Samsam, Kerambitan, Tabanan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Pranala Luar +Pranala luar)
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 34:
 
== Sejarah Kepala Desa ==
Adapun Bendesa yang pernah memimpin Desa Samsam adalah sebagai berikut :
* I Dewa Nyoman Perte menjabat sampai tahun 1925.
* I Dewa Made Tama menjabat dari tahun 1925 sampai dengan tahun 1935
Baris 41:
* I Dewa Md.Pegeg menjabat dari tahun 1975 sampai dengan tahun 1983.
 
Dimasa pemerintahan I Dewa Made Pegeg kantor Bendesa Samsam dipindahkan ke Banjar Penyalin. Pada tahun 1983, Kebendesaan Samsam diganti statusnya menjadi Kelurahan yang dikepalai oleh seorang Lurah. Adapun yang pernah menjabat sebagai Lurah adalah sebagai berikut :
* I Dewa Ny.Setanu menjabat dari tahun 1983 sampai dengan th.1990.
* I Gede Jagrem menjabat dari tahun 1990 sampai dengan 1994.
* I Wayan Suprabawa menjabat dari tahun 1994 sampai 2001.
 
Di masa pemerintahan I Wayan Suprabawa status Kelurahan dirubah menjadi Desa pada tanggal 7 Agustus 2001 Perda No.20 Tahun 2001. Dan I Wayan Suprabawa masih tetap dipercaya sebagai Pejabat Sementara Kepala Desa Samsam, sampai terpilih Kepala Desa Samsam yang difinitip. Pada tanggal 4 Agustus 2002 diadakan Pemilihan Kepala Desa Samsam Secara langsung dan terpilihlah : Drs. I Dewa Made Satria Wedana dengan masa Jabatan 2002-2007.
 
Pada tanggal 16 September 2007, kembali diadakan Pemilihan Kepala Desa Samsam karena masa Jabatan Kepala Desa/''Perbekel'' telah habis dan terpilihlah I DEWA KETUT ARI WIBAWA yang berasal dari Banjar Dinas Samsam I dan berdasarkan Keputusan Badan Perwakilan Desa Samsam SK.Nomor 477 Tahun 2007, tentang Penetapan Calon Kepala Desa Terpilih dalam Pemilihan Kepala Desa Samsam, Kecamatan Kerambitan , Kabupaten Tabanan dan Ditetapkan dengan Keputusan Bupati Tabanan Nomor 447 Tahun 2007 Tertanggal 10 Oktober 2007. Dan Dilantik oleh Bapak Bupati Tabanan yang bertempat di Kantor Bupati Tabanan pada hari Kamis, 22 Nopember 2007.
 
== Pembagian Dusun/Banjar ==
Tanggal 7 Agustus 2001 Perda No.20 Tahun 2001, Desa Samsam terbagi menjadi 6 Banjar Dinas yaitu :
# Banjar Dinas Lumajang
# Banjar Dinas Penyalin
Baris 59:
# Banjar Dinas Kutuh Kaja
 
Desa Samsam juga didukung oleh 5 (lima) Desa Adat/Desa Pekraman yaitu :
# Desa Adat Lumajang
# Desa Adat Samsam
Baris 80:
Sementara itu dikisahkan ''panjak–panjak'' (rakyat) Raja dari Wongaya yang dipimpin oleh I Gede Jagra hendak menghadap Raja Tabanan, tersesat di sebuah hutan Kutuh ( Kapuk ) disebelah barat Tabanan, setelah lama beristirahat disana sambil mengingat ngingat jalan yang menuju Tabanan. Akhirnya jalan yang menuju Kerajaan Tabanan itu ditemukan. Akan tetapi setelah tugas mereka selesai, mereka tidak kembali lagi ke Wongaya namun mereka tertarik untuk menetap di hutan Kutuh ( Kapuk ) yang sangat subur sekali.
 
Merekapun mendirikan pondok–pondok dibawah naungan pohon kutuh, lama kelamaan pondok- pondok tersebut berkembang menjadi suatu Banjar Kutuh. Segala kebutuhan masyarakat dibangun antara lain : rumah, sawah, kebun serta tempat persembahyangan sehingga Banjar Kutuh semakin lama semakin maju. Suatu ketika Banjar Kutuh ditimpas malapetaka, berjuta–juta semut menyerang penduduk, rumah–rumah mereka diserbu, banyak ternak menjadi korban. Segala usaha telah dijalankan akhirnya semua sia–sia.
 
Akhirnya mereka memutuskan untuk pindah ke sebelah barat agak keselatan (sebelah barat daya ). Oleh karena Banjar Kutuh dipisahkan oleh bengang ( tanah kosong tiada pondokan ) maka disebutlah Banjar Kutuh Kaja dibagian utara dan Banjar Kutuh Kelod di bagian selatan. Di sebelah barat Samsam, terdapat beberapa pondokan yang dihuni tiga keluarga yaitu : Keluarga I Dewa Sembung, Keluarga I Dewa Negara dan Keluarga I Dewa Bakungan.
 
