Ponsel cerdas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k orangtua → orang tua
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 59:
Smartphone OLED yang dapat dilipat telah dikembangkan selama bertahun-tahun, namun gagal terwujud karena tingkat kegagalan yang relatif tinggi saat memproduksi layar ini. Membuat baterai yang bisa dilipat adalah rintangan lain.
 
Salah satu ciri utama smartphone adalah layarnya. Layar mengisi beberapa permukaan depan perangkat (sekitar 70%), namun, dengan smartphone terbaru seperti Galaxy S8 dan iPhone X, sebagian besar ruang yang tersedia di bagian depan didedikasikan untuk tampilan dengan gaya yang disebut "edge." Banyak display memiliki rasio aspek 16 : 9, ada pula rasio 4 : 3 atau lainnya. Mereka diukur dalam inci diagonal, mulai dari 2,45 inci. Layar dengan layar lebih besar dari 5,2 inci sering disebut "phablets." Smartphone dengan layar di atas 4,5 inci biasanya sulit digunakan hanya dengan satu tangan, karena kebanyakan ibu jari tidak dapat menjangkau keseluruhan permukaan layar; mereka mungkin perlu digeser di tangan, dipegang di satu tangan dan dimanipulasi oleh yang lain, atau digunakan di tempat dengan kedua tangan. Tampilan kristal adalah yang paling umum; Yang lainnya adalah display IPS, LED, OLED, AMOLED dan E Ink. Pada tahun 2010, layar Braille, yang dapat digunakan oleh orang-orang tuna netra sedang dikembangkan. Diharapkan layar Braille akan menggunakan beberapa jenis teknologi mikrofluida. Selain itu, beberapa display terintegrasi dengan digitizers yang sensitif terhadap tekanan, seperti yang dikembangkan oleh Wacom dan Samsung. Model Wacom memungkinkan pengguna untuk memiliki ketepatan yang lebih tinggi saat menggambar. Dimulai dengan iPhone 6S, Apple merilis kepekaan tekanan untuk ponsel mereka dengan nama 3D Touch. Sentuhan 3D Apple secara unik menggunakan digitizer dengan memberi pengguna ketersediaan untuk menampilkan menu dan opsi tambahan dengan memberi tekanan pada ikon tertentu.
 
== Sistem operasi ==
Baris 84:
Harga dari ponsel cerdas kelas atas ini bisa berkisar antara 4 juta hingga 10 juta rupiah. Harga ponsel cerdas yang memang cukup mahal ini biasanya memang memiliki fitur-fitur unggulan selain itu juga lebih terkesan bergengsi.
 
Bahkan smartphone-smartphone iPhone 6S , iPhone 6S Plus , Google Nexus 5x , Google Nexus 6P , HTC One M9 , Motorola Moto X Force , LG G4 , OnePlus 2 , Samsung Galaxy S6 Edge+ , dan Sony Xperia Z5 , mampu merekam video pada resolusi 4K.
 
Ponsel cerdas kelas menengah biasanya menyasar target pasar yang menginginkan ponsel cerdas canggih namun dengan harga dan spesifikasi yang lebih rendah. Level ini cukup banyak peminatnya, khususnya di Indonesia. Para pemainnya juga semakin banyak, karena produsen lokal ikut bermain di segmen ini. Sebut saja [[Samsung]], [[Acer]], [[LG]], [[Nokia]], [[Polytron]], [[Lenovo]], [[Asus]], [[Blackberry]],& sebagian ponsel cerdas [[Sony]].
Baris 95:
Pengaruh dalam aspek budaya, tentunya perubahan ini memiliki beberapa dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif dari perkembangan teknologi ini adalah mudahnya penyebaran informasi dari sisi mengenal hal positif dari budaya lain seperti kebiasaan orang Indonesia yang sering mengulur-ngulur waktu, dengan perkembangan teknologi komunikasi dapat belajar dari Negara-negara maju tentang bagaimana menghargai waktu dan disiplin yang nantinya dapat diterapkan pada budaya masyarakat Indonesia sehingga dapat memajukan bangsa Indonesia.
 
Selain dampak positif, perkembangan teknologi komunikasi juga dapat memiliki dampak negatif dari aspek budaya. Dampak negatif itu adalah kurangnya minat masyarakat terhadap budaya sendiri, contohnya seperti masayarakat Indonesia sekarang yang lebih bangga berbicara menggunakan bahasa asing ketimbang menggunakan bahasa Indonesia yang sebenarnya adalah salah satu identitas bangsa. Tak sedikit juga kalangan masyarakat remaja yang lebih senang belajar budaya asing seperti jenis tarian break-dance , sufle dance, dan jenis tarian asing lainnya daripada tarian tradisional seperti tari kecak dan lain-lain. Hal ini disebabkan sangat mudahnya berbagai informasi yang didapatkan melalui media internet.
 
Pengaruh perubahan teknologi komunikasi itu juga berdampak pada kehidupan sosial masyarakat. Dampak positif yang dapat dirasakan dari perkembangan teknologi komunikasi ini adalah kemudahan masyrarakat dalam berkomunikasi dengan keraba yang jaraknya sangat jauh sekalipun. Dengan adanya teknologi jaringan membuat kita dapat mengakrabkan diri kembali dengan teman-teman lama, dan juga sanak saudara lainnya. Dengan adanya kemudahan ini tidak perlu menunggu waktu yang lama untuk dapat berkomunikasi serta bertukar kabar atau kejadian apa saja yang sedang dialami oleh saudara atau teman kita yang jauh seperti dahulu, karena berkomunikasi jarak jauh masih sangat terbatas dengan menggunakan surat. Tetapi kini dengan menggunakan smartphone yang di isi dengan aplikasi chat, email, telepon, dan media sosial kita dapat bertukar informasi dalam hitungan detik. Selain itu dampak positif lainnya adalah masyrakat akan lebih mudah menyebarkan kebaikan antar umat manusia, misalnya saja terdapat sebuah bencana alam pada suatu daerah tertentu maka orang yang sedang dekat dengan lokasi dapat mengabarkan atau menyebarkan informasi bahwa sedang terjadi musibah bencana alam di lokasi orang itu sedang berada. Dengan demikian apabila ada sebuah organisasi atau orang tertentu yang ingin mengadakan penggalangan dana untuk membantu beban korban-korban bencana alam melalui media ini seseorang atau organisasi tersebut akan dengan mudah menyebarkan informasinya yang nantinya akan mempermudah untuk melakukan pengumpulan donasi kepada orang yang membutuhkan tersebut. Seperti kita ketahui sekarang jaringan [[internet]] sudah begitu luas bahkan tidak hanya di daerah perkotaan saja tetapi juga di pedesaan.