadi yatim piatu. Meskipun ia berbeda agama namun ia menginginkan Jimbron taat menjalankan Islam
# '''Mustar M. Djai'din. BA.''' : pendiri dan wakil kepala SMA Negeri Bukan Main. Sejak anak semata wayangnya tidak diterima karena NEM-nya kurang, ia berubah menjadi tempramental. Sehingga, wataknya tegas dan sering menghukum murid-murid karena melakukan kesalahan.
# '''Drs. Julian Ichsan Balia''' : Kepala SMA Negeri Bukan Main, seorang bumiputera, amtenar pintar lulusan IKIP Bandung
# '''Zakiah Nurmala''', putri dari Berahim Matarum : gadis pujaan Arai, ''"karatan"'' di kursi nomor satu sejak kelas satu (Bab 15 : "Ekstrapolasi Kurva yang Menanjak", hal. 209)
# '''Laksmi''' : gadis pujaan Jimbron, ia menjadi yatim piatu dan bekerja di pabrik cincau
# '''Lam Nyet Pho''' : ketua preman pasar ikan, keturunan prajurit Hupo, semacam ''capo''. Ia memiliki 16 perahu motor dan dikawal oleh ratusan anak buah yang tidak pernah melepaskan badik dari pinggangnya
# '''Haji Marhaban Hamim bin Muktamar Aminudin''' : guru mengaji. Dalam struktur organisasi Masjid Al-Hikmah, ia merupakan pelaksana peraturan, di antara Haji Satar selaku pembuat peraturan dan Haji Hazani selaku pengawas peraturan. Taikong Hamim memiliki watak yang sama tegasnya seperti Pak Mustar di SMA Negeri Bukan Main, dan juga sering menghukum. Terutama, jika sampai tamat SD belum hafal Juz Amma, maka akan dimasukkan ke dalam beduk yang dipukul keras-keras.
# '''Bang Zaitun''' : seniman musik pemimpin sebuah kelompok orkes Melayu. Memiliki banyak pacar dan empat kali menikah. Bang Zaitun mengajari Arai cara menaklukkan wanita
# '''Mak Cik Maryamah''' : wanita paruh baya, tetapi hidupnya agak lebih miskin dibanding keluarga Ikal
# '''Nurmi''' : putri dari Mak Cik Maryamah, seorang pemain biola
# '''A Kiun''' : pekerja loket karcis bioskop
# '''Pak Cik Basman''' : tukang sobek karcis bioskop
# '''A Siong''' : pemilik toko kelontong, tempat Ikal dan Arai berselisih tentang penggunaan uang tabungan
# '''Deborah Wong''' : Istri A Siong, perempuan asal Hongkong yang tambun dan berkulit putih
# '''Mei Mei''' : putri dari A Siong dan Deborah Wong
# '''Bang Rokib''' : ''kernet'' bis kota yang mengantar Ikal dan Arai ke [[Ciputat]], Ikal dan Arai sedang merantau ke Jawa
 
= Film ''Sang Pemimpi'' =