Tempat pondokan ini mereka sebut Pelem Bajang, karena mereka ini berasal dari Pelem sebuah Banjaran yang terletak di Barat Laut pondokan ini. Disebut Pelem Bajang lama kelamaan terkenal dengan nama Lumajang. Pada jaman penjajahan Belanda Banjar–banjar ini yaitu : Banjar Samsam, Penyalin, Kutuh Kelod, Kutuh Kaja dan Lumajang dibentuk menjadi satu Desa yang dikepalai oleh seorang Bendesa yang berkedudukan di Samsam.
 
== Keadaan Umum Desa Samsam ==
Baris 90:
a.Jalan: 9.00 Km
b.Sawah dan Ladang: 319,47 Ha
c.Bangunan Umum : 1.30 Ha
d.Pemukiman / Perumahan : 35.00 Ha
e.Jalur Hijau: -
f.Pekuburan: 2,50 Ha
Baris 97:
 
jumlah Penduduk 3120 jiwa. Laki-laki: 1510 Jiwa Perempuan: 1610 Jiwa Jumlah KK: 857 Kepala Keluarga
Adapun Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian adalah sebagai berikut :
- Pegawai Negeri Sipil: 400 orang
- ABRI: 20 orang
Baris 110:
- Jasa: 10 orang
 
Orbitasi Desa yakni dari Pusat Pemerintahan Desa dapat diketahui sebagai berikut :
- Kantor Kecamatan: 3 Km.
- Kota Kabupaten: 3 Km.
- Kota Administratif: 25 Km.
- Kota Propinsi : 25 Km.
 
Saat ini berdasarkan Laporan Kelian Banjar Dinas penduduk Desa Samsam berjumlah 3.100 orang atau terdiri dari 855 KK.Saat ini fasilitas yang ada di Desa Samsam antara lain : 1 buah Poskesdes yang didirikan pada tahun 2008, yang di tangani oleh tenaga kebidanan 2 orang, 2 buah Sekolah Dasar, 2 Sekolah Taman Kanak-kanak yang ada dibawah Yayasan Cahaya Ibu yang dimiliki oleh Desa Samsam.Untuk tenaga kesehatan di Desa Samsam terdapat beberapa tenaga medis antara lain :
 
Kondisi Geografis :
Dari segi geografis, desa Samsam merupakan daerah pertanian dengan petani padi sebagai mayoritas. Selain itu, daerah ini juga menghasilkan tanaman kebun lainnya seperti kelapa, Kakao dan lain-lain. Selain itu saat ini di masyarakat juga telah terbentuk kelompok-kelompok tani yang pada akhirnya akan bisa meningkatkan pendapatan masyarakat seperti kelompok tani ternak yang telah tergabung dalam Gapoktan yaitu Gapoktan Wija Sari Samsam, yang merupakan Gabungan Kelompok Tani yang ada di Desa Samsam. Gapoktan tidak hanya mewadahi kelompok tani saja, namun dibolehkan anggotanya dari kelompok usaha.
 
Kondisi Demografi :
Dari segi kependudukan jenis pekerjaan masyarakat masih didominasi dari sebagai petani karena masih luasnya lahan pertanian yang ada di wilayah Desa Samsam dan juga sebagian besar generasi mudannya bekerja sebagai karyawan swsta. Pada saat ini telah menunjukan perubahan propesi atau pekerjaan di masa yang akan datang. Karena kurangnya minat generasi muda untuk meneruskan kegiatan untuk bertani karena hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
 
Relegi, Budaya dan Kesenian :
Dari faktor Relegi sebagian besar masyarakat desa Samsam menganut agama Hindu. Namun dengan kondisi sekarang, terdapat beberapa persen saja penduduk yang beragama Islam, Kristen dan Budha. Hal ini dikarenakan adanya penduduk pendatang yang mendiami desa Samsam karena adanya pengembangan perumahan di wilayah Banjar Dinas Kutuh Kelod dan Banjar Dinas Penyalin. Di desa Samsam tidak ada wilayah yang khas seperti di wilayah desa lainnya.
 
Dari segi kesenian ada beberapa tempat di desa Samsam. Yang hampir merata dimiliki di tiap-tiap Desa Pekraman adat adalah adanya Sekaa Gong. Dan ada juga Sanggar Tari maupun Tabuh yaitu Sanggar Tabuh Werdi Sangghita .
 
Potensi Wisata :
Secara khusus Desa Samsam tidak memiliki tempat wisata, namun ada juga beberapa wisatawan asing yang berkeliling mengunjungi alam pedesaan di Samsam.
-